Syahid Pertama Palestina di Bulan Ramadan dan Peringatan Meletusnya Perang
Di hari pertama bulan suci Ramadan, seorang pemuda palestina gugur di barat laut Tepi Barat akibat tembakan militer rezim Zionis Israel.
Militer dan pemukim Zionis setiap hari dan dengan berbagai alasan membantai, melukai atau menangkap warga Palestina. Berbagai sumber Palestina mengumumkan, militer Zionis menembak seorang pemuda Palestina di desa Izbat Shufa, di timur Tulkarem, barat laut Tepi Barat. Pemuda Palestina ini gugur syahid setelah ditembak di kepala. Radio Militer Israel dalam laporannya seraya mengisyaratkan gugurnya pemuda Palestina ini mengonfirmasikan bahwa dua warga Palestina lainnya ditangkap dalam sebuah operasi militer.
Poin penting di sini adalah setiap memasuki bulan suci Ramadan, kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina pasti meningkat. Di bulan suci Ramadan, langkah keamanan dan pembatasan di berbagai wilayah Tepi Barat diperketat, dan polisi rezim Zionis dalam kondisi siaga. Di bulan suci Ramadan tahun 1442 H, ada alasan banyak bagi kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina.
Perdana Menteri rezim Zionis, Benjamin Netanyahu sejak Desember lalu naik ke tampuk kekuasaan, dan pada Januari 2023 membentuk kabinetnya. Kabinet baru Netanyahu mendapat tekanan keras baik di dalam maupun di kawasan mengingat pendekatan ekstrim dan rasisnya. Setiap pekan digelar aksi demo puluhan ribu orang di berbagai wilayan Palestina pendudukan menentang kabinet Netanyahu, dan aksi ini berujung pada bentrokan antara aparat keamanan dan demonstran. Sekaitan dengan ini, bukan hanya prediksi mengenai keruntuhan dini kabinet Netanyahu yang marak, bahkan peringatan terkait tumbangnya rezim ini dari dalam juga meningkat drastis.
Netanyahu tengah mencari jalan keluar dari situasi ini. Oleh karena itu, tidak hanya penyerangan ke Suriah yang dilakukan beberapa kali dalam sebulan terakhir, ketegangan dengan Palestina juga meningkat. Para ahli menilai bahwa Netanyahu berusaha untuk menciptakan konflik dan ketegangan militer untuk melarikan diri dari perang saudara antara Zionis dan mengendalikan situasi dengan mengambil tindakan seperti menyerang bagian Suriah dan meningkatkan ketegangan dengan Palestina.
Konflik ini bisa terjadi pada bulan suci Ramadan, karena umat Islam Palestina pergi ke Masjid Al-Aqsa untuk beribadah saat berpuasa di bulan suci ini. Menyusul peningkatan konflik internal di wilayah pendudukan serta konflik dengan Palestina dalam tiga bulan terakhir, ketika sekitar 100 warga Palestina gugur, otoritas Palestina memperingatkan tentang kemungkinan konflik antara rezim Zionis dan Palestina, dan bahkan kemungkinan perang di bulan suci Ramadan.
Anggota senior Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya Ahad sore dalam wawancaranya dengan Televisi Aljazeera mengatakan, mengingat perilaku penjajah termasuk ekstrimis, pemukim Zionis dan teroris kabinet Netanyahu, kondisi untuk konflik potensial antara Palestina dan Israel terbuka.
Marwan Issa, wakil Mohammad Deif, komandan sayap militer Hamas menjelang tibanya bulan suci Ramadan merilis statemen yang menyebutkan, dalam beberapa hari mendatang kita akan menyaksikan banyak peristiwa, Jalur Gaza tidak akan diam.
Sejumlah pengamat Zionis juga memperingatkan bahwa puncak ketegangan ini bisa terjadi di bulan Ramadan, seperti dua tahun lalu, di bulan Ramadan, operasi Saif al-Quds dilancarkan. (MF)