Qatar Dukung Penyelesaian Internal Krisis Kepresidenan Lebanon
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan krisis kepresidenan Lebanon harus diselesaikan oleh negara ini.
Kekosongan jabatan Presiden Lebanon yang terus berlanjut di bawah bayang-bayang desakan partai politik dan arus oposisi dan kandidat mereka telah membawa masalah pemilihan presiden baru negara ini tidak menentu.
Dalam hal ini, pertemuan segi lima diadakan pada hari Senin (17/7/2023) di Doha, Qatar, dengan partisipasi perwakilan dari Amerika Serikat, Prancis, Qatar, Mesir, dan Arab Saudi mengenai krisis presiden Lebanon.
Menurut saluran berita Qatar, Al Jazeera, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Lolwah Al-Khater mengatakan, "Kami mengharapkan pertemuan segi lima tentang kelanjutan kekosongan presiden Lebanon untuk membantu menyelesaikan krisis di negeri ini,".
Meskipun mengadakan sesi kedua belas berturut-turut untuk memilih presiden, parlemen Lebanon belum bisa menunjuk pengganti mantan presiden Michel Aoun, yang masa jabatannya berakhir Oktober lalu.
Dalam pertemuan kedua belas, Suleiman Frangieh dan Azour tidak bisa mendapatkan suara yang diperlukan untuk meraih kursi presiden dalam persaingan yang ketat.
Menyusul kegagalan parlemen Lebanon untuk memilih presiden negara ini untuk kedua belas kalinya, duta besar Republik Islam Iran di Lebanon mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri kekosongan lembaga kepresidenan negara ini adalah dialog antara berbagai spektrum dan arus politik.(PH)