Hitungan Mundur Gencatan Senjata di Gaza dan Skenario Mendatang
(last modified Mon, 27 Nov 2023 04:41:32 GMT )
Nov 27, 2023 11:41 Asia/Jakarta

Bersamaan dengan hari ketiga gencatan senjata empat hari di Jalur Gaza, babak kedua pertukaran tawanan mengalami keterlambatan karena sabotase Israel.

Pertukaran tawanan yang terlambat ini akhirnya dilakukan pada Minggu dini hari. Dalam pertukaran tersebut, 39 tawanan Palestina ditukar dengan pembebasan 13 tawanan Israel di hari kedua pertukaran tawanan.

Pertukaran tawanan ini dibarengi dengan sabotase Zionis terkait masuknya truk pengangkut bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang sempat tertunda namun akhirnya berakhir pada Minggu pagi akibat tekanan muqawama dan tawar-menawar pihak penengah seperti Qatar dikatakan telah mengirim delegasi ke Tel Aviv.

Babak pertama pertukaran tawanan sebanyak 42 tahanan Palestina ditukar dengan pembebasan 14 tawanan Israel.

Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan pendudukan Zionis mencegah segala jenis perayaan pembebasan dan pengembalian tahanan Palestina dari penjara rezim Zionis. Penjajah bahkan tidak mengizinkan jurnalis meliput upacara penyambutan tahanan Palestina.

Kejahatan Israel di Gaza

Gencatan senjata selama empat hari antara rezim Zionis dan gerakan perlawanan Hamas di Jalur Gaza berlaku efektif sejak pukul 07.00 Jumat (waktu setempat).

Setelah 47 hari berlalu sejak dimulainya operasi "Badai Al-Aqsa" oleh gerakan perlawanan Islam Hamas melawan rezim Zionis dan kekalahan tentara pendudukan dalam serangan darat di Jalur Gaza, kabinet rezim Israel, Rabu pagi lalu, menyetujui gencatan senjata dengan mediasi pemerintah Qatar dan Mesir.

Muqawama Palestina, sebagai tanggapan terhadap lebih dari tujuh dekade pendudukan dan agresi rezim Zionis terhadap rakyat Gaza dan wilayah lain di wilayah pendudukan, memulai operasi badai Al-Aqsa terhadap rezim ini pada tanggal 7 Oktober. Sehari kemudian, rezim Zionis, seperti biasa, merespons operasi para pejuang perlawanan dengan membantai warga sipil dan membombardir secara brutal wilayah pemukiman Gaza dan mengklaim akan terus melanjutkan operasi di Gaza hingga para tahanan benar-benar dibebaskan. Akhirnya, Jumat lalu, rezim ini menerima kegagalan dalam operasinya untuk membebaskan para tawanan dan menyerah pada syarat-syarat muqawama.

Penjajah Zionis yang akhir-akhir ini merasa sangat kalah karena terpaksa menerima gencatan senjata dengan syarat muqawama, berusaha menyerang berbagai wilayah Tepi Barat, selain menebar ketakutan dan teror di kalangan penduduk wilayah tersebut, dan menangkap sejumlah besar pemuda Palestina tanpa alasan, untuk memberikan kompensasi kepada tahanan Palestina yang dibebaskan berdasarkan perjanjian dengan gerakan Hamas.

Media-media Palestina memberitakan bahwa penjajah Zionis melepaskan tahanan Palestina dalam rangka kesepakatan dengan gerakan Hamas, sementara di sisi lain mereka menangkap warga Palestina di Tepi Barat tanpa alasan.

Selain berusaha menutupi kekalahan Tel Aviv melawan kekuatan muqawama dan menyetujui gencatan senjata serta membebaskan tahanan Palestina, aksi anasir penjajah ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah jumlah warga Palestina yang berada di penjara rezim Zionis .

Dalam penyerangan di daerah al-Zahra di sekitar kamp Jenin, beberapa pemuda Palestina ditangkap. Tentara Zionis juga menyerang kota Tulkarem yang terletak di barat laut Tepi Barat. Buldoser tentara rezim ini juga menghancurkan jalan dekat Masjid Tawalbeh di kota Jenin.

Daerah al-Shareit yang terletak di kota al-Bireh pun tak luput dari serangan rezim Zionis. Sumber medis mengumumkan bahwa seorang warga Palestina terluka parah akibat penembakan yang dilakukan penjajah Zionis di wilayah Yatma, yang terletak di selatan Nablus.

Media Palestina melaporkan pada Minggu pagi bahwa 4 orang gugur setelah serangan pagi hari pasukan Zionis di kota Jenin dan pengepungan Rumah Sakit Shahid Khalil Suleiman dan Rumah Sakit Ibnu Sina.

Pada saat yang sama, meskipun ada perjanjian gencatan senjata dan menyetujui persyaratan muqawama Palestina dan meninggalkan zona udara Gaza oleh pembom Israel, rezim Zionis telah beralih ke cara-cara rahasia dan tersembunyi lainnya untuk mengumpulkan informasi keamanan dan bersiap menghadapi fase baru konflik.

Tentara pendudukan tidak menganggap gencatan senjata sementara selama empat hari sebagai akhir perang, dan oleh karena itu telah mengatur formasi militer pasukannya sedemikian rupa sehingga dapat melanjutkan perang setelah gencatan senjata.

Di sisi lain, Hamas memanfaatkan gencatan senjata untuk mempersiapkan fase baru perang yang akan berlangsung berbulan-bulan.

Berbeda dengan skenario ini, juga diperkirakan bahwa setelah berakhirnya gencatan senjata sementara, dengan mediasi pihak internasional, atmosfer akan bergerak ke arah perpanjangan dan pembentukan gencatan senjata permanen. (MF)