Media Rezim Zionis Gagal Merusak Perundingan Tak Langsung Iran & AS
(last modified Sun, 20 Apr 2025 13:04:39 GMT )
Apr 20, 2025 20:04 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran Sayid Abbas Araghchi
    Menlu Iran Sayid Abbas Araghchi

Pars Today – Seiring keberhasilan Iran, dalam memaksakan garis merah terhadap Amerika Serikat, peliputan berita yang tendensius atas perundingan tak langsung oleh media Rezim Zionis, kembali gagal.

Iran dan AS, kembali ke meja perundingan, bertahun-tahun setelah JCPOA, dan setelah sikap permusuhan Presiden Donald Trump, dengan menarik diri dari kesepakatan itu.
 
Perundingan tidak langsung Iran dan AS putaran kedua yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi, dan Utusan khusus Gedung Putih untuk Asia Barat, Steve Witkoff, digelar di Roma, Italia, kemarin, Sabtu (19/4/2025).
 
Kedua delegasi dalam perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Menlu Oman, tersebut menganggap perundingan konstruktif dan positif, dan minggu depan akan melanjutkan perundingan tak langsung mereka di Oman.
 
Keberhasilan nyata Iran, dalam perundingan tidak langsung Iran dan AS, terbaru dicapai setelah sebelumnya beberapa hari menjelang perundingan, banyak laporan yang menyebutkan posisi lemah Iran, dalam perundingan, disebarkan oleh media-media Zionis.
 
Akan tetapi dalam dua putaran perundingan kita menyaksikan perundingan dilaksanakan secara tidak langsung sebagaimana disampaikan Menlu Iran, dan pejabat Iran lainnya, dan setelah dialog berakhir, dalam rangka mematuhi tata krama diplomasi, kedua delegasi bertemu singkat.
 
Di sisi lain, bahkan sebelum perundingan, sudah jelas bahwa Washington atas permintaan Tehran, menerima Oman sebagai mediator dua negara, dan Uni Emirat Arab, UEA, yang merupakan pilihan AS, ditolak oleh Iran.
 
Sekali lagi syarat Iran, dipenuhi yaitu perundingan yang adil di atmosfer yang saling menghormati tanpa statemen ancaman apa pun, dan sesuai dengan laporan yang dirilis media-media dunia dan dalam negeri, selain atmosfer penuh penghormatan dalam perundingan, dalam draf yang diserahkan Steve Witkoff kepada Abbas Araghchi, tidak ada pernyataan terkait penutupan fasilitas nuklir Iran atau ancaman terhadap Tehran, sama sekali.
 
Namun berbeda dengan laporan media-media dunia, media Rezim Zionis, termasuk yang berbahasa Farsi, yang satu-satunya tujuan mereka adalah melemahkan Iran, menuduh posisi Tehran, dalam perundingan lemah, dan menyerah pada syarat-syarat Washington.
 
Bersamaan dengan dimulainya perundingan, dan rilis sejumlah banyak laporan terkait keberhasilan upaya diplomatik kedua delegasi dalam putaran perundingan tidak langsung kali ini, kita menyaksikan media-media pro-Israel, berusaha merusak citra Iran.
 
Pada akhirnya seluruh laporan yang dirilis oleh media-media Israel, dibantah oleh Iran dan AS, dan kedua pihak mengumumkan, perundingan yang telah dilakukan berhasil, dan akan dilanjutkan minggu depan.
 
Metode Iran, dalam bersandar pada nilai-nilai, dan hak bangsa Iran, sejauh ini berhasil meski Rezim Zionis, berusaha keras merusaknya, dan media-media dunia menilai perundingan tak langsung ini sebagai sebuah kemenangan diplomasi bagi Iran.
 
Stasiun televisi Al Jazeera, terkait perundingan tidak langsung Iran dan AS putaran pertama mengatakan, apa yang terjadi di Oman, adalah “kemenangan sangat besar” bagi diplomasi Iran, dan infiltrasi di salah satu kasus paling rumit di kawasan Asia Barat.
 
“Setiap peristiwa yang terjadi dalam perundingan, dengan memperhatikan keberhasilan Iran, dalam memaksakan garis merahnya ke AS, dan kemenangan diplomasi dalam perundingan ini, menyebabkan metode peliputan tendensius dan bias oleh media-media Israel, tidak akan membuahkan apa pun selain aib bagi mereka sendiri,” pungkas TV Al Jazeera. (HS)