Operasi Batu Daud, Stretegi MIliter Baru Al-Qassam Lawan Israel
(last modified Tue, 10 Jun 2025 05:38:23 GMT )
Jun 10, 2025 12:38 Asia/Jakarta
  • Operasi Batu Daud, Stretegi MIliter Baru Al-Qassam Lawan Israel

Seorang pakar militer dan keamanan Arab menilai operasi perlawanan Palestina, khususnya Brigade Ezzeddine Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas melawan militer Zionis di Jalur Gaza menunjukkan pergeseran strategis di medan perang.

Tehran, Pars Today, Rami Abu Zubaida, pakar urusan militer dan keamanan Arab hari Senin (9/6/2025) mengatakan,"Penyergapan yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam dengan nama "Batu Daud" dianggap sebagai perkembangan strategis dalam kinerja perlawanan Palestina di lapangan dan membuktikan bahwa mereka memegang inisiatif dalam perang melawan penjajah."

"Apa yang terjadi di Khan Yunus, Jabalia dan Al-Shuja'iya di Jalur Gaza terhadap tentara Zionis bukan sekadar ledakan bom dalam perjalanan mereka, tetapi operasi kompleks dan kombinasi intelijen dan pemboman yang terencana serta memancing tentara Israel untuk masuk jebakan penyergapan, yang dilakukan berdasarkan investigasi lapangan yang mendalam dan informasi yang akurat," kata Abu Zubaida.

"Kerugian manusia yang diderita oleh pasukan khusus tentara pendudukan, khususnya brigade Givati dan brigade Komando ke-98, menyebabkan gempa di tubuh lembaga keamanan rezim ini, terutama setelah laporan tentang kesiapan pasukan darat yang lemah dan kegagalan tank dan senjata musuh," tegasnya.

Abu Zubaydah menambahkan,"Penamaan operasi dengan nama "Batu Daud" sebagai respons terhadap operasi pendudukan yang dikenal sebagai Kereta Perang Gideon bukanlah suatu kebetulan, tetapi Daud dipandang di kalangan Muslim dan Yahudi sebagai pemuda yang mengalahkan tiran Goliath. Ini menunjukkan kekuatan kemauan, keyakinan, dan taktik meskipun sumber daya yang tersedia kecil melawan musuh yang bersenjata lengkap dan telah dihancurkan oleh perlawanan."

Pakar tersebut menekankan, "Operasi ini merupakan titik balik dalam keseimbangan taktik perang di Gaza".

Ia menegaskan bahwa Brigade Al-Qassam masih memiliki kemampuan teknik dan logistik meskipun pengepungan dan pemboman yang menghancurkan. Penyergapan yang dilakukan memerlukan pemantauan intelijen yang tepat dan analisis pergerakan pasukan Israel.

Hal ini menunjukkan bahwa perlawanan memiliki struktur organisasi yang fleksibel yang mampu mengelola jebakan, pengintaian, mundur, dan dukungan tembakan secara bersamaan.

Abu Zubaida mengungkapkan, "Penyergapan ini merampas inisiatif musuh dan mengubah prajuritnya menjadi target bergerak di lapangan, yang menunjukkan betapa rapuhnya konsep dominasi yang dibanggakan oleh penjajah."(PH)