Lebih dari Dua Dekade Krisis Kemanusiaan & Ekonomi di Afghanistan
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i176876-lebih_dari_dua_dekade_krisis_kemanusiaan_ekonomi_di_afghanistan
Pars Today – Lebih dari dua dekade sejak peristiwa 11 September 2001, Afghanistan, masih didera krisis kemanusiaan dan ekonomi.
(last modified 2025-09-12T16:48:41+00:00 )
Sep 12, 2025 22:41 Asia/Jakarta
  • Lebih dari Dua Dekade Krisis Kemanusiaan & Ekonomi di Afghanistan

Pars Today – Lebih dari dua dekade sejak peristiwa 11 September 2001, Afghanistan, masih didera krisis kemanusiaan dan ekonomi.

Sanksi-sanksi Barat, dan pembatasan-pembatasan setelah berkuasanya kembali Taliban pada tahun 2021, telah mengancam kehidupan jutaan warga Afghanistan, dan membuat masa depan negara ini suram.
 
Meskipun dalih intervensi militer Amerika Serikat di Afghanistan adalah memerangi terorisme, namun sampai sekarang negara itu masih dilanda ketidakamanan, kemiskinan, dan keruntuhan infrastruktur.
 
Salah satu sisi yang jarang dilihat dan luput dari perhatian adalah dampak sanksi AS terhadap kehidupan sehari-hari rakyat Afghanistan.
 
Berdasarkan laporan UNICEF, lebih dari setengah penduduk Afghanistan, membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan 12 juta orang dari mereka adalah anak-anak.
 
Malnutrisi akut di antara anak-anak Afghanistan, terutama yang berusia di bawah lima tahun terus mengalami peningkatan.
 
Hanya sebagian penduduk Afghanistan yang punya akses ke pelayanan kesehatan terbatas, sementara sistem kesehatan sangat tidak efektif.
 
Gempa bumi berkekuatan 6 skala Richter, pada Agustus 2025 di timur Afghanistan, telah memperburuk krisis. Ribuan rumah rusak, dan lebih dari setengah juta orang terdampak, di saat yang sama 92 persen penduduk yang terdampak tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.
 
Dari sisi ekonomi, laporan Bank Dunia menunjukkan Produk Domestik Bruto, PDB, sejak 2021 sampai sekarang menurun 27 persen.
 
Hanya 40 persen penduduk Afghanistan yang mendapatkan aliran listrik, dan angka pengangguran terus mengalami peningkatan.
 
Sanksi-sanksi internasional, pembekuan aset, dan pembatasan-pembatasan perdagangan telah melumpuhkan pelayanan publik, dan menyebabkan jutaan orang menderita kelangkaan pangan, obat-obatan dan pendidikan.
 
Taliban sebagai pemerintah berkuasa Afghanistan, bertanggung jawab atas keamanan dan pembangunan negara, tapi pembatasan-pembatasan ketat terhadap perempuan, pelanggaran hak minoritas, dan berlanjutnya aktivitas kelompok-kelompok ekstrem, telah menyebabkan tekanan Barat berlanjut.
 
Penyelesaian krisis Afghanistan, hanya bisa dilakukan dengan kerja sama Taliban, masyarakat internasional, dan organisasi-organisasi kemanusiaan yang berporos pada dukungan-dukungan kemanusiaan. (HS)