7 Oktober: Palestina Menjadi Kompas Revolusi Global
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i178406-7_oktober_palestina_menjadi_kompas_revolusi_global
Penulis dan pemikir Lebanon, Imad al-Hatibah, menegaskan bahwa operasi 7 Oktober yang dilakukan oleh pasukan perlawanan bukan sekadar operasi militer atau aksi lapangan, tetapi titik balik historis dalam kesadaran bangsa-bangsa tertindas dan dalam perjuangan melawan sistem kolonialisme global.
(last modified 2025-10-16T05:37:10+00:00 )
Okt 16, 2025 12:29 Asia/Jakarta
  • 7 Oktober: Palestina Menjadi Kompas Revolusi Global

Penulis dan pemikir Lebanon, Imad al-Hatibah, menegaskan bahwa operasi 7 Oktober yang dilakukan oleh pasukan perlawanan bukan sekadar operasi militer atau aksi lapangan, tetapi titik balik historis dalam kesadaran bangsa-bangsa tertindas dan dalam perjuangan melawan sistem kolonialisme global.

Al-Hatibah dalam artikelnya berjudul “7 Oktober dan Globalisasi Revolusi” yang diterbitkan oleh situs berita Al Mayadeen, al-Hatibah menulis bahwa memahami peristiwa hari itu secara benar hanya mungkin dilakukan dalam konteks pertarungan global antara bangsa-bangsa tertindas dan kolonialisme imperialistik.

Menurut laporan Pars Today, al-Hatibah memperingatkan agar tahap pembebasan nasional tidak direduksi menjadi isu individual atau sektarian yang terpisah dari perjuangan global melawan para penjahat kolonial. Ia menegaskan bahwa hubungan antara penjajah dan bangsa-bangsa tertindas bersifat kontradiktif dan abadi, dan bahwa ini adalah kontradiksi utama yang jika dipahami dengan benar, akan memungkinkan penyelesaian cepat atas kontradiksi-kontradiksi lainnya.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa perjuangan rakyat Palestina yang telah berlangsung lebih dari 80 tahun telah menghasilkan akumulasi besar pengalaman dan kesadaran, terutama dalam dua bidang: perlawanan di lapangan dan pemahaman teoritis atas hakikat konflik. Dari sudut pandang ini, momen 7 Oktober 2023 merupakan puncak kesadaran itu — saat pertempuran terbatas di perbatasan berubah menjadi pemberontakan rakyat yang meluas, bukan hanya oleh kelompok tertentu, tetapi lahir dari hati rakyat Palestina sendiri.

Kesadaran Rakyat: Percikan Nyata dari “Badai al-Aqsa”

Al-Hatibah menolak narasi kolonial Barat yang menggambarkan peristiwa 7 Oktober sebagai “aksi teroris” oleh kelompok seperti Hamas atau Jihad Islam. Ia menulis bahwa narasi tersebut digunakan untuk mendiskreditkan perlawanan dan membenarkan genosida. Menurutnya, lembaga-lembaga kolonial menciptakan narasi mereka sendiri dan sebagian kalangan intelektual pun terjebak di dalamnya. Namun, yang berdiri teguh di tanah airnya, menolak pengusiran, dan mempertahankan tanahnya adalah rakyat Palestina sendiri.

Dari sudut pandang al-Hatibah, kesadaran rakyat inilah yang melahirkan momen “Badai al-Aqsa”, dan kesadaran yang sama pula yang membuat rakyat Palestina mampu bertahan menghadapi respons brutal rezim Zionis. Ia menegaskan bahwa 7 Oktober bukanlah peristiwa sementara atau sekadar operasi militer, melainkan sebuah revolusi sejati, di mana rakyat Palestina menyatakan kesadaran kolektif mereka atas tahap pembebasan nasional.

Al-Hatibah menulis: “Apa yang terjadi di Gaza merupakan bagian dari konteks global; peristiwa ini bukan semata-mata Palestina, melainkan satu mata rantai dalam rangkaian pertarungan antara imperialisme global dan kekuatan-kekuatan pembebasan.”

Respons Zionis: Implementasi Rencana Kolonial

Menurut al-Hatibah, reaksi “Israel” terhadap operasi 7 Oktober bukanlah respons spontan, melainkan bagian dari rencana kolonial yang telah disusun selama bertahun-tahun. Ia menulis bahwa 7 Oktober bukanlah keputusan individu atau organisasi, melainkan konsekuensi alami dari kesadaran kolektif rakyat Palestina yang menyadari bahwa saat revolusi telah tiba.

Ia menambahkan: “Pada momen puncak itu, ledakan terjadi — karena kesadaran kolektif rakyat Palestina telah memahami bahwa hari ini adalah waktu yang tepat, dan besok sudah terlambat.”(PH)