Pohon Kesabaran Berbuah; Kisah Cinta dari Masa Tahanan hingga Pelaminan
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i178576-pohon_kesabaran_berbuah_kisah_cinta_dari_masa_tahanan_hingga_pelaminan
Akram Abu Bakar, warga Palestina yang dijatuhi hukuman tiga kali penjara seumur hidup, setelah bertahun-tahun ditahan akhirnya menikah kembali di Kairo dengan perempuan yang pernah ia ceraikan karena cinta — seorang wanita yang dengan kesabaran dan iman menantinya selama 23 tahun.
(last modified 2025-10-19T09:20:58+00:00 )
Okt 19, 2025 16:16 Asia/Jakarta
  • Pohon Kesabaran Berbuah; Kisah Cinta dari Masa Tahanan hingga Pelaminan

Akram Abu Bakar, warga Palestina yang dijatuhi hukuman tiga kali penjara seumur hidup, setelah bertahun-tahun ditahan akhirnya menikah kembali di Kairo dengan perempuan yang pernah ia ceraikan karena cinta — seorang wanita yang dengan kesabaran dan iman menantinya selama 23 tahun.

Akram Abu Bakar, yang baru-baru ini dibebaskan dalam kerangka kesepakatan pertukaran tahanan, mengadakan sebuah perayaan kecil di Kairo untuk menikah kembali dengan mantan istrinya — perempuan yang 23 tahun lalu ia ceraikan karena cinta.

Menurut laporan Pars Today yang mengutip kantor berita Fars, kisahnya bermula ketika Akram Abu Bakar, setelah ditangkap oleh pasukan pendudukan Zionis dan dijatuhi hukuman tiga kali penjara seumur hidup, memutuskan menceraikan istrinya agar perempuan itu tidak harus menghabiskan hidupnya menunggu kebebasannya.

Namun sang istri, dengan kesetiaan luar biasa, menolak melupakan suaminya dan bertekad menunggu hingga akhir hayatnya untuk hari kebebasan sang suami — sebuah keputusan yang akhirnya berujung pada pertemuan kembali mereka. Ia menjadi orang pertama yang, setelah mendengar nama Akram Abu Bakar tercantum dalam daftar tahanan yang dibebaskan, segera berangkat ke Kairo untuk menyambutnya pada saat pembebasan.

 

 

Akram Abu Bakar, warga kota Tulkarem, setelah bebas dari penjara rezim pendudukan, diasingkan ke Mesir. Pada usia 50 tahun, ia menemukan istri setianya menunggunya di Kairo dan tanpa ragu memutuskan untuk menikahinya kembali.

Pernikahan ini bertepatan dengan tahap pertama kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sekitar 250 tahanan Palestina dengan hukuman berat dari penjara-penjara Israel — membawa warna harapan dan kemenangan di tengah penderitaan panjang bangsa Palestina.(PH)