Dampak Tragis Penjualan Senjata ke Saudi dan Israel
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i23227-dampak_tragis_penjualan_senjata_ke_saudi_dan_israel
Duta Besar Iran untuk PBB, Gholam-Hossein Dehqani menilai penjualan senjata ke negara-negara di Timur Tengah dan langkah terus-menerus mempersenjatai Arab Saudi dan rezim Zionis Israel sebagai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Okt 15, 2016 17:08 Asia/Jakarta
  • Dampak Tragis Penjualan Senjata ke Saudi dan Israel

Duta Besar Iran untuk PBB, Gholam-Hossein Dehqani menilai penjualan senjata ke negara-negara di Timur Tengah dan langkah terus-menerus mempersenjatai Arab Saudi dan rezim Zionis Israel sebagai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Berbicara pada pertemuan tahunan Komite Keamanan Internasional Majelis Umum PBB untuk Perlucutan Senjata, Jumat (14/10/2016), Dehqani memperingatkan tentang dampak destabilisasi akibat masuknya terus-menerus dan ekspor senjata ke kawasan, terutama ke Saudi dan Israel.

"Kami sangat prihatin tentang dampak destabilisasi dari penjualan senjata secara besar-besaran kepada beberapa pihak di Timur Tengah, khususnya Saudi dan Israel," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa Arab Saudi dan Israel sama-sama terlibat dalam agresi dan pelanggaran terhadap negara-negara lain serta mengabaikan komitmennya terhadap hukum humaniter internasional.

Barat khususnya Amerika Serikat secara rutin mengekspor senjatanya ke negara-negara Arab di Teluk Persia, di mana mesin-mesin perang itu membidik stabilitas dan keamanan kawasan.

Nilai kontrak penjualan senjata antara Barat dan Saudi terus naik selama beberapa tahun terakhir. Penjualan ini tidak terhenti meskipun Riyadh mengambil langkah-langkah yang bertentangan dengan keamanan dan perdamaian regional.

Menurut laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), Saudi menempati posisi keempat negara pembeli senjata di dunia pada tahun 2015, sementara AS masih tetap menjadi pemasok nomor satu senjata ke Saudi.

Kebijakan konfrontatif Saudi membuka ruang untuk pengiriman senjata Barat ke kawasan dan kebijakan itu telah memicu kekacauan dan pembantaian warga sipil. Serangan udara koalisi pimpinan Saudi ke Yaman telah mengubah negara miskin itu sebagai ladang genosida dan kejahatan anti-kemanusiaan. Lebih dari 10 ribu warga Yaman termasuk perempuan dan anak-anak tewas dalam serangan Saudi dengan menggunakan senjata buatan AS dan Inggris.

Senjata buatan AS juga digunakan Saudi untuk menyerang sebuah upacara pemakaman di Sana'a pada tanggal 8 Oktober. Tindakan keji itu menewaskan lebih dari 144 orang dan melukai 524 lainnya. Kekejaman ini dan puluhan kasus lain yang melibatkan rezim Saudi selama serangan ke Yaman, merupakan pelanggaran nyata terhadap hak asasi manusia dan komitmen mereka di hadapan hukum humaniter internasional.

Kejahatan di Yaman akan berakhir jika negara-negara Barat menjalankan komitmennya terkait aturan internasional dan menghentikan penjualan senjata ke negara-negara, yang melancarkan agresi ke Yaman.

Tindakan rezim Saudi di Yaman sama persis seperti brutalitas Israel di tanah Palestina. Rezim Zionis juga sedang melakukan pembantaian di tanah pendudukan selama lebih dari enam dekade. AS merestui berlanjutnya pendudukan dan pembantaian warga Palestina dengan cara mengucurkan bantuan militer kepada Israel dan mendukung program senjata nuklir Zionis. (RM)