Pesan Asyura Rakyat Bahrain dan Perlawanan terhadap Rezim
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i45253-pesan_asyura_rakyat_bahrain_dan_perlawanan_terhadap_rezim
Ulama Bahrain dalam sebuah pernyataan mengapresiasi partisipasi luas rakyat negara ini dalam acara-acara duka untuk mengenang kesyahidan Imam Husein as, Cucu Rasulullah Saw dan pawai serta unjuk rasa anti-rezim Al Khalifa.
(last modified 2025-11-01T13:51:45+00:00 )
Okt 02, 2017 17:17 Asia/Jakarta

Ulama Bahrain dalam sebuah pernyataan mengapresiasi partisipasi luas rakyat negara ini dalam acara-acara duka untuk mengenang kesyahidan Imam Husein as, Cucu Rasulullah Saw dan pawai serta unjuk rasa anti-rezim Al Khalifa.

Dalam pernyataaan itu disebutkan, semua gerakan politik di Bahrain berada di jalur pencapaian reformasi, keadilan, martabat dan tuntutan terhadap hak-hak yang sah, di mana langkah ini dalam konteks prinsip-prinsip Islam.

Rakyat Bahrain menggelar pawai dan unjuk rasa anti-rezim Al Khalifa pada Minggu, 1 Oktober 2017. Aksi ini digelar setelah mereka menunaikan shalat Zuhur di Hari Asyura (10 Muharram) untuk mengecam kediktatoran rezim dan mendukung Sheikh Isa Qassim, ulama besar Bahrain yang dalam status tahanan rumah.

Aparat keamanan Bahrain berusaha membubarkan unjuk rasa di distrik al-Diraz dengan menembakkan gas air mata ke arah para demonstran. Mereka juga menembaki para pemuda Bahrain dengan peluru karet.

Meskipun rezim Al Khalifa memberlakukan berbagai pembatasan ketat, namun rakyat Bahrain di berbagai wilayah negara ini tetap menyelenggarakan acara Tasu'a dan Asyura Huseini as di masjid-masjid dan Huseiniyah.

Slogan rakyat Bahrain terkait Muharram dan Asyura pada tahun ini adalah "Asyura, Stabilitas dan Resistensi." Slogan ini membawa pesan bahwa rakyat Bahrain –dengan mengikuti budaya Asyura– akan melanjutkan perlawanan mereka terhadap tindakan represif dan penindasan yang dilakukan oleh rezim Al Khalifa.

Rezim Al Khalifa adalah rezim tirani dan otoriter serta tindakannya didasarkan pada perilaku kesukuan, dimana rezim ini telah melanggar semua hak rakyat Bahrain. Rezim sekutu Barat ini juga telah membatasi berbagai aktivitas keislaman rakyat Bahrain dan menodai kesucian Islam dan simbol-simbol agama dan mazhab.

Tindakan tersebut tentunya telah "memprovokasi" opini publik Bahrain. Selain itu, rakyat negara ini juga tidak bisa mentolerir penghinaan terhadap slogan dan simbol agama dan mazhab. Tindakan sektarianisme dan kebijakan anti-Syiah dilakukan rezim ketika warga Syiah di Bahrain merupakan mayoritas penduduk di negara ini.

Abbas Abu Safwan, seorang analis politik Bahrain mengatakan, pelarangan rezim Al Khalifa terhadap penyelenggaraan Asyura Huseini as di Bahrain adalah bentuk tirani kedaulatan dan kebijakan ini diambil dalam kerangka memukul persatuan nasional di negara ini.

Abu Safwan juga menyinggung justifikasi rezim Al Khalifa dalam menyerang simbol-simbol Asyura di Bahrain. Ia menuturkan, kebijakan rezim Al Khalifa tidak pernah meyakinkan dan tidak ada seorangpun yang mempercayai klaim para pejabat Manama, sebab, konstitusi Bahrain mendukung penyelenggaraan Asyura.

Transformasi Bahrain dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa kekhawatiran utama rezim Al Khalifa adalah keinginan dan keyakinan keagamaan rakyat Bahrain yang menjadi dukungan intelektual mereka untuk bangkit melawan despotisme.

Rezim Al Khalifa menganggap ajaran-ajaran asli dan otentik Islam terutama ajaran Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw –yang menuntut keadilan dan kebebasan dan melawan segala bentuk penindasan– sebagai penghalang atas kelanjutan kediktatorannya di Bahrain.

Yang pasti, kebijakan-kebijkan represif rezim Al Khlaifa secara jelas bertentangan dengan kebebasan berpendapat dan keyakinan rakyat Bahrain. Perilaku ini menyebabkan meningkatnya kebencian rakyat Bahrain dan opini publik negara ini kepada rezim penguasa. Selain itu, juga akan mendorong munculnya gelombang baru protes terhadap rezim Al Khalifa.

Sejak 14 Februari 2011, rakyat Bahrain bangkit melawan kediktatoran rezim Al Khalifa. Mereka berunjuk rasa damai untuk menuntut kebebasan, keadilan, penghapusan diskriminasi dan berdirinya pemerintahan pilihan rakyat.

Namun, tuntutan damai rakyat Bahrain itu disambut dengan kekerasan oleh rezim Al Khalifa. Dengan bantuan pasukan Arab Saudi, rezim ini menumpas para aktivis dan revolusioner Bahrain serta memenjarakan mereka.

Ulama Bahrain yang memiliki peran besar dalam memimpin kebangkitan rakyat juga menjadi target penindasan rezim Al Khalifa. Banyak ulama Bahrain termasuk Sheikh Isa Qassim menjadi korban kebijakan represif dan kekerasan rezim ini. (RA)