Pengguna X di Iran: Status Nuklir Amerika Tunjukkan Cara Washington Mengintimidasi
Pengguna media sosial Iran di platform X menilai keputusan Amerika Serikat untuk melanjutkan kembali uji coba nuklir sebagai ancaman besar terhadap dunia.
Tehran, Parstoday- Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, menyatakan bahwa negaranya akan kembali melakukan uji coba nuklir.
Sementara itu, Seyed Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran, menulis di akun X-nya:“Tidak ada keraguan bahwa Amerika Serikat adalah faktor paling berbahaya dalam penyebaran senjata nuklir di dunia.”
Ia menegaskan, “Pengumuman dimulainya kembali uji coba nuklir merupakan langkah mundur yang tidak bertanggung jawab dan menjadi ancaman serius bagi perdamaian serta keamanan internasional.”
Araghchi menambahkan, “Dunia harus bersatu mengecam Amerika Serikat dan menuntut tanggung jawab atas upaya menormalisasi penyebaran senjata mematikan semacam itu.”
Menurut laporan Pars Today, pengguna X juga menanggapi keras tindakan tersebut.
Seorang pengguna bernama Zarrin menulis:“Amerika menyerang fasilitas nuklir damai Iran, lalu dengan standar apa mereka menganggap diri mereka layak memiliki senjata nuklir sementara kami tidak?”
Pengguna lain, Nika, menulis:“Uji coba nuklir Amerika mengirim pesan kepada dunia bahwa AS sedang bergerak menuju jalur berbahaya yang mengancam seluruh umat manusia.”
Komail, pengguna Iran lainnya, mengkritik standar ganda kebijakan Washington dengan menulis:“Ketika Amerika Serikat melakukan uji coba nuklir, Washington menyebutnya sebagai upaya menjaga keamanan global; namun program nuklir damai Iran justru dianggap ancaman bagi perdamaian! Sampai kapan kemunafikan ini?”
Ahmad Naderi juga berpendapat bahwa tindakan Amerika, sebagai ancaman terbesar penyebaran senjata nuklir dan satu-satunya negara yang pernah menggunakan bom atom, semakin membuktikan doktrin pertahanan Republik Islam Iran yang menekankan pentingnya ketidakpercayaan terhadap komitmen Barat serta perlunya kekuatan penangkal yang mutlak. Dunia, katanya, tidak boleh berharap Iran hanya menjadi penonton di tengah ketidakstabilan strategis ini.
Ashkan Pirzadeh, pengguna Iran lainnya, menulis:“Kekuatan nuklir Amerika adalah jaminan bagi sikap ‘bengisnya’ dalam sistem internasional, demi melindungi kepentingannya sendiri dan mengancam pihak lain kapan pun ia mau. Perubahan doktrin pertahanan Iran berdasarkan ancaman global menjadi keharusan tak terelakkan demi menjaga kepentingan nasional dalam menghadapi para ‘penggertak’ internasional.”
Zahra Shamsaei dalam unggahannya menyebut Amerika sebagai “ancaman terbesar bagi perdamaian dunia” dan menggambarkan kembalinya negara itu ke uji coba nuklir sebagai “kembali ke barbarisme.”
Houman Nozari juga menilai perintah Trump untuk melanjutkan uji coba nuklir sebagai bukti nyata ketidakpedulian Washington terhadap kewajiban internasionalnya. Ia menulis:“PBB sejauh ini belum mampu mengambil tindakan efektif untuk memaksa pemilik gudang senjata nuklir terbesar di dunia itu mematuhi hukum internasional.”
Narges Shams, pengguna lain, menambahkan:“Trump mengatakan Iran tidak berhak menggunakan teknologi nuklir, tetapi ketika kepentingan Amerika yang dipertaruhkan, energi nuklir tiba-tiba menjadi sumber energi yang baik, aman, dan luar biasa untuk masa depan.”(PH)