Apakah Pasukan Lebanon Siap Berperang dengan Rezim Zionis?
Okt 31, 2025 20:53 Asia/Jakarta
		- 
					  pasukan Lebanon 
Pars Today – Menanggapi gugurnya salah seorang pegawai kantor Wali Kota Blida, akibat serangan militer Israel, Presiden Lebanon, melakukan langkah luar biasa dengan memerintahkan pasukan bersiap melawan setiap infiltrasi Israel.
Akibat serangan terbaru Israel ke selatan Lebanon, dan gugurnya seorang karyawan Wali Kota Blida, Presiden Lebanon, Joseph Aoun, mengeluarkan perintah kepada Militer untuk melawan infiltrasi Israel di Lebanon Selatan, setelah Israel selama berbulan-bulan melanggar gencatan senjata.
Situs berita Arabi21 menerbitkan catatan yang mengulas urgensitas perintah Presiden Lebanon, dan tingkat kemampuan Angkatan Bersenjata negara ini untuk menghadapi pasukan Rezim Zionis.
Mengapa Perintah Ini Penting?
Dalam beberapa dekade terakhir, Angkatan Bersenjata Lebanon, belum pernah terlibat konfrontasi langsung dengan Israel, dan sebagian besar konfrontasi dengan Israel, dilakukan oleh Hizbullah dan pasukan perlawanan. Pasukan Lebanon, dianggap tidak setara dengan pasukan Israel, baik dari sisi persenjataan maupun dari sisi kesiapan militer. Saat ini pasukan Lebanon, tidak punya infrastruktur yang cukup untuk terjun ke dalam sebuah perang total.
Bagaimana Serangan Terbaru Israel ke Lebanon Terjadi?
Pada hari Kamis (30/10/2025) sebuah unit militer Israel memasuki wilayah Lebanon hingga satu kilometer, dan dengan didukung kendaraan-kendaraan lapis baja, menyerang kantor Wali Kota Blida. Dalam serangan itu, Ibrahim Salameh, salah seorang pegawai Wali Kota Blida, gugur di tempat kerjanya. Setelah itu jet-jet tempur Israel membombardir sejumlah wilayah di selatan Lebanon, dan Tel Aviv mengaku menyerang fasilitas-fasilitas milik Hizbullah.
Respons Angkatan Bersenjata Lebanon
Angkatan Bersenjata Lebanon, dalam pernyataannya menyebut aksi Rezim Zionis itu sebagai kejahatan yang merupakan pelanggaran tegas atas kedaulatan nasional dan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, dan mendesak Komite Pengawas penghentian pertempuran, untuk menyetop serangan Israel.
Apakah Pasukan Lebanon Punya Kemampuan Melawan?
Meski pemerintah Lebanon secara resmi mengumumkan bahwa senjata hanya boleh dimiliki oleh Angkatan Bersenjata, yang disebut sebagai “pelindung resmi negara”, namun kenyataan yang sebenarnya, berbeda. Pasukan Lebanon, dari sisi persenjataan sangat tergantung pada bantuan asing. Amerika Serikat sebagai pendukung terbesar militer Lebanon, memasok sebagian besar gaji Angkatan Bersenjata Lebanon, dan memberikan sebagian besar senjata ringan serta amunisi.
Berdasarkan data dari sumber-sumber militer, pasukan Lebanon, memiliki sekitar 50.000 personel di Angkatan Darat, Laut dan Udara. Angkatan Udara tidak punya pesawat tempur, dan memiliki kurang dari 70 helikopter yang sebagian besarnya digunakan untuk latihan, penyelamatan, dan memadamkan api. Di Angkatan Darat, pasukan Lebanon, punya sekitar 200 unit tank dan ribuan kendaraan lapis baja yang sebagiannya berasal dari masa Uni Soviet.
Pandangan Israel terhadap Militer Lebanon
Mantan jenderal Israel, Assaf Orion, menyebut Angkatan Bersenjata Lebanon sebagai “pasukan jinak” yang didukung oleh negara-negara Barat, dan PBB memasok bahan bakar serta makanan bagi mereka. Tal Beeri, Kepala Pusat Riset dan Pendidikan Alma Israel, mengatakan persenjataan pasukan Lebanon, sudah usang, dan sama sekali bukan ancaman bagi pasukan Israel. 
Masalah ini muncul di saat ketegangan di perbatasan selatan Lebanon terus meningkat, dan nasib gencatan senjata rapuh yang ditandatangani November 2024 semakin suram. Apakah pasukan Lebanon, akan memasuki fase baru konfrontasi? Atau perintah ini semata-mata pesan politik untuk mengendalikan agresi yang lebih besar? (HS) 
											Tags
						
															
					
				 
						 
						