Hizbullah: Intervensi Asing di Pemilu Lebanon Bakal Gagal
-
Sheikh Naim Qassim, Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon
Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon menegaskan, sejumlah kedutaan besar lewat agen mereka di Lebanon berusaha mempengaruhi proses pemilu legislatif, tapi mereka tidak akan berhasil.
Sebelumnya, sebagian media Lebanon dalam laporannya mempublikasikan intervensi Arab Saudi dalam pemilu Lebanon. Disebutkan bahwa Amerika menugaskan Arab Saudi memperkuat kelompok 14 Maret, rival Hizbullah agar dapat mencegah Hizbullah meraih mayoritas kursi di parlemen.
Sheikh Naim Qassim, Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon dalam wawancaranya dengan situs Lebanon al-Ahed mengatakan, Hizbullah menilai intervensi sejumlah kedutaan besar Arab dan asing sebagai tindakan putus asa. Karena kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan mereka di Lebanon tidak mampu merealisasikan tugas yang dibebankan kedutaan besar tersebut. Itulah mengapa mereka mengintervensi langsung.
"Masalah ini sudah jelas bagi masyarakat, siapa yang bekerja dalam kerangka perintah asing dan siapa yang bekerja bagi kepentingan nasional," tambah Naim Qassim.
Wakil Sekjen Hizbullah menyinggung upaya sebagian partai politik untuk merusak citra Hizbullah menjelaskan, Hizbullah akan membalas provokasi ini dengan menunjukkan program pemilu komprehensif, kokoh dan berpengaruh. Sementara partai al-Mustaqbal tidak memiliki program pemilu dan hanya memprovokasi anti Hizbullah. Tapi rakyat yang harus melakukan perbandingan dan melakukan pemilihan yang benar.
Pemilu legislatif Lebanon rencananya akan diselenggarakan pada 6 Mei 2018 dan untuk pertama kalinya diselenggarakan berdasarkan model relatif.
Sesuai dengan model "relatif", seluruh Lebanon menjadi satu rayon pemilu dan setiap kelompok, sesuai dengan populasinya akan memiliki wakil di parlemen sementara aturan pemilu dekade 60-an tidak mengikutsertakan seluruh kelompok Lebanon, di mana sejumlah kelompok minoritas tidak terlibat dalam pengambilan keputusan politik di negara ini karena tidak berhak memiliki wakil di parlemen.