Menelisik Pertemuan Sochi dan Kejelasan Transformasi Suriah
Putaran kesepuluh perundingan damai Suriah diadakan pada hari Senin dan Selasa (30-31/7) dengan partisipasi perwakilan Iran, Rusia, Turki dan utusan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Suriah di Sochi, Rusia.
Tidak seperti sebelumnya, kali ini putaran ke sepuluh perundingan tentang Suriah diselenggarakan di Sochi, Rusia. Perundingan dua hari ini berhasil mencapai hasil positif dan dan konstruktif tentang krisis Suriah. Iran, Rusia dan Turki, sebagai pihak dalam pertemuan menekankan perlunya komunitas internasional untuk menghormati kedaulatan, kemerdekaan, persatuan dan integritas teritorial Suriah.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembicaraan Sochi adalah penekanan pihak-pihak yang hadir dalam pertemuan ini terkait perang melawan terorisme di Suriah untuk menghancurkan secara keseluruhan Daesh, Front al-Nusra dan semua kelompok yang berafiliasi pada al-Qaeda atau Daesh yang telah diidentifikasi oleh Dewan Keamanan PBB. Masalah ini telah ditekankan untuk melanjutkan upaya pemerintah Suriah memerangi terorisme sampai kehancurannya dan perlunya koordinasi dan penyelarasan dengan kesepakatan yang dicapai di Sochi dan Astana.
Pada pertemuan Sochi telah ditegaskan upaya bersama untuk memajukan proses penyelesaian politik dengan kepemimpinan Suriah untuk memfasilitasi segera awal kerja komite UUD di Jenewa sesuai dengan keputusan Kongres Dialog Nasional Suriah di Sochi dan Resolusi Dewan Keamanan 2254 PBB. Kesepakatan ini adalah peta jalan untuk pembicaraan Sochi tentang proses politik Suriah untuk era pasca-terorisme yang berpusat pada pemerintah Suriah yang sah.
Sejumlah pihak dari komunitas internasional seperti PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan meminta untuk meningkatkan kontribusi mereka ke Suriah dengan mengirimkan lebih banyak bantuan kemanusiaan, merevitalisasi infrastruktur utama, termasuk fasilitas ekonomi dan sosial serta melestarikan warisan sejarah. Fokus pertemuan ini adalah pada masalah membantu Damaskus dalam proses membangun kembali Suriah di era pasca-terorisme yang mencerminkan program komprehensif pertemuan Sochi untuk membantu Suriah di berbagai bidang.
Hossein Jaberi Ansari, Juru runding senior Iran untuk Urusan Suriah dan asisten senior menteri luar negeri Iran dalam urusan politik khusus setelah pertemuan Sochi mengatakan, pertemuan ini berhasil meraih hasil yang cukup baik dan menjadi kesempatan yang baik untuk melanjutkan perjanjian antara ketiga negara (Iran, Rusia dan Turki) yang menjamin gencatan senjata Suriah demi memajukan normalisasi situasi di Suriah untuk akhirnya mencapai perdamaian yang komprehensif dan mengatasi krisis yang dihadapi.
Juru runding senior Iran untuk Urusan Suriah menambahkan, pertemuan Sochi menyetujui kerangka kerja komite pemulangan pengungsi Suriah ke negara mereka dan proses repatriasi akan berjalan sesuai rencana tersebut.
Dalam kerangka ini, pembicaraan Sochi menekankan perlunya mendorong upaya untuk membantu semua warga Suriah memulihkan kehidupan normal dan damai. Hal yang patut diperhatikan adalah bahwa keberhasilan Suriah dalam melawan terorisme dan membersihkan sebagian besar daerah Suriah telah menyebabkan ruang untuk dialog tentang kembalinya pengungsi Suriah. Satu perkembangan serius dalam hal ini.
Masalah kembalinya para pengungsi Suriah ke negara mereka di pertemuan Sochi sedang dibahas, ketika negara-negara Barat selalu berusaha untuk mengabaikan masalah ini untuk eksploitasi berikutnya. Pemerintah Barat mencoba untuk menggunakan masalah ini sebagai senjata untuk menekan pemerintah Suriah dan mencegah pemerintah Damaskus memperbaiki masalah-masalah Suriah sekaligus menghalangi pemulangan para pengungsi. Kebijakan Barat inilah yang ditentang oleh Bashar Jaafari, Wakil Tetap Suriah untuk Suriah untuk PBB yang juga menjadi pemimpin delegasi Suriah di pertemuan Sochi.