Jawaban Tegas Suriah terhadap Statemen Dubes Saudi untuk PBB
-
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar al-Ja\\\'fari .
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar al-Ja'fari menanggapi statemen Dubes Arab Saudi untuk PBB Abdullah al-Mualimi yang menuntut perubahan dalam UUD Suriah. Dia mngatakan, Arab Saudi tidak memiliki UUD, parlemen, bahkan nama negarapun tidak punya.
Al-Jafari juga menyinggung penyanderaan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri dan penculikn terhadap wartawan Jamal Khassoggi oleh Arab Saudi. Dia menuturkan, Dewan Keamanan PBB tidak seharusnya memberijan izin kepada pemerintahan seperti ini untuk berbicara tentang politik dan kemanusiaan terkait negara-negara lain.
Al-Ja'fari menjelaskan, pertama, dalam pernyataannya, Dubes Arab Saudi untuk PBB menuntut penulisan UUD baru bagi negara saya. Ada pepatah Arab mengatakan, jika Anda melakukan dosa, maka tutupilah. Anda tahu kan Arab Saudi tidak memiliki konstitusi dan parlemen, bahkan nama negara saja tidak punya. Nama negara itu dinisbatkan kepada nama keluarga penguasanya. Artinya, jika Anda mengatakan Negara Arab Saudi, maka Anda seperti mengatakan Republik Macron di Perancis atau Negara Theresa May di Inggris atau Amerika Serikat Trump. Negara ini (Arab Saudi) hingga sekarang tidak memiliki nama.
Kedua, lanjut al-Ja'fari, pemerintahan yang menyandera PM negara lain dan menangkap para pengeran dan pengusahanya untuk diperas uangnya adalah pemerintahan yang tidak patut dihormati. Pemerintahn yang menculik seorang oposisinya bernama Khassogi di konsulatnya sendiri di Istanbul Turki, di mana hingga sekarang tidak diketahui nasibnya adalah pemerintahan yang tidak pantas dan tidak berhak untuk berbicra tentang undang-undang dan hukum negara lain.
Ketiga, kata al-Ja'fari, Dubes Arab Saudi untuk PBB berbicara tentang bantuan negaranya kepada rakyat Suriah. Mungkin dia lupa bahwa Arab Saudi adalah penyebab pertama perluasan terorisme takfiri Wahabi di Suriah, Afghanistan, Irak, Yordania, Mesir, Libya, Nigeria dan Asia Tenggara.
Keempat, lanjut al-Jafari, pemerintahan yang menumpahkan darah rakyat Yaman dan bersekutu dengan Israel untuk menghancurkan cita-cita Palestina adalah tidak pantas dan tidak layak untuk berbicara tentang kemanusiaan dan politik negara lain. Dan sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan, namun saha kira ini sudah cukup. (RA)