Jul 11, 2019 10:22 Asia/Jakarta
  • Hukuman mati di Arab Saudi
    Hukuman mati di Arab Saudi

Sumber-sumber pemberitaan mengkonfirmasikan eksekusi hukuman mati di Arab Saudi meningkat dua kali lipat selama 6 bulan pertama tahun 2019.

Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi yang pada bulan April 2018, kurang dari setahun pasca menjadi putra mahkota, berjanji untuk mengurangi hukuman mati di negara ini, tapi janji tetap janji yang tidak diamalkan, justru yang terjadi eksekusi hukuman mati di negara ini mengalami lonjakan signifikan.

Hukuman mati di Arab Saudi (ilustrasi)

Sekaitan dengan hal ini, Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa-Saudi mengumumkan bahwa jumlah eksekusi hukuman mati di Arab Saudi dalam enam bulan pertama 2019 adalah yang tertinggi yang tercatat dalam lima tahun terakhir, dimana 55 orang telah dieksekusi hukuman mati dalam enam bulan pertama 2018, sementara di tahun 2019 jumlahnya melonjak dua kali lipat menjadi 122 orang.

Penting untuk dicatat bahwa sekitar setengah dari eksekusi hukuman mati di Arab Saudi disebabkan oleh kejahatan politik, kejahatan yang memiliki definisi karet berdasarkan Undang-Undang Anti Terorisme. Menurut definisi undang-undang ini, kritik terhadap struktur kekuasaan di Arab Saudi dianggap sebagai kejahatan, dimana kejahatan ini dapat dihukum dengan eksekusi hukuman mati atau hukuman penjara yang lama.

Meskipun para tahanan politik di Arab Saudi tidak terbatas pada Syiah, tetapi warga Syiah di negara ini merupakan tahanan politik terbesar dan eksekusi hukuman mati terhadap warga Syiah jauh lebih signifikan dibandingkan yang lain. Hanya dalam satu hari, tepatnya pada 23 April, 37 orang dieksekusi di Arab Saudi, dimana sebagian besarnya adalah warga Syiah yang kejahatannya dikarenakan berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah. Warga asing juga dijatuhi hukuman mati di Arab Saudi. Sesuai data statistik, ada sekitar 57 warga asing yang telah dihukum mati di negara ini.

Poin lainnya adalah bahwa eksekusi hukuman mati dilakukan tanpa pengadilan yang adil. Kebanyakan orang atau narapidana yang dijatuhi hukuman mati ternyata tidak diberitahu apa kejahatan yang dilakukan dan pengadilan Saudi tidak menunjukkan bukti terkait kejahatan yang dilakukannya. Yang lebih buruk lagi, sebagian besar tuduhan adalah palsu dan cukup dengan menuduh mereka melakukan kejahatan umum seperti mengganggu keamanan warga. Memang, sistem peradilan di Arab Saudi sepenuhnya dipengaruhi oleh kebijakan keluarga kerajaan Al Saud karena tidak ada pemisahan kekuasaan di negara ini.

Dengan mencermati pola perilaku Arab Saudi, majalah Newsweek Amerika menulis, "Fokus baru pada lawan politik menunjukkan bahwa Arab Saudi mengalami masa penindasan mematikan."

Dalam hal ini, sejak Januari 2015, ketika Salman bin Abdul Aziz menduduki tahta Arab Saudi , ada 714 orang dieksekusi mati di Arab Saudi.

Hukuman mati di Arab Saudi (dokumentasi)

Poin penting adalah reaksi negara-negara Barat. Kekuatan-kekuatan Barat yang telah menyatakan keprihatinan tentang pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dan mengeluarkan pernyataan kecaman atas pembunuhan ini, ternyata tidak mengeluarkan satu pernyataan kutukan pun terkait semakin meningkatnya proses hukuman mati yang didominasi para tahanan politik di Arab Saudi. Sikap pasif yang jelas ini telah memberikan kesempatan tangan Mohammead bin Salman untuk melanjutkan kekerasan di Arab Saudi.

Tags