Melacak Motif Kunjungan Hariri ke UEA
(last modified Mon, 07 Oct 2019 14:48:26 GMT )
Okt 07, 2019 21:48 Asia/Jakarta
  • Saad Hariri tiba di UEA
    Saad Hariri tiba di UEA

Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri Ahad (06/10) tiba di Uni Emirat Arab (UEA) dalam rangka kunjungan dua hari ke negara ini. Di kunjungannya ini Hariri bertemu dengan Putra Mahkota Emirat, Mohammad bin Zayed Al Nahyan.

Ada banyak motif dan tujuan dari kunjungan Hariri ke Emirat yang dapat dikaji. Namun kunjungan ini cenderung berhubungan dengan kondisi dalam negeri Lebanon dan sosok Hariri sendiri.

Uni Emirat Arab salah satu pendukung utama Saad Hariri dan Gerakan al-Mustaqbal di pemilu parlemen 2018. Oleh karena itu, Hariri sangat bergantung kepada Emirat khususnya untuk sektor finansial.

Lebanon yang saat ini Hariri sebagai perdana menteri, tengah menghadapi kesulitan ekonomi. Hutang pemerintah Lebanon terus meningkat. Ziyad Nasiruddin, pakar ekonomi Lebanon meyakini bahwa angka detail hutang pemerintah Lebanon 86,5 miliar dolar dan bunga hutang publik setiap tahun sebesar 6,5 miliar dolar yang telah ditambahkan ke angka hutang utama. Dan tahun depan hutang ini akan mencapai lebih dari 93 miliar dolar. Dari hutang tersebut sekitar 40 miliar dolar adalah hutang luar negeri dan sisanya hutang dalam negeri ke bank dan lembaga finansial Lebanon. Dengan hutang ini, Lebanon termasuk negara yang memiliki hutang terbesar di dunia.

Skandal korupsi dan administrasi luas merupakan salah satu kendala utama Lebanon saat ini di tambah dengan angka pengangguran pemuda berpendidikan yang mencapai 35 persen serta kenaikan pajak bahan bakar serta dihapusnya subsidi bahan bakar, telah membuka peluang aksi protes baru anti pemerintah di negara ini.

Berbagia kota Lebanon termasuk Beirut selama beberapa pekan terakhir dilanda aksi protes anti pemerintah. Maha Yahya, direktur the Carnegie Middle East Center mengatakan, aksi protes ini sebuah jawaban atas jurang yang semakin dalam antara elit politik dan basis mereka (rakyat).

Sebagian protes saat ini di Lebanon seperti protes tahun 1992 ketika rakyat berdemo memprotes turunnya nilai mata uang dan tahun itu pula, Omar Karami setelah menjabat perdana menteri selama dua tahun akhirnya mundur.

Selain itu, sanksi Amerika terhadap Hizbullah dan sejumlah tokoh Lebanon juga menimbulkan tekanan terhadap perekonomian negara ini.

Di kondisi seperti ini, Saad Hariri berkunjung ke Emirat. Hariri pertengahan September lalu juga bertolak ke Arab Saudi dan dari sana langsung ke Perancis. Sepertinya kunjungan Hariri ke Perancis berkaitan dengan sanksi Amerika terhadap Hizbullah dan petinggi kabinet Lebanon.

Dalam hal ini, Hariri dengan kunjungannya ke Riyadh dan Abu Dhabi berusaha meminta bantuan Arab Saudi dan Emirat untuk mereduksi krisis ekonomi Lebanon dan mencegah terulangnya nasib Omar Karami serta pelengseran dari kursi perdana menteri.

Dalam hal ini, tujuan kunjungan Hariri ke Uni Emirat Arab adalah memperkokoh kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara. Emirat dan Arab Saudi juga berusaha mendorong Hariri untuk menekan lebih keras dan membatasi Hizbullah, padahal rakyat negara ini di pemilu Mei 2018 menunjukkan mereka menyambut Hizbullah dan strategi muqawama. (MF)