Penangkapan Pangeran Saingan dan Rekayasa Kekuasaan di Arab Saudi
(last modified Sat, 07 Mar 2020 10:15:13 GMT )
Mar 07, 2020 17:15 Asia/Jakarta
  • Ahmed bin Abdulaziz dan Mohammed bin Nayef
    Ahmed bin Abdulaziz dan Mohammed bin Nayef

Para pengawal Istana Kerajaan Saudi telah menangkap tiga pangeran Saudi atas tuduhan apa yang mereka sebut "pengkhianatan".

Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, saudara raja dan Pangeran Mohammed bin Nayef, mantan putra mahkota serta Nawaf bin Nayef saudara terkecil Mohammed bin Nayef, tiga pangeran Saudi yang ditahan aparat keamanan Saudi. surat kabar The Wall Street Journal dalam laporannya menulis, tuduhan terhadap tiga pangeran ini adalah "pengkhianata".

Mungkin jarang ada periode seperti yang dilakukan Raja Salman dan putranya, Mohammed dan tidak tertahankan bagi para pangeran Saudi. Mohammed bin Salman, Pangeran Mahkota yang secara praktis menganggap dirinya Raja, memantau dengan cermat para pangeran dan memonitoring pergerakan mereka.

Raja Salman dan anaknya, Mohammed

Selain itu, Muhammed bin Salman sangat khawatir dengan posisi dan kekuasaan para pangeran. Dengan demikian, penahanan dan pengekangan telah menjadi strategi paling penting untuk menghadapi para pangeran demi mencapai takhta kerajaan.

Pemerintah Saudi pada November 2017 menangkap sejumlah pangeran terkenal karena tuduhan korupsi dan membebaskan mereka setelah menyita beberapa miliar aset mereka. Menyusul penangkapan para pangeran, penangkapan para cendekiawan dan penulis dan aktivis Saudi juga meningkat.

Bahkan, Mohammed bin Salman melakukan penangkapan ini dengan tujuan memperluas pengaruhnya dalam struktur kekuasaan serta menekan setiap perbedaan pendapat yang mengkritik dan menantang posisi dan kebijakannya.

Mohammed bin Salman kini telah menangkap dua pesaing utamanya untuk mendapatkan kekuasaan. Ahmed ibn Abdulaziz adalah salah satu putra Abdulaziz, pendiri Al Saud dan saudara raja saat ini, dimana banyak pangeran Saudi menganggapnya raja yang sah setelah Raja Salman. Ahmed bin Abdulaziz sebelumnya mengkritik kebijakan Muhammad bin Salman di Arab Saudi.

Mohammed bin Nayef juga pernah menjabat sebagai putra mahkota Saudi sebelum Mohammed bin Salman dan digantikan oleh Raja Salman pada tahun 2017 lalu mengangkat anaknya Mohammed sebagai putra mahkota sepeninggalnya.

Namun, Mohammed bin Nayef memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur kekuasaan Saudi dan merupakan salah satu peluang utama untuk memenangkan kursi kerajaan. Dalam tiga tahun terakhir, telah ada laporan berulang bahwa tahanan rumah Mohammed bin Nayef telah terjadi, dan tidak ada liputan media tentang dirinya sejak lama.

Meskipun penangkapan Ahmad bin Abdulaziz dan Mohammed bin Nayef dilakukan dengan tuduhan "pengkhianatan," tidak ada keraguan bahwa langkah itu kemungkinan besar disebabkan oleh ketakutan Mohammed bin Salman terhadap para pangeran yang menjadi pesaingnya.

Ketakutan sedemikian rupa sehingga Mohammed bin Salman melihat semua hubungan dengan para pangeran, terutama yang mengklaim kekuasaan, sebagai "pengkhianatan". Dalam nada yang sama, Kantor Berita Bloomberg melaporkan bahwa Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan Mohammad bin Nayef ditahan ketika mereka sedang dalam perjalanan darat.

Bloomberg

Intinya adalah bahwa penangkapan para pangeran itu terjadi pada saat Raja Salman juga melakukan perombakan kembali sejumlah menteri pada bulan lalu, menggantikan sejumlah pejabat dan mengganti yang baru, yang terakhir adalah menteri ekonomi.

Raja Salman dan putranya, Mohammed, tampaknya mengejar rekayasa kekuasaan di Arab Saudi lebih cepat.