Motif Saudi Langgar Gencatan Senjata di Yaman
-
Yaman porak-poranda akibat agresi militer rezim Al Saud
Arab Saudi terus melanjutkan pelanggaran gencatan senjata di Yaman, meskipun mengklaim memperpanjang pelaksanaannya.
Juru bicara koalisi Saudi, Turki al-Maliki hari Kamis mengatakan bahwa gencatan senjata selama dua pekan di Yaman diperpanjang.
Tapi faktanya, hanya berselang empat hari saja, bukan hanya tidak ada gencatan senjata, bahkan serangan koalisi Saudi terhadap Yaman justru semakin meningkat.
Jenderal Yahya Saree, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Sabtu (11/4/2020) mengungkapkan sebanyak 99 kali pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh koalisi Saudi hanya pada hari Jumat saja.
Sebagian besar serangan koalisi Saudi difokuskan terhadap target di provinsi Al-Jawf, Marib dan Bayda. Lalu mengapa ketiga daerah ini menjadi target serangan rezim Al Saud ?
Tampaknya, Arab Saudi sedang mengejar tujuan spesifik dari kesepakatan gencatan senjata yang dilanggarnya ini dengan menyerang tiga daerah Yaman. Arab Saudi telah melancarkan serangan terhadap provinsi-provinsi yang berusaha dikontrolnya selama beberapa bulan terakhir, tetapi gagal menghadapi tentara dan rakyat Yaman. Al-Hazm, ibu kota provinsi Al-Jawf, sejak Maret lalu hingga kini berada di bawah kendali Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman.
Provinsi Al-Jawf adalah provinsi terbesar kedua di Yaman yang menjadi daerah strategis dan penting dalam perang Yaman, karena aksesnya terhadap gurun Rab' Al-Khali. Melalui gurun ini, Ansarullah memiliki akses ke wilayah Saudi, sekaligus bisa menjalin kerja sama dengan suku-suku oposisi Saudi di provinsi al-Mahra yang terletak di wilayah timur Yaman. Oleh karena itu, penguasaan terhadap daerah al-Hazm menjadikan Ansarullah lebih dekat ke perbatasan Arab Saudi. Dengan alasan ini Arab Saudi terus berusaha untuk mendapatkan kembali kendali provinsi Al-Jawf melalui penyalahgunaan gencatan senjata.

Provinsi Marib juga sangat penting secara ekonomi karena sebagian sumur minyak dan gas Yaman berlokasi di provinsi itu, dan jaringan pipa minyak dan gas yang dialihkan ke provinsi lain juga terletak di provinsi Marib.
Selain itu, Marib terletak di sebelah Sanaa, ibu kota Yaman. Faktanya, Arab Saudi berusaha untuk mengambil kendali provinsi ini dari pemerintah Yaman dengan melanjutkan serangannya ke Marib.
Kota Bayda menjadi sasaran serangan Saudi yang berulang dalam beberapa hari terakhir, karena posisinya sangat penting dalam hubungan antarprovinsi yang menghubungkan daerah selatan dan utara, serta kedekatannya dengan delapan provinsi. Kota ini telah berada di bawah kendali militer dan komite rakyat Yaman sejak Februari 2015.
Di provinsi Al-Jawf dan Marib, koalisi Saudi dipaksa mundur dengan banyak korban. Arab Saudi sekarang menggunakan gencatan senjata dengan mengeksploitasi niat baik pihak Yaman yang berupaya mematuhi gencatan senjata.
Selain itu, koalisi Saudi sedang berupaya menebus kekalahannya selama ini. Sejatinya, serangan yang dilakukan oleh koalisi Saudi selama ini tidak membuahkan hasil apapun, kecuali menambah daftar panjang jumlah korban manusia tidak bersalah di Yaman.(PH)