Uji Coba Rudal Patriot di Kedubes AS di Irak
-
Kedubes AS di Zona Hijau Baghdad, Irak.
Kedutaan Besar Amerika Serikat dalam sebuah aksi gila, memasang dan melakukan uji coba sistem pertahanan rudal Patriot pada 4 Juli lalu dari dalam lingkungan kedutaannya di Zona Hijau, Baghdad, Irak.
Perlu dicatat bahwa keamanan kedutaan asing di sebuah negara menjadi tanggung jawab pasukan negara tuan rumah. Kedutaan mana pun tidak berhak melibatkan kekuatan militernya untuk memastikan keamanan.
Konvensi Wina 1961 tentang hubungan diplomatik secara tegas menyatakan bahwa tugas melindungi pos-pos diplomatik menjadi tanggung jawab negara tuan rumah.
Selama ini, sebagian pejabat dan tokoh Irak mengkritik kegiatan Kedubes AS dan mereka percaya bahwa kedutaan negara itu tidak melaksanakan tugas-tugas diplomatik, tetapi fokus pada aktivitas spionase dan keamanan. Namun Washington selalu membantah tudingan itu.
Sekarang Kedubes AS telah melanggar kedaulatan Irak dengan memasang dan menguji coba sistem pertahanan rudal. Kedutaan secara praktis meninggalkan tugas-tugas diplomatik dan berubah menjadi sebuah pangkalan militer.
Dalam hal ini, Koalisi al-Fatah Irak dalam sebuah statemen mengecam tindakan Kedubes AS di Baghdad dan menyatakan bahwa kedutaan dan misi diplomatik asing telah berubah menjadi sebuah pangkalan militer di jantung kota Baghdad.
Para netizen Irak juga menyebut Kedubes AS di Baghdad sebagai pangkalan militer.
Kedubes AS terletak di Zona Hijau Baghdad, sebuah wilayah dengan luas 10 kilometer sebagai lokasi bagi lembaga-lembaga pemerintah Irak dan kedutaan asing. Dengan demikian, tindakan Kedubes AS merupakan sebuah ancaman keamanan terhadap kedutaan negara lain di Zona Hijau dan juga pusat pemerintahan Irak.
Anehnya lagi, tindakan tersebut dilakukan di tengah berlangsungnya dialog antara pemerintah Baghdad dan Washington yang fokus pada penarikan pasukan AS dari Irak. Rakyat Irak ingin mengusir pasukan AS dari negara mereka dan langkah ini juga didukung oleh parlemen.
Namun, AS sedang memperkuat kehadiran militernya di Irak melalui misi-misi diplomatiknya. Pada 2011 ketika pemerintah Irak mendesak penarikan pasukan AS, negara itu justru mempertahankan ribuan pasukannya dengan alasan melindungi kegiatan diplomatik di Irak.
Ancaman terhadap kedutaan dan pasukan AS di Irak meningkat setelah negara itu meneror Komandan Pasukan Quds Iran, Letnan Jenderal Qasem Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Rakyat dan faksi-faksi Irak percaya bahwa AS memanfaatkan wilayah Irak untuk melakukan operasi teror terhadap warga Irak dan sekutunya. Washington juga tidak menghormati kedaulatan dan kemerdekaan Irak. Mereka sekarang menuntut pengusiran pasukan AS dari Irak. Parlemen Irak telah meloloskan resolusi pengusiran pasukan AS pada 5 Januari 2020.
Tindakan Kedubes AS bertujuan untuk mempertahankan pendudukan dan serangan terhadap kelompok-kelompok perlawanan Irak. Ini adalah aksi yang melanggar kedaulatan Irak dan serangan terhadap sebuah negara berdaulat. (RM)