Bagaimana Dunia Digambarkan dalam "Strategi Keamanan Nasional AS Baru"?
-
Presiden AS Donald Trump
Pars Today - Tidak seperti versi sebelumnya, dokumen Strategi Keamanan Nasional pemerintahan Trump kedua bukanlah teks teknokratis atau diplomatik, melainkan pernyataan ideologis yang utuh.
Menurut laporan Mehr, Strategi Keamanan Nasional Amerika Serikat adalah dokumen resmi yang wajib diterbitkan oleh setiap presiden untuk memberikan gambaran tentang prioritas, ancaman, cara penggunaan kekuasaan, dan arah keseluruhan kebijakan luar negeri AS. Namun, pentingnya dokumen yang diterbitkan pada pemerintahan kedua Donald Trump bukan hanya terletak pada "waktu" atau "versinya". Kepentingan utamanya terletak pada lompatan ideologis yang telah dilegitimasi oleh dokumen setebal 33 halaman ini.
Dokumen ini seolah-olah ditulis tentang keamanan AS, tetapi sebenarnya merupakan gambaran gamblang tentang kembalinya Washington secara resmi ke politik kekuasaan, mengabaikan dunia, dan mengejar kepentingan nasional secara sembrono dan terang-terangan.
Dokumen baru Trump telah berulang kali mengulangi satu klaim, Amerika tidak lagi ingin menjadi polisi, bankir, atau penyelamat dunia. Namun, kalimat yang sama memiliki makna yang sepenuhnya berlawanan dalam lapisan tersembunyinya. Karena dengan membatasi komitmen global, Amerika Serikat sebenarnya ingin memfokuskan energinya untuk menciptakan kembali kerajaan ekonomi, teknologi, dan geopolitik di Belahan Barat dan wilayah-wilayah vital lainnya.
Dalam dokumen ini, Trump menyebut ideologi yang telah mendominasi struktur Washington dalam tiga dekade pasca-Perang Dingin sebagai "fantasi dan merusak diri sendiri" dan mengklaim bahwa pemerintahannya adalah satu-satunya jalan yang dapat mengembalikan Amerika ke "Zaman Keemasannya".
Dokumen ini sekaligus mengejar beberapa tujuan penting:
Melegitimasi pendekatan nasionalis dan unilateralis Trump.
Serangan ekonomi yang jelas terhadap Tiongkok.
Mendefinisikan ulang posisi Eropa sebagai sekutu yang lemah tapi wajib.
Mengubah status Timur Tengah dari isu mendesak menjadi isu sekunder.
Memperkuat pendekatan yang tegas terhadap Iran.
Berikut ini akan mengkaji berbagai dimensi dari dokumen ini dan pesannya kepada dunia.
1. Apa yang diinginkan Amerika? Narasi Trump tentang "kepentingan vital"
Dokumen Trump didasarkan pada gagasan bahwa Amerika telah berada di jalan yang salah sejak tahun 1990-an, sebuah jalan yang, menurut para penulis dokumen itu, telah membawa Washington menuju perang tanpa akhir, globalisasi yang kejam, aliansi yang mahal, dan kebijakan imigrasi yang tidak terkendali. Dokumen itu menekankan bahwa Amerika seharusnya menjadi penguasa tanah airnya sendiri, alih-alih penguasa global.
Inti dari dokumen tersebut terdapat beberapa tujuan utama:
Melindungi tanah Amerika dari segala ancaman militer, siber, ekonomi, atau budaya.
Kontrol perbatasan yang menyeluruh dan mengakhiri "migrasi massal".
Membangun kembali kekuatan industri Amerika dengan memulihkan manufaktur.
Dominasi penuh di sektor energi.
Mempertahankan keunggulan teknologi di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan bioteknologi.
Menghidupkan kembali "identitas budaya" Amerika dengan penekanan pada keluarga tradisional.
Dokumen itu secara konsisten berupaya menunjukkan bahwa era kosmopolitanisme liberal telah berakhir dan Amerika Serikat harus bertindak "lebih tangguh, lebih tertutup, dan lebih mandiri" agar dapat bertahan hidup. Inilah yang disebut Trump sebagai "kembali ke realisme".
2. Alat Amerika: membangun kembali militer, industri, ekonomi, dan perbatasan
Dalam dokumen ini, kekuatan Amerika disajikan sebagai kombinasi dari empat alat:
a) Ekonomi dan industri
Trump percaya bahwa globalisasi telah berakhir dan menguntungkan Tiongkok dan telah menghancurkan industri Amerika. Oleh karena itu, reindustrialisasi, tarif yang tinggi, dukungan untuk produksi dalam negeri, dan kendali rantai pasokan disajikan sebagai pilar utama kekuatan nasional.
b) Angkatan Darat
Dokumen tersebut menekankan pemeliharaan "militer paling mematikan di dunia" dan menetapkan tujuan ambisius: menciptakan perisai pertahanan rudal nasional yang serupa dengan "Iron Dome" tetapi dalam skala benua.
C) Teknologi
Keunggulan ilmiah Amerika di bidang-bidang yang sedang berkembang telah diperkenalkan tidak hanya sebagai alat keamanan, tetapi juga sebagai tulang punggung persaingan dengan Tiongkok.
D) Kontrol perbatasan
Dokumen itu telah berulang kali memperkenalkan keamanan perbatasan sebagai "bagian terpenting dari keamanan nasional" dan menganggap proses migrasi massal sebagai "ancaman peradaban" bagi Amerika.
3. Belahan Bumi Barat; Kembalinya Resmi Doktrin Monroe
Bagian tentang Belahan Bumi Barat dalam dokumen ini merupakan bagian geopolitik terpenting. Trump secara eksplisit menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan lagi mengizinkan kekuatan seperti Tiongkok, Rusia, atau bahkan Iran untuk menembus wilayah ini. Dokumen itu memperkenalkan frasa baru: "Amandemen Trump terhadap Doktrin Monroe." Amandemen ini berarti:
Melarang kehadiran militer kekuatan asing mana pun di seluruh belahan bumi.
Menentang pembelian pelabuhan, bandara, dan industri utama oleh negara-negara non-Barat.
Meningkatkan kekuatan militer AS di kawasan tersebut.
Mensyaratkan bantuan dan aliansi pada "kepatuhan politik".
Tujuan akhirnya adalah mengembalikan Amerika Latin dari arena persaingan global ke "halaman belakang tradisional" Washington.
4. Tiongkok dan Asia; Kembali ke Konfrontasi Jangka Panjang
Pada bagian tentang Asia, dokumen itu berbicara keras tentang Tiongkok, dengan mengatakan bahwa Beijing telah menjadi saingan geopolitik dengan "uang Amerika". Dari perspektif Trump, kebijakan AS terhadap Tiongkok seharusnya mencakup hal-hal berikut:
Membatasi perdagangan di wilayah-wilayah sensitif.
Mengalihkan rantai pasokan ke AS dan sekutunya.
Memperkuat Aliansi Indo-Pasifik.
Memperkuat anggaran militer Jepang dan Korea.
Mempertahankan keunggulan dalam teknologi ganda.
Membangun pencegah yang tegas di Laut Cina Selatan.
Trump telah mengidentifikasi Tiongkok sebagai satu-satunya aktor yang dapat "menurunkan status Amerika dari negara adidaya", dan karena alasan inilah, berurusan dengan Tiongkok menjadi pilar utama strateginya.
5. Eropa: Sekutu yang Lelah dan Merosot
Dokumen itu mengambil nada yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Eropa, menggambarkannya sebagai benua yang menghadapi krisis identitas, migrasi massal, penyensoran, populasi yang menurun, dan kelemahan ekonomi. Dalam pandangan Trump, Eropa harus:
Membiayai biaya pertahanannya sendiri.
Mengakhiri perang di Ukraina segera.
Meningkatkan ketergantungan industri dan ekonomi pada Amerika Serikat.
Mendukung kebijakan patriotik.
Dokumen itu secara eksplisit menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak lagi bersedia memikul beban pertahanan Eropa.
6. Timur Tengah: Kurangnya prioritas, tapi memiliki perspektif keamanan
Dokumen keamanan nasional yang baru menggambarkan Timur Tengah sebagai "mantan gangguan yang terus-menerus" dan mengklaim bahwa kepentingannya telah berkurang. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk meremehkan pentingnya hal ini:
Meningkatkan produksi energi domestik AS.
Mengurangi ketergantungan ekonomi AS pada minyak Timur Tengah.
Kelemahan relatif Iran akibat tindakan AS dan Israel.
Kemungkinan perluasan Perjanjian Abraham.
Namun, di samping penyempitan fokus ini, dokumen itu menekankan beberapa garis merah:
Menyerahkan sumber daya energi Teluk Persia ke tangan "musuh Amerika".
Menjaga Selat Hormuz dan Laut Merah tetap terbuka.
Mencegah pembentukan pangkalan teroris.
Menjaga keamanan Israel.
Dokumen itu mengklaim bahwa "posisi Iran" telah sangat melemah dalam dua tahun terakhir akibat operasi Israel dan "palu tengah malam" pemerintahan Trump terhadap program nuklirnya. Iran disebutkan tiga kali dalam dokumen itu sebagai "faktor terpenting yang mendestabilisasi kawasan".
7. Afrika; Akhir bantuan hibah dan awal investasi produktif
Trump telah menekankan bahwa era bantuan gratis di Afrika telah berakhir. Dari perspektif dokumen ini, benua Afrika diperkenalkan bukan sebagai "kewajiban moral", melainkan sebagai "sumber mineral vital dan mitra yang menguntungkan". Hubungan dengan negara-negara Afrika akan diatur berdasarkan perdagangan, akses AS ke sumber daya penting, dan kerja sama dalam mengendalikan migrasi.
8. Pesan Politik dari Dokumen
Dokumen keamanan nasional pemerintahan Trump kedua memiliki tiga pesan penting:
Pesan Pertama: Amerika mengklaim tidak ingin menguasai dunia, tetapi dalam praktiknya ingin membentuk dunia yang bergantung pada standar Amerika.
Pesan Kedua: Fokus utama adalah pada ekonomi, teknologi, energi, dan kontrol perbatasan; artinya, Amerika telah beralih dari "intervensi militer" menjadi "intervensi ekonomi-teknologi".
Pesan Ketiga: Iran, Tiongkok, dan jaringan kekuatan yang independen dari Barat diperkenalkan sebagai ancaman utama.
Kesimpulan
Dokumen Strategi Keamanan Nasional pemerintahan Trump yang kedua bukanlah teks teknokratis atau diplomatik, tidak seperti pendahulunya. Dokumen ini merupakan pernyataan ideologis yang utuh. Dokumen ini merupakan upaya untuk mendefinisikan ulang peran Amerika di dunia secara fundamental. Washington tidak lagi menginginkan "tatanan dunia liberal", melainkan menginginkan "tatanan keamanan ekonomi yang didasarkan pada prioritas mutlak Amerika".
Dalam dokumen ini:
Eropa digambarkan sebagai sekutu lemah yang harus membiayai sendiri.
Tiongkok digambarkan sebagai ancaman utama yang harus dibendung.
Belahan Bumi Barat digambarkan sebagai kawasan yang harus tetap berada di bawah kendali Amerika.
Timur Tengah digambarkan sebagai kawasan yang telah kehilangan kepentingan ekonominya tetapi masih harus berada di bawah pengawasan keamanan.
Iran digambarkan sebagai aktor yang harus dilemahkan dan dikendalikan.
Pada akhirnya, dokumen ini menggambarkan Amerika Serikat berupaya memulihkan kekuasaan, kemakmuran ekonomi, unilateralisme, dan mengurangi komitmen global, tetapi pada saat yang sama, Amerika Serikat juga ingin mempertahankan kendali geopolitik dan ekonomi dunia.
Trump mengakhiri dokumen itu dengan mengklaim bahwa Amerika akan menjadi "lebih hebat dari sebelumnya". Namun pada kenyataannya, strategi itu lebih merupakan pertanda dimulainya era baru persaingan, polarisasi, dan ketidakstabilan global. Era di mana Amerika Serikat berusaha mempertahankan posisinya dengan segala cara, meskipun konsekuensinya adalah tekanan yang lebih besar terhadap dunia, melemahnya arsitektur keamanan internasional, dan meningkatnya ketegangan geopolitik.(sl)