Inilah Empat Poin Isi Pidato Terbaru Sekjen Hizbullah
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i89019-inilah_empat_poin_isi_pidato_terbaru_sekjen_hizbullah
Pidato terbaru Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon yang disampaikan dalam rangka haul setahun kesyahidan Haji Qassem Soleimani memiliki beberapa poin penting.
(last modified 2025-11-30T07:49:40+00:00 )
Jan 04, 2021 22:56 Asia/Jakarta

Pidato terbaru Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon yang disampaikan dalam rangka haul setahun kesyahidan Haji Qassem Soleimani memiliki beberapa poin penting.

Salah satu poin penting dari pidato Sayid Nasrullah Minggu malam mengenai penekanan dukungan Republik Islam Iran terhadap sekutu regionalnya. Pada dasarnya salah satu ciri perilaku kekuatan besar adalah memiliki mitra regional, yang memperhatikan kepentingan dan keamanan pendukungnya.

Tidak diragukan lagi bahwa Republik Islam Iran adalah sebuah kekuatan di kawasan Asia Barat yang berpengaruh serta memperhatikan kepentingan dan keamanan sekutunya dalam keadaan apapun. Dengan kata lain, terdapat hubungan timbal balik antara Republik Islam Iran dan sekutu regionalnya.

Dalam hal ini, Sayid Hassan Nasrullah dalam pidato terbarunya mengungkapkan, "Republik Islam Iran tidak melupakan front perlawanan dan Lebanon selama perang melawan rezim Zionis, meskipun menghadapi perang yang dipaksakan Saddam terhadap mereka, dan tetap mendukung pemerintah Suriah serta rakyatnya dalam perang di negara ini,".

Poin penting lainnya dalam pidato Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon mengenai ketegaran poros perlawanan yang  tidak akan berhenti berjuang meskipun menghadapi serangan musuh dan gelombang teror terhadap para komandannya. Faktanya, kesyahidan justru menjadi salah satu nilai terpenting dalam poros perlawanan. Para komandan perlawanan tidak takut mati, bahkan mereka menyambut kesyahidan di jalan Allah dan agama Islam.

Fungsi penting dari kesyahidan adalah mendorong poros perlawanan menjadi lebih kuat. Dalam hal ini, Sayid Hassan Nasrullah menekankan, "Poros Perlawanan menjadi lebih kuat, lebih serius dan lebih waspada ketika kehilangan komandonya."

 

Syahid Qassim Soleimani

 

Pernyataan Sekjen Hizbullah Lebanon ini menegaskan bahwa "Syahid Soleimani" jauh lebih berbahaya bagi musuh daripada "Jenderal Soleimani" sendiri. Inilah fakta yang membuat Amerika Serikat, rezim Zionis dan beberapa negara Arab gagal untuk memahami dan membuat kesalahan strategis seperti melancarkan pembunuhan terhadap komandan perlawanan. Menurut Sayid Hassan Nasrullah, orang Amerika mengira dengan meneror Syahid Haji Qassem, maka hubungan antara poros perlawanan akan terputus, tetapi hal ini tidak terjadi.

Salah satu konsekuensi penting dari kesyahidan Haji Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Mohandes adalah munculnya gelombang slogan pengusiran pasukan Amerika dari kawasan. Pasca terbunuhnya Letjen Soleimani dan Abu Mahdi al-Mohandes, slogan ini menjadi simbol utama poros perlawanan di Asia Barat, dan sebagian besar masyarakat kawasan ini juga menyertainya. Oleh karena itu, Sayid Hassan Nasrullah dalam pidatonya Minggu malam menegaskan, "Jika bukan karena kesyahidan para komandan poros perlawanan, maka slogan pengusiran pasukan Amerika dari kawasan tidak akan menjadi slogan yang sedang diupayakan oleh negara-negara regional,".

Poin penting keempat dalam pidato Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengenai terhinanya sepak terjang Amerika Serikat dalam menghadapi front perlawanan. Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan pembunuhan, sanksi, dan daftar terorisme yang dibuat sendiri, yang tidak mengakibatkan konfrontasi langsung dengan Poros Perlawanan dan mereka tidak berhasil meraih tujuannya.

Aksi teror yang dilancarkan AS terhadap para komandan front perlawanan juga memperkuat gerakan ini karena berakar dari keyakinan agama para pendukungnya yang tertanam kuat. Sanksi dan daftar terorisme juga menyebabkan Amerika Serikat harus menanggung malu, karena kekuatan besarnya tidak berkutik untuk menghadapi negara lain, bahkan menggalang aliansi dengan negara kecil. "Amerika Serikat sekarang meminta negara-negara yang jarang Anda dengar untuk menambahkan Hizbullah ke dalam daftar terorisme mereka," kata Nasrullah.

Akhirnya, konfrontasi antara kubu perlawanan dan kekuatan arogan Amerika yang diamini rezim Zionis dan sejumlah negara Arab telah memasuki babak baru setelah Haji Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Mohandes gugur. Inilah isu utama yang ditegaskan Sayid Hassan Nasrullah dalam pidatonya Minggu malam. Sejatinya pembunuhan tidak akan menyebabkan penghentian pejruangan, tetapi pembunuhan justru akan memperkuat kekuatan perlawanan melebihi sebelumnya.(PH)