Terungkap, Rencana AS agar Belarus Bergabung NATO untuk Mengontrol Rusia
(last modified Mon, 09 Aug 2021 09:13:57 GMT )
Aug 09, 2021 16:13 Asia/Jakarta
  • NATO dan Rusia
    NATO dan Rusia

Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei mengumumkan pada hari Minggu (08/08/2021) bahwa Amerika Serikat telah merencanakan Ukraina dan Belarus untuk bergabung dengan NATO sehingga tidak akan ada kesenjangan antara anggota NATO dan Rusia.

Menlu Belarus mencatat bahwa John Bolton, mantan Penasihat Keamanan Nasional AS selama kunjungan ke Belarus, mengatakan bahwa Ukraina dan Belarus harus bergabung dengan NATO, sehingga tidak akan ada wilayah abu-abu antara Rusia dan anggota NATO.

Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei

Pernyataan pejabat senior Belarusia menyingkap tirai tujuan sebenarnya dari dukungan Barat dan Eropa yang dipimpin AS untuk meningkatkan tekanan pada Belarus, mencampuri urusan dalam negeri negara itu dan dukungan luas untuk kubu oposisi.

Sebenarnya, tujuan dari semua tindakan hukuman dan tekanan habis-habisan terhadap Minsk adalah penggulingan Lukashenko, pembentukan negara pro-Barat, dan akhirnya keanggotaan Belarus di NATO. Dengan cara ini, rencana besar Barat dalam hubungannya dengan Rusia, yaitu pengepungan dan penyertaan negara-negara anggota NATO, akan terwujud. Ini adalah rencana yang telah diterapkan Barat untuk Ukraina.

Belarus telah terlibat dalam protes internal yang meluas sejak pemilihan umum presiden bulan Agustus 2020 dan terpilihnya kembali Alexander Lukashenko, dengan kubu oposisi menyerukan penggulingannya.

Namun, protes-protes ini, yang telah didukung secara luas oleh Barat, belum menghasilkan apa-apa. Barat selalu memandang protes Belarusia sebagai kesempatan unik untuk mencapai tujuan besarnya di Eropa Timur dan melawan Rusia.

Dalam hal ini, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mendukung para pengunjuk rasa dalam konteks revolusi warna dan kini telah mengintensifkan intervensi mereka dengan meningkatkan tekanan politik dan sanksi baru.

Uni Eropa dan Amerika Serikat hampir secara bersamaan mengatakan bahwa mereka tidak mengakui Alexander Lukashenko sebagai Presiden Belarus dan telah berulang kali mengkritik pemerintah Belarus atas perlakuannya terhadap pengunjuk rasa.

Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei mengumumkan pada hari Minggu (08/08/2021) bahwa Amerika Serikat telah merencanakan Ukraina dan Belarus untuk bergabung dengan NATO sehingga tidak akan ada kesenjangan antara anggota NATO dan Rusia. 

Belarus menikmati dukungan Rusia yang luas dalam menghadapi tekanan politik, ekonomi, dan sekarang militer serta keamanan Barat yang bertujuan untuk melemahkan negara dan Lukashenko. Dukungan Moskow untuk Belarus ditujukan untuk membantu pemerintah yang menentang dominasi Barat serta melawan agresi Barat.

Pejabat senior Rusia, terutama Presiden Vladimir Putin, sangat menyadari niat NATO untuk memperluas ke timur untuk menahan dan melemahkan Rusia.

"Putin melihat protes di Belarus dipengaruhi oleh intervensi AS dan Barat, dan menilainya sebagai kelanjutan dari kudeta beludru untuk menggulingkan negara-negara yang sejalan dengan kebijakan Moskow," kata pakar Eurasia Morteza Ashrafi.

Sejatinya, tujuan utama Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam upaya menggulingkan Lukashenko adalah untuk menggulingkan presiden pro-Barat dari kekuasaan di negara tetangga Rusia, untuk mengepung Moskow, di perbatasan baratnya dengan rantai pemerintahan pro-Barat.

Lukashenko percaya bahwa Barat menargetkan Belarus dalam rantai "dari Vilnius ke Kiev" dan membangun penghalang antara Rusia dan Barat. Hal ini menyebabkan Lukashenko mengumumkan bahwa pasukan Rusia dapat mencapai Belarus dalam waktu 24 jam jika ancaman NATO meningkat.

Vladimir Putin, Presiden Rusia dan NATO

Pada saat yang sama, perlawanan kuat Belarus terhadap sanksi yang meluas dan meningkatnya tekanan politik dan keamanan Barat telah sangat menghambat implementasi skenario ini di negara Eropa Timur, yang memiliki posisi geopolitik khusus.