Penghinaan Trump yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya terhadap Imigran
(last modified Tue, 21 Sep 2021 02:28:53 GMT )
Sep 21, 2021 09:28 Asia/Jakarta

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang berulang kali menyebut imigran dengan kata-kata menghina dan merujuk pada masuknya puluhan ribu imigran, dalam pernyataan terbarunya mengatakan, "AS sedang berubah dengan cepat menjadi 'tangki septik' kemanusiaan."

Trump mencatat bahwa membanjirnya imigran gelap ke AS mungkin saja akan menciptakan krisis terbesar di negara ini. Ia mengklaim,  "Sebagian besar imigran gelap ini adalah pembunuh, penyelundup narkotika, dan penjahat dalam seluruh bentuk serta jenisnya."

Selama masa kepresidenannya, Trump selalu berusaha menghalangi imigran memasuki Amerika Serikat dengan mengambil sikap anti-imigrasi dan menghina imigran, mengambil kebijakan ketat, mencabut kebijakan imigrasi era Obama seperti undang-undang Deferred Action for Childhood Arrivals (Daca) dan melarang imigran dari sebagian negara Islam serta menganggap kehadiran mereka sebagai salah satu alasan utama masalah ekonomi dan sosial masyarakat Amerika.

Mantan Presiden AS Donald Trump

Trump di masa kepresidenannya dengan mempromosikan slogan Amerika First, telah menyebarkan penghinaan terhadap para imigran dan menyebarkan rasisme lebih dari sebelumnya serta menjadikan orang kulit hitam dan imigran sebagai warga negara kelas dua.

Para kritikus Presiden Donald Trump meyakini bahwa wacananya adalah faktor kunci dalam memicu perpecahan ras dan etnis di Amerika Serikat dan mendorong rasis kulit putih untuk menggunakan kekerasan terhadap minoritas etnis dan agama. Trump telah berulang kali mengambil sikap rasis terhadap orang kulit berwarna dan imigran, dan bahkan menyerukan politisi imigran kulit berwarna atau Latin ke negara asalnya.

Sekalipun dengan berkuasanya Joe Biden di Amerika Serikat, ia menyesuaikan beberapa kebijakan imigrasi Trump, tetapi memburuknya situasi politik dan sosial di banyak negara, terutama di Amerika Latin, berlanjutnya pandemi Corona, melambatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya angka pengangguran. berlanjutnya perang dan kekerasan di beberapa negara lain menyebabkan gelombang imigran melintasi perbatasan AS.

Kondisi ini membuka jalan bagi Donald Trump, yang telah menjadi kritikus vokal sejak awal kepresidenan Joe Biden. Dia sekali lagi mengejek kebijakan imigrasi Biden dan menegur semua imigran dengan nada menghina.

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang berulang kali menyebut imigran dengan kata-kata menghina dan merujuk pada masuknya puluhan ribu imigran, dalam pernyataan terbarunya mengatakan, "AS sedang berubah dengan cepat menjadi 'tangki septik' kemanusiaan." 

Trump juga baru-baru ini dalam sebuah wawancara meramalkan bahwa tidak akan ada orang Amerika selama tiga tahun ke depan. Pada saat yang sama, dia telah memberikan kemungkinan bahwa dirinya akan mencalonkan diri dalam pemilihan umum presiden 2024.

Para imigran terus memasuki Amerika Serikat saat Biden menghidupkan kembali banyak aturan ketat di era Trump. Pada saat yang sama, situasi banyak imigran yang telah memasuki Amerika Serikat sangat menyedihkan.

Banyak dari mereka hidup di bawah jembatan dan dalam kondisi ekonomi yang buruk. Menurut angka yang dikeluarkan oleh otoritas AS pada Agustus, lebih dari 195.000 imigran ditahan di perbatasan barat daya negara itu. Juga di perbatasan Meksiko saja, lebih dari 90 persen orang dewasa yang ditahan segera dikembalikan.

Gubernur Texas Greg Abbott dari Partai Republik, yang telah menahan beberapa imigran karena melintasi perbatasan secara ilegal mengatakan dirinya berencana untuk membangun tembok lain untuk mencegah imigran masuk setelah rencana Trump untuk membangun tembok perbatasan dihentikan. Dia menandatangani UU untuk meningkatkan $ 1,8 miliar anggaran pemerintah negara bagian untuk keamanan perbatasan selama dua tahun ke depan.

Para imigran yang sering dihina menjadi terlibat dalam pertengkaran dan pembalasan politik, dan kini menjadi korban utama kebijakan AS di berbagai belahan dunia.

Tentara AS

Intervensi AS yang terbuka dan terselubung dalam urusan internal banyak negara Amerika Latin dan mendukung sejumlah pejabat korup negara-negara ini, kegagalan kebijakan AS di negara-negara lain di dunia seperti Afghanistan, campur tangan politik di negara-negara Afrika dan menahan banyak dari negara-negara ini menyebabkan banyak imigran yang berusaha untuk menyeberangi perbatasan Amerika dalam mengejar kehidupan yang lebih baik. Mereka bukan saja dihinakan, tetapi ditinggalkan dalam kondisi terburuk di balik perbatasan Amerika.

Dalam keadaan seperti itu, Trump terus mempermalukan dan menghina imigran dengan melakukan pemerasan politik, menutupi kebijakannya yang tidak efektif, dan menarik opini publik untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum presiden mendatang.