Prancis Menolak Permintaan Inggris, Eskalasi Ketegangan Bilateral
(last modified Fri, 03 Dec 2021 09:23:03 GMT )
Des 03, 2021 16:23 Asia/Jakarta
  • Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
    Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson

Prancis memberikan jawaban menolak atas surat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron tujuh hari kemudian.

Sementara menurut kebiasaan politik, jawaban surat Johnson harus ditolak oleh Macron, tetapi Jean Castex, Perdana Menteri Prancis justru menulis surat kepada Johnson mengusulkan "patroli bersama" di wilayah Prancis untuk mencegah pencari suaka berangkat ke Inggris.

Jean Castex, Perdana Menteri Prancis

"Kami selalu setuju untuk mempertimbangkan dan mendiskusikan proposal Inggris bagi memperkuat kerja sama dengan itikad baik. Kami telah menerima sebagiannya dan menolak yang lain. Misalnya, kami tidak dapat menerima bahwa polisi atau militer Inggris berpatroli di wilayah kami. Ini kedaulatan kami," tulis Castex.

Hubungan dua negara besar Eropa itu tampaknya telah memasuki babak baru ketegangan bilateral. Paris dan London pasca penarikan Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dalam berbagai masalah.

Hal itu termasuk hak untuk menangkap ikan di Selat Inggris, situasi di Irlandia Utara, kerja sama tiga negara AS, Australia dan Inggris dalam membangun kapal selam nuklir dalam kerangka perjanjian AUKUS dan mengeluarkan Prancis dari Koalisi ini, upaya para pencari suaka yang mencoba mencapai Inggris melalui Prancis dan masa depan hubungan perdagangan.

Sekalipun demikian, kedua negara sekarang berselisih mengenai pergerakan luas pencari suaka di lepas pantai utara Prancis menggunakan kapal yang tidak aman ke pantai selatan Inggris melalui Selat Inggris. Setelah setidaknya 27 pencari suaka tenggelam di Selat Inggris setelah kapal mereka terbalik, baik pemerintah Prancis dan Inggris mencoba untuk menggambarkan masing-masing sebagai tidak bersalah dan mengeksploitasi tragedi tersebut secara politis untuk menunjuk pihak yang bersalah dan buruk.

Sejatinya, Selat Inggris dan peristiwa yang terjadi akibat upaya para pencari suaka untuk melakukan perjalanan ke pantai Inggris di jalur maritim ini selalu menjadi fokus ketegangan dan perbedaan antara Paris dan London. Pejabat di pemerintah Konservatif Inggris mengatakan upaya Prancis untuk mengatasi krisis tidak memadai meskipun ada bantuan keuangan.

Prancis memberikan jawaban menolak atas surat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron tujuh hari kemudian.

Sebaliknya, para pejabat Paris telah mengkritik London karena berjanji untuk memberikan bantuan keuangan kepada Prancis untuk mencegah pencari suaka menyeberangi Selat Inggris ke Inggris.

"Baik Inggris maupun Prancis tidak memiliki kemauan politik untuk menyelesaikan krisis pengungsi dan pencari suaka di Selat Inggris. Kematian pencari suaka baru-baru ini di kanal ini benar-benar dapat diprediksi dan dihindari," kata Bella Sanki, kepala kelompok pembela para pencari suaka di Inggris.

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mempublikasikan suratnya kepada Presiden Prancis di laman Twitter-nya untuk memberi lebih banyak tekanan pada Paris dan melempar bola ke lapangan Prancis.

Namun, reaksi Macron terhadap tindakan Johnson juga belum pernah terjadi sebelumnya. Di ibu kota Kroasia, Zagreb, Macron memberi tahu penasihatnya bahwa Boris Johnson, alih-alih melakukan pembicaraan yang masuk akal, selalu memulai sirkus dan sangat disayangkan bahwa negara besar dijalankan oleh badut.

Hal ini telah menyebabkan kemarahan di kalangan pejabat London. George Freeman, seorang anggota Kabinet Inggris, mengatakan bahwa pernyataan Presiden Prancis tentang Boris Johnson tidak "membantu" dan mengecewakan kami.

Boris Johson, Perdana Menteri Inggris

"Tentu saja perdana menteri kita bukan badut," katanya.

Dengan demikian, ketegangan antara Prancis dan Inggris kini telah mencapai tingkat pemimpin kedua negara, dan dapat diprediksi bahwa proses sengketa Paris-London akan semakin dalam dan mendalam.

Tags