Operasi Terus Dilakukan untuk Membersihkan Kota Almaty dan Menangkap Teroris
Dengan kembalinya ketenangan di kota-kota besar Kazakhstan, masalah pembersihan berbagai kota di negara itu dari orang-orang yang berafiliasi dengan gerakan teroris, terutama di Almaty, semakin meningkat.
Melanjutkan proses ini, penangkapan teroris yang beroperasi untuk tujuan tertentu menjadi agenda pemerintah Kassym-Jomart Tokayev dan pasukan keamanan Kazakhstan. Protes rakyat baru-baru ini di Kazakhstan, tidak hanya mengkhawatirkan pemerintahan Tokayev, tetapi juga mencemaskan Rusia dan negara-negara Asia Tengah.
Beberapa pengungkapan dari peristiwa sepekan terbaru ini di Kazakhstan menunjukkan bahwa pasukan domestik pro-Barat dan pro-Turki yang tidak puas, selain berusaha merebut kekuasaan politik di Kazakhstan, telah berusaha untuk mengimplementasikan kebijakan negara-negara Barat dan Zionisme Internasional di negara terbesar di Asia Tengah.
Dalam hal ini, Perdana Menteri Kyrgyzstan Akylbek Zhaparov sekali lagi telah memperingatkan terkait masuknya teroris dan pergerakan mereka melalui perbatasan negara-negara kawasan.
Baca juga: Putin Peringatkan Kondisi Kazakhstan
Sekaitan dengan kondisi tidak menguntungkan Kazakhstan, Akylbek Zhaparov dalam pidatonya mengatakan:
"Tragedi baru-baru ini di Kazakhstan membuktikan fakta bahwa anasir destruktif, dengan memanfaatkan proses internal negara-negara di kawasan berusaha untuk melakukan berbagai kegiatan gabungan teroris mereka untuk melemahkan pemerintah, keamanan, dan integritas teritorial negara-negara di kawasan lalu menciptakan atmosfer kekacauan dan kejahatan yang tak terkendali di Asia Tengah."
Pernyataan Perdana Menteri Kyrgyzstan mengungkapkan keprihatinan pemerintah Bishkek atas peristiwa baru-baru ini di Kazakhstan. Tidak diragukan lagi, reaksi pejabat tinggi Kyrgyzstan ini harus dianggap sebagai salah satu contoh keprihatinan yang diungkapkan oleh negara-negara di kawasan itu.
Negara-negara Barat dan berbagai pemerintah pro-Barat dan kekuatan yang berafiliasi dengan gerakan pro-Barat di kawasan itu telah melipatgandakan upaya mereka untuk mengintensifkan tekanan pada Rusia dan negara-negara independen lainnya di kawasan dengan menciptakan kekacauan di kawasan Asia Tengah.
Dengan kembalinya ketenangan di kota-kota besar Kazakhstan, masalah pembersihan berbagai kota di negara itu dari orang-orang yang berafiliasi dengan gerakan teroris, terutama di Almaty, semakin meningkat.
Tujuan negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Inggris dan beberapa negara Eropa, adalah untuk menyerang negara-negara independen di kawasan, terutama Rusia, dan meningkatkan pengeluarannya di Asia Tengah.
Sejak awal protes rakyat di Kazakhstan dengan dalih kenaikan harga gas untuk mobil, pemerintah Tokayev dan negara-negara independen seperti Iran, Rusia dan Cina telah mengungkap peran pemerintah asing dan agen yang berafiliasi dengan pihak asing dalam insiden ini.
Pada kenyataannya, protes rakyat di kota-kota besar Kazakhstan memberikan alasan bagi para penentang kebijakan Rusia di negara itu untuk menciptakan kerusuhan dengan bantuan negara-negara asing.
Dalam hal ini, Sheikh Orkhan Mohammadov, analis dari Republik Azerbaijan mengatakan, "Rusia telah menggagalkan konspirasi Inggris di Kazakhstan."
"Dengan menyalip rencana musim panas Kazakhstan tahun ini, Rusia telah menggagalkan rencana Inggris dan Turki untuk merebut semua sumber kekuasaan dan kekayaan serta saluran komunikasi internasional di Kazakhstan," ungkap Mohammadov.
Baca juga: Ghezeljeh: Stabilitas di Kazakhstan sangat Penting bagi Iran
Inggris, dengan bantuan Turki dan beberapa kekuatan yang berafiliasi dengan urusan internal di Kazakhstan, akan menggulingkan pemerintahan Kassym-Jomart Tokayev dengan protes rakyat dan kembali mendirikan pemerintahan yang pro-Barat dan pro-Turki di negara Asia Tengah ini.
Proyek ini dijadwalkan akan diluncurkan musim panas ini. Namun Rusia menyadari konspirasi tersebut dan menggagalkan rencana bersama Inggris-Turki di Kazakhstan.
Secara umum, peristiwa baru-baru ini di Kazakhstan, perlu dicatat bahwa campur tangan pemerintah asing dalam urusan negara-negara Asia Tengah telah menjadi masalah bagi negara-negara ini. Pada saat yang sama, kekuatan global dan regional mencoba mengubah negara-negara Asia Tengah menjadi arena persaingan regional dan internasional.
Jelas, pemerintah Asia Tengah harus berhati-hati dengan perilaku mereka dan tidak mempercayai pemerintah Barat dan negara asing yang masuk dalam bentuk teman.