Mengapa Austria Menolak Keanggotaan Ukraina di UE ?
(last modified Mon, 25 Apr 2022 03:19:21 GMT )
Apr 25, 2022 10:19 Asia/Jakarta

Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg menentang keanggotaan penuh dan permanen Ukraina di Uni Eropa dan menyerukan langkah-langkah lain untuk memperkuat kerja sama antara Ukraina dan Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Austria baru-baru ini mengatakan pada konferensi media Eropa bahwa Ukraina tidak boleh ditawari keanggotaan UE.

Ditanya mengapa Ukraina tidak boleh menerima status keanggotaan UE pada bulan Juni, menteri luar negeri Austria menyinggung situasi di Balkan Barat. Karena saat ini, negara-negara Balkan Barat sedang dalam proses bergabung dengan UE.

Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg

Mendapat keanggotaan UE merupakan proses yang memakan waktu, di mana proses yang harus dilalui oleh beberapa negara Balkan Barat untuk bergabung dengan Uni Eropa dapat dikatakan bahwa perjalanannya masih panjang.

Meskipun Austria, sebagai anggota lama Uni Eropa, mendukung pendalaman hubungan antara Uni Eropa dan Ukraina, Austria menentang keanggotaannya dan menyerukan cara lain, seperti bergabungnya Kiev dengan Wilayah Ekonomi Eropa atau mempertahankan kondisi yang ada saat ini.

Pada dasarnya, belum ada pandangan positif tentang keanggotaan Ukraina di Uni Eropa.

Ukraina sebelumnya ingin bergabung dengan Uni Eropa, tetapi permintaan ini semakin meningkat dengan pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina. Pasca invasi Rusia ke Ukraina, Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina meminta negaranya segera diterima keanggotaannya di UE.

Zelensky menekankan bahwa bangsa Ukraina berhak menjadi anggota lembaga Eropa ini, dan konfirmasi keanggotaannya dalam blok ini akan menunjukkan dukungan untuk Kiev.

"Penggabungan Ukraina ke Uni Eropa dan NATO adalah tujuan strategis bagi kami," kata Petro Poroshenko, mantan Presiden Ukraina.

Namun, Uni Eropa belum bereaksi positif dengan segera merealisasi permintaan Zelensky.

Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg menentang keanggotaan penuh dan permanen Ukraina di Uni Eropa dan menyerukan langkah-langkah lain untuk memperkuat kerja sama antara Ukraina dan Uni Eropa.

Penolakan transparan Jerman, sebagai negara paling penting di Uni Eropa dan ekonomi terbesar di Eropa, dan sekarang sikap Austria, telah menghancurkan harapan presiden Ukraina untuk keanggotaan segera di blok tersebut. Tidak ada lagi prospek positif dalam masalah ini.

Sekalipun Parlemen Eropa menyetujui permintaan Ukraina untuk keanggotaan di Uni Eropa pada Maret 2022, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa ini adalah proses yang memakan waktu dalam menanggapi permintaan Ukraina untuk keanggotaan di Uni Eropa.

Von der Leyen di akhir bulan Februari mengatakan bahwa rakyat Ukraina milik keluarga Eropa, tetapi keanggotaan dalam blok itu memiliki proses yang harus diikuti.

"Sejatinya, seiring waktu, mereka menjadi milik kita dan kami menginginkan mereka (di Uni Eropa)," kata Von der Leyen pada akhir Februari.

Mengingat kriteria dan standar Uni Eropa dan jarak yang sangat jauh dari standar ini, terutama di bidang pemberantasan korupsi dan maladministrasi, pada dasarnya tidak mungkin untuk memenuhi permintaan Zelensky agar Ukraina segera menjadi anggota Uni Eropa.

Ukraina sekarang menempati peringkat 117 di dunia dalam hal korupsi dan merupakan salah satu negara paling rusak di Eropa dalam hal korupsi dan maladministrasi.

Situasi ekonomi Ukraina juga telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Semua ini telah membuat sangat tidak mungkin bahwa negara itu akan bergabung dengan Uni Eropa.

Uni Eropa dan Ukraina

Selain itu, salah satu syarat terpenting yang ditetapkan Uni Eropa bagi negara-negara yang ingin menjadi anggota adalah penyelesaian semua sengketa wilayah dan perbatasan dengan negara-negara tetangganya.

Dengan demikian, meskipun proses keanggotaan Ukraina di Uni Eropa dimulai, yang tentu saja membutuhkan konsensus semua anggotanya, tetapi realisasinya akan membutuhkan proses yang panjang dan kompleks.(sl)