Ukraina Tak Segera Terima Syarat Negosiasi, Ini Kata Presiden Rusia
(last modified Fri, 08 Jul 2022 11:33:05 GMT )
Jul 08, 2022 18:33 Asia/Jakarta
  • Presiden Rusia Vladimir Putin.
    Presiden Rusia Vladimir Putin.

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan tentang konsekuensi dari kelanjutan perang di Ukraina jika persyaratan negosiasi tidak diterima oleh pemerintah Kyiv (Kiev).

Menurut IRNA pada hari Jumat (8/7/2022), Putin menekankan bahwa dia siap untuk menggelar dialog untuk mengakhiri perang. Namun, dia memperingatkan mereka yang menolak untuk melakukannya agar mereka tahu bahwa semakin lama konflik ini berlangsung, semakin sulit untuk membuat kesepakatan dengan Rusia.

Presiden Rusia juga menuduh Barat mengobarkan permusuhan, dan mengatakan bahwa Eropa dan AS ingin Ukraina berperang dengan kami hingga akhir.

Sebelumnya, Deputi Wakil Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dmitry Polyansky menekankan kesiapan negaranya untuk melakukan negosiasi dengan Ukraina.

Dia menilai alasan utama di balik penarikan Kyiv dari proses negosiasi adalah campur tangan AS dan Inggris dan tidak adanya konvergensi yang serius di antara para pejabat Ukraina.

Rusia telah memperingatkan bahwa jika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan semua orang yang memprovokasi dia tidak siap untuk negosiasi, konsekuensi tragis dari keputusan ini akan ditanggung oleh mereka.

Rusia menuduh Ukraina menghentikan pembicaraan damai. Pihak Ukraina menekankan bahwa mereka akan kembali ke meja perundingan hanya ketika berada dalam posisi negosiasi yang lebih kuat.

Pada 24 Februari 2022, Rusia memulai operasi khusus militer di Ukraina menyusul tindakan provokatif NATO di perbatasan negara itu.

Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, alih-alih mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan dan menghentikan konflik di Ukraina, tetapi justru mengirimkan peralatan militer dan persenjataan ke Ukraina yang semakin mengobarkan perang.

Mereka juga memberlakukan tekanan dan sanksi terhadap Rusia. Langkah ini semakin memicu berlanjutnya konflik di Ukraina. (RA)

Tags