Prancis Khawatir Pemutusan Gas Rusia
-
Gas
Pejabat Prancis mengaku khawatir atas pemutusan impor gas dari Rusia.
Setelah serangan Rusia ke Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi kepada Rusia dan menuntut penurunan ketergantungan gas Moskow.
Di sisi lain, Kremlin saat merespon langkah ini meminta negara-negara non-sahabat untuk membayar impornya dengan Rubel.
Berdasarkan mekanisme pembayaran baru Rusia, para pembeli gas negara-negara non-sahabat yang menjatuhkan sanksi kepada Moskow harus membuka rekening bank di Bank Gazprom.
Sanksi Amerika dan sekutunya terhadap Rusia terjadi ketika Barat meski melakukan berbagai langkahnya ini, masih khawatir bahwa eskalasi sanksi terhadap Rusia di sektor ekonomi khususnya minyak dan gas akan merusak kondisi ekonomi Eropa dan pasar energi global.
Berbagai sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia sampai saat ini telah menimbulkan banyak kesulitan bagi ekonomi Eropa.
Seperti dilaporkan YJC Rabu (31/8/2022), Presiden Prancis Emmanuel Macron menuntut sidang Dewan Pertahanan Nasional untuk mengkaji dampak dihentikannya pengiriman gas Rusia ke Prancis.
Perdana Menteri Prancis, Élisabeth Borne di sebuah acara televisi terkait hal ini mengungkapkan, "Pemutusan gas, tidak akan mencakup konsumsi keluarga, kami tidak akan memutus gas bagi keluarga Prancis, namun terkait perusahaan kami yang menjadi konsumen terbesar, ada kemungkinan pemutusan."
Seorang petinggi Prancis menuding Rusia memanfaatkan gas sebagai senjata.
Perusahaan Gazprom Rusia Selasa menyatakan, pengiriman gas ke perusahaan energi Rusia akan dihentikan mulai Kamis.
Perusahaan energi Prancis di statemen singkatnya menyatakan, perusahaan raksasa Gazprom Rusia menginformasikan pemangkasan tambahan dan segerad i penyerahan gas ke perusahaan ini karena friksi antara kedua pihak terkait pelaksanaan kontrak. (MF)