Upaya Sejumlah Media Baku Rusak Hubungan Iran dan Azerbaijan
Seorang bersenjata pada hari Jumat (28/1/2023) menyerang Kedubes Republik Azerbaijan di Tehran.
Sekaitan dengan insiden ini, otoritas Republik Islam Iran mengutuk serangan bersenjata tersebut dan berjanji menindaklanjuti masalah ini dengan transparan.
Sekaitan dengan ini, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, menyusul serangan oknum bersenjata ke Kedubes Republik Azerbaijan dengan motif yang sepenuhnya pribadi, menegaskan kesiapan Tehran untuk memperjalas dimensi indisiden Kedebus Baku ini.
Selain itu, Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi selah mendengar berita menyedihkan ini, langsung menginstruksikan penyelidikan total. Berbagai otoritas terkait dengan masalah ini juga menekankan janji untuk menyelidiki dan menindaklanjuti berkas pelaku serangan.
Menlu Iran saat jumpa pers membantah isu pengosongan Kedubes Republik Azerbaijan di Tehran dan mengatakan, "Kami akan berusaha supaya level hbungan yang ada tetap dipertahankan, ketenangan mental akan pulih ke lingkungan psikologis, dan keputusan terbaik akan diambil." Menlu Iran juga menolak tegas insiden ini sebuah aksi teroris, dan mengatakan, "Insiden ini dipicu oleh motif pribadi."
Sekaitan dengan ini, dalam kontak telepon Amir-Abdollahian dengan sejawatnya dari Republik Azerbaijan, Jeyhun Bayramov, usulan kerja sama Iran antara lembaga keamanan dan peradilan kedua negara terkait penyerangan kedutaan disambut baik dan diapresiasi oleh pihak Azerbaijan.
Tekad otoritas Republik Islam Iran untuk mengatasi masalah ini dan menyatakan posisi yang jelas bersama dengan kecaman atas tindakan bersenjata ini adalah untuk menjaga hubungan bilateral dan mencegah kehancuran hubungan antara dua negara Muslim yang bertetangga. Sebelumnya, otoritas Tehran selalu menekankan untuk menjaga hubungan timbal balik dalam menghadapi tekanan media yang tidak perlu dan perang verbal yang dilakukan untuk menghancurkan hubungan timbal balik. Meskipun demikian, pernyataan yang dianggap buruk dan serangan media Baku berlangsung dengan cara yang begitu serius dan mendesak sehingga dapat merusak hubungan bilateral.
Kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa seiring dengan serangan hebat, media Baku terus-menerus menggunakan kebohongan dalam tindakan yang tidak konstruktif. Sementara pelaku serangan ke Kedutaan Besar Republik Azerbaijan di Tehran telah mengakui bahwa pada bulan Maret tahun lalu, istrinya pergi ke Kedutaan Besar Republik Azerbaijan di Tehran, tetapi dia belum kembali ke rumah selama hampir setahun. Media Baku diam dalam hal ini. Bahkan otoritas Baku lebih memilih untuk tetap diam dan berbohong menghubungkan peristiwa pahit ini dengan masalah teroris.
Pada saat yang sama, media Baku, dalam tindakan pencegahan dan tergesa-gesa dalam berita awal mereka, mengaitkan penembakan seseorang dengan alasan pribadi ke kedutaan Republik Azerbaijan di Tehran sebagai serangan teroris dan mencoba menghubungkan peristiwa ini ke institusi pemerintah Iran. Jelas bahwa cara menyebarkan berita tentang analisis yang salah ini mengarahkan opini publik Republik Azerbaijan ke skenario yang telah direncanakan sebelumnya. Meskipun skenario ini tampak salah dan mencurigakan.
Sementara itu, sejumlah rezim tidak sah dan pemerintah asing mendorong pemerintah dan rakyat Muslim dan Syiah Republik Azerbaijan untuk lebih menghancurkan hubungan kedua negara tetangga, di mana hal ini tidak selaras dengan kepentingan nasional Iran dan Republik Azerbaijan.
Meski ada upaya tak jantan dan pengecut media-media Baku, Hossein Amir-Abdollahian usai menjenguk korban terluka di insiden serangan ke Kedubes Republik Azerbaijan di Tehran, di akun Twitternya menulis, "Selama kunjungan ke rumah sakit, Saya mendapat informasi mengenai proses pengobatan dan perawatan staf Kedubes Republik Azerbaijan. Selain itu, selama kontak telepon dengan Saudara Jeyhun Bayramov, Saya menyampaikan pesan belasungkawa Presiden Raisi."
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian juga menulis, "Republik Islam Iran siap bekerja sama untuk memperjelas dan mengungkap dimensi peristiwa ini. Saya mengucapkan belasungkawa kepada pemerintah dan bangsa sahabat serta saudara kami atas peristiwa pahit ini."
Statemen ramah menlu Iran ini bukan saka tidak dirilis dan dipublikasikan oleh media-media yang berafiliasi dengan arus Zionisme internasional dan Turkisme, bahkan media-media Baku berusaha merilis dan menganalisa berita untuk kepentingan asing. Mungkin saja metode penciptaan musuh dan mengenalkan musuh rakyat Muslim Republik Azerbaijan sebagai teman untuk jangka pendek tidak akan banyak menimbulkan pengaruh bagi kepentingan nasional rakyat Aras utara, tapi tak diragukan lagi bahwa untuk jangka menengah dan panjang, hal ini akan sangat merugikan kepentingan nasional Republik Azerbaijan. (MF)