Feb 02, 2023 19:06 Asia/Jakarta
  • Peneliti Spanyol Carlos Paz
    Peneliti Spanyol Carlos Paz

Seorang peneliti Spanyol menyebut Revolusi Islam Iran sebagai sebuah sistem pemerintahan konstitusional dengan struktur politik benar-benar baru yang berlandaskan Alquran, dan merupakan hasil pemikiran filsafat yang dalam.

Carlos Paz, Kamis (2/2/2023) mengatakan, "Revolusi Islam tahun 1979 di Iran, merupakan sebuah gempa politik tak terduga yang mengguncang dunia."

Ia menambahkan, "Setelah Revolusi Islam di Iran, Barat baru sadar bahwa kemungkinan untuk terus mengeruk sumber daya alam Iran dengan metode di era Rezim Shah sudah hilang. Masalah ini membuat mereka putus asa, dan ini menjadi cikal bakal permusuhan abadi yang diperluas oleh media."

Menurut Carlos Paz, lebih dari 100 tahun para penguasa Amerika Serikat merampas kehendak rakyatnya, Eropa juga, setelah pertengahan kedua Abad 20 atau tepatnya setelah runtuhnya tembok Berlin, mengorbankan diri untuk menjadi pendukung membabi buta kebijakan-kebijakan AS, dan dalam banyak kasus dengan mematuhi AS, ia melakukan propaganda anti-Iran, dan mendukung Israel.

"Jelas bahwa Iran meskipun korban terorisme, tapi memainkan perang signifikan dalam memerangi terorisme di kawasan, bukan hanya secara langsung tapi juga melalui pemerintah atau organisasi-organisasi lain, namun masalah ini disembunyikan secara sistematik di Barat," paparnya.

Peneliti Spanyol ini menjelaskan, "Pada kenyataannya Barat lah yang mendukung terorisme, dan mendukung negara-negara yang melindungi terorisme, serta memasok dananya, akan tetapi kami didoktrin bahwa yang terjadi adalah sebaliknya."

"Barat tidak menghargai pengorbanan orang-orang semacam Qassem Soleimani, alih-alih menghargai aktivitas-aktivitas bernilai yang dilakukannya, Barat malah menerornya, sehingga memaksa kita berpikir keras mungkin saja keberadaan terorisme bagi Barat penting untuk memecah belah Dunia Islam, dan melindungi kepentingan Israel," pungkasnya. (HS)

Tags