Uni Afrika Meminta Anggota Memutuskan Hubungan dengan Rezim Zionis
55 anggota Uni Afrika meminta anggota serikat ini untuk memutuskan hubungan mereka dengan rezim Zionis Israel dan menyebutnya sebagai penjajah.
Hak-hak rakyat Palestina yang tertindas telah diabaikan oleh rezim pendudukan Zionis selama lebih dari tujuh puluh tahun. Selama ini, rezim ini telah melakukan kejahatan paling brutal terhadap rakyat Palestina.
Menurut laporan IRIB, Uni Afrika mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa negara-negara anggota tidak boleh mengakui status ilegal rezim pendudukan Zionis, yang telah menciptakan sistem kolonial dan rasis di Palestina yang diduduki.
Uni Afrika juga meminta negara-negara anggota untuk menghentikan semua pertukaran budaya, ilmiah, perdagangan, langsung dan tidak langsung dengan Zionis Israel, dan sebagai tambahan, berdasarkan resolusi PBB, langkah-langkah ini digunakan untuk memutuskan hubungan.
Perkembangan tersebut menyusul pengusiran seorang diplomat dari pertemuan Uni Afrika awal pekan ini. Zionis Israel mengutuk langkah itu dan menuduh Afrika Selatan dan Aljazair memicu ketegangan diplomatik.
Sementara itu, Uni Afrika mengumumkan tidak menerima fakta bahwa Israel menyebut pengusiran diplomatnya sebagai sesuatu yang mengejutkan.
Baru-baru ini, delegasi rezim Zionis, yang secara diam-diam memasuki pertemuan ke-36 para pemimpin Uni Afrika, diusir oleh pasukan keamanan organisasi tersebut.
Pada hari Ahad (19/2), di akhir pertemuan ini, para kepala negara Afrika mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB dan menyerukan dukungan internasional dalam hal ini.
Dalam pernyataan ini mengutuk sikap keras kepala rezim sementara Zionis yang tidak menerima rencana internasional dan Palestina untuk memulai pembicaraan damai.(sl)