Ini Respon Prancis atas Laporan Terbaru IAEA soal Iran
Juru bicara Departemen Luar Negeri Prancis, Anne-Claire Legendre Kamis (2/3/2023) merespon laporan terbaru Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait program nuklir Iran.
IAEA dalam laporan beberapa hari lalu mengumumkan bahwa tingkat cadangan uranium yang diperkaya Iran adalah 18 kali batas yang ditentukan dalam perjanjian nuklir JCPOA.
Lembaga ini dalam laporan terbarunya menyimpulkan bahwa tingkat cadangan uranium yagn diperkaya hingga 20 persen oleh Iran sebanyak 434,7 kg dalam bentuk uranium heksafluorida dan 37,7 kg dalam bentuk lain.
Laporan ini juga mengklaim bahwa tingat cadangan uranium 60 persen Iran mencapai 87,5 kg, di mana 25,2 kg lebih banyak dari laporan sebelumnya yang dikeluarkan tiga bulan lalu.
IAEA juga mengatakan tengah melakukan konsultasi dengan Iran tentang asal usul 84 persen partikel uranium yang ditemukan di fasilitas nuklir Fordow.
Menurut laporan FNA, Anne-Claire Legendre tanpa mengindahkan pelanggaran janji negara-negara Barat dalam menunaikan janjinya di bawah JCPOA, menyebut isi laporan tersebut sangat mengkhawatirkan.
"Laporan ini menunjukkan jalan yang dipilih Iran sangat mengkhawatirkan," papar Anne-Claire Legendre.
Sementara itu laman Bloomberg beberapa hari lalu mengklaim, inspektur IAEA telah menemukan partikel uranium 84 persen di Iran.
Di sisi lain, otoritas Republik Islam Iran menyebut klaim Bloomberg terhadap Tehran sebagai bagian dari pemanfaatan politik terhadap IAEA untuk menekan Iran.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi beberapa jam setelah klaim Bloomberg saat menjawab pertanyaan wartawan FNA soal klaim ini menyatakan, "Sangat disayangkan bahwa IAEA masih tetap disalahgunakan sebagai alat politik untuk menekan Republik Islam Iran."
Negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel selama beberapa tahun lalu menuding Iran mengejar tujuan militer di program nuklirnya. Sementara itu, Iran menolak tegas klaim tersebut. (MF)