Peringatan Cina kepada AS soal Penjualan Senjata ke Taiwan
(last modified Sat, 04 Mar 2023 04:13:07 GMT )
Mar 04, 2023 11:13 Asia/Jakarta

Cina memperingatkan Amerika Serikat terkait mempersenjatai Kepulauan Taiwan.

Peringatan ini dirilis ketika Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengkonfirmasi pengesahan penjualan jet tempur F-16 beserta peralatannya kepada Taiwan senilai 619 juta dolar.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri Cina langsung merespon keputusan Amerika ini dalam sebuah statemen dan menyatakan, Washington harus menghindari penjualan segala bentuk senjata kepada Taiwan. Sikap transparan dan cepat Beijing ini mengindikasikan bahwa pemerintah Cina tidak pernah berkompromi dalam masalah yang berkaitan dengan wilayahnya dan bereaksi terhadap setiap sikap dan keputusan Amerika Serikat yang dianggap berbahaya bagi kedaulatan nasionalnya.

Cina-Taiwan

Di sisi lain, meski Amerika mengakui satu Cina (One China Policy), namun Washington masih mengejar secara serius pendekatan memperkuat kekuatan militer serta kemerdekaan kepulauan ini.

Zhang Tangjun, pakar isu-isu internasional terkait hal ini mengatakan, “Sepertinya AS tidak menganggap serius peringatan Cina terkait Taiwan. Padahal Cina berulang kali memperingatkan Amerika mengenai segala bentuk intervensi di urusan internal Beijing, di mana Taiwan termasuk bagian darinya. Tapi AS dengan upaya menjual senjata dan peralatan militer canggih kepada Taiwan, tengah menguji kesabaran strategis Cina.”

Amerika mengejar beberapa tujuan dengan berturut-turut menjual senjata dan peralatan militer canggih ke Taiwan. Pertama, memandang Taiwan sebagai pasar untuk membeli senjata, yang penting bagi industri militer Amerika. Kedua, menantang Cina dan melibatkannya dalam masalah Taiwan. Dan tujuan ketiga AS, yang terutama muncul setelah krisis Ukraina, adalah memaksa Cina untuk bereaksi dengan cara yang sama seperti Rusia terhadap Ukraina.

Ini artinya Amerika tengah mensimulasi krisis Ukraina terkait Taiwan. Sementara itu, Cina dengan memilih kesabaran strategis, senantiasa mematahkan pendekatan provokatif Amerika Serikat.

Henry Kissinger, pakar isu-isu internasional terkait hal ini mengatakan, “AS tidak boleh mengabaikan peringatan dan kemungkinan respon Cina. Respon yang dampaknya tidak dapat dipahami dan dievaluasi. Oleh karena itu, AS tidak boleh melanjutkan pendekatan provokatif terhadap Cina secara berlebihan, khususnya mengenai Taiwan, karena Amerika dengan baik memahami sensitivitas Cina terkait Taiwan, dan menyadari bahwa Beijing tidak bercanda mengenai hal ini.”

Bagaimana pun juga, Amerika dengan meratifikasi penjualan peralatan militer canggih kepada Taiwan telah menunjukkan bahwa dirinya mengejar secara serius pendekatan provokatif terhadap Cina. Padahal Kepulauan Taiwan dengan baik menyadari jika meletus perang, Cina memiliki kekuatan yang cukup untuk menguasai Taiwan dalam waktu singkat, dan pembelian peralatan militer dari Amerika tidak menjamin keamanan wilayah ini.

Oleh karena itu, Beijing berulang kali memperingatkan Taiwan terkait dampak bermain di lapangan AS, karena Cina menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan pergerakan AS serta penjualan senjata kepada Taiwan dinilai sebagai pelanggaran atas kedaulatan Cina dan bertentangan dengan prinsip Satu Cina. (MF)