Bolivia Umumkan Penggunaan Yuan dalam Transaksi Internasional
Presiden Bolivia mengumumkan kesiapan negaranya menggunakan mata uang Cina, Yuan dalam transaksi perdagangan internasional.
Menurut kantor berita Reuters, Luis Arce, Presiden Bolivia Kamis (11/5/2023) pagi menyatakan bahwa dua ekonomi Amerika Latin (Brasil dan Argentina) telah setuju dengan Cina untuk menggunakan yuan sebagai mata uang transaksi perdagangan mereka.
"Kami di Amerika selama ini sangat dipengaruhi oleh Amerika. Tetapi saat ini banyak negara memiliki lebih banyak perdagangan dengan Cina, yang akan mengubah banyak hal," ujar Presiden Bolivia.
Selama beberapa bulan terakhir, sejumlah blok kawasan di dunia mulai menggunakan mata uang selain dolar AS karena ketidakstabilan dolar.
Menurut para ahli, fluktuasi tajam dalam dolar dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan nilai mata uang lokal menjadi yang paling rentan terhadap dolar AS. Akibatnya, negara mencari alternatif yang cocok untuk dolar dalam transaksi perdagangan global demi memperkuat perekonomian mereka.
Menurut pakar ekonomi internasional, pengurangan penggunaan dolar dan de-dolarisasi bukanlah isu baru. Namun tampaknya akhir-akhir ini pendekatan tersebut berjalan dengan kuat dan akan terjadi perubahan yang signifikan di masa mendatang.
Argentina baru-baru ini mencapai kesepakatan dengan Beijing untuk membayar impornya dari Cina dengan mata uang yuan.
Luis Inacio Lula da Silva, Presiden Brazil menyambut baik kesepakatan kedua negara untuk menggunakan yuan dalam pertukaran perdagangan beberapa minggu lalu selama kunjungannya ke Cina.
Pekan lalu, Alberto Fernandez, presiden Argentina melakukan perjalanan ke Brazil untuk bertemu dengan da Silva dan berkonsultasi tentang penghapusan dolar dari transaksi perdagangan kedua negara.(PH)