Sekjen PBB Khawatirkan Maraknya Hoax di Media Sosial
Sekjen PBB, Antonio Guterress memperingatkan peningkatan berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian di dunia maya.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Senin (12/6/2023) mengungkapkan keprihatinannya tentang peningkatan berita bohong dan ujaran kebencian di dunia maya, dan menganggap masalah ini sebagai kerusakan global.
Sekretaris Jenderal PBB menambahkan bahwa platform digital disalahgunakan untuk menyesatkan ilmu pengetahuan, menyebarkan informasi yang salah dan kebencian kepada miliaran orang di dunia.
"Ancaman global yang begitu nyata membutuhkan tindakan global yang jelas dan terkoordinasi, dan kita tidak boleh membuang waktu untuk mengatasinya," ujar Guterres.
Sementara itu, parlemen Prancis pekan lalu mengesahkan RUU untuk mengatur aktivitas influencer media sosial guna mencegah promosi produk dan tren berbahaya
Vivek Murthy, juru bicara utama untuk masalah kesehatan masyarakat dari pemerintah federal AS, dalam rekomendasi setebal 25 halaman mengungatkan tentang bahaya penggunaan media sosial yang berlebihan oleh anak-anak dan remaja serta, dampak negatifnya terhadap kesehatan mental mereka.
Pejabat pemerintah federal Amerika ini menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja terus-menerus terpapar konten ekstrem, tidak pantas, dan berbahaya di jejaring sosial.
Mereka yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di jejaring sosial memiliki risiko dua kali lipat masalah kesehatan mental yang lebih buruk dari gejala depresi, kecemasan, hingga aksi bunuh diri.(PH)