Menelisik Peran Rezim Zionis dalam Aksi Anti-Islam di Barat
(last modified Thu, 27 Jul 2023 03:58:41 GMT )
Jul 27, 2023 10:58 Asia/Jakarta

Rezim penjajah Zionis Israel sejak awal pembentukannya, selain merebut tanah Palestina dan melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya terhadap rakyat Palestina yang tertindas, juga menghasut banyak perang dan menciptakan ketidakstabilan dan ketidakamanan di Asia Barat.

Tidak cukup sampai di sini, rezim Zionis Israel berusaha di jalur anti-Islam serta melakukan perang psikologis dan propaganda melawan Islam dan Muslim, dan dalam hal ini, Zionis selalu mendukung setiap aksi anti-Islam.

Sikap bermusuhan Zionis Israel ini kini telah mengkristal dalam bentuk dukungan terang-terangan maupun tersembunyi terhadap aksi-aksi anti-Islam di Eropa, khususnya pembakaran Al-Qur'an di negara-negara Eropa Utara, seperti Swedia dan Denmark.

Salwan Momika

Pada hari Kamis, 20 Juli, untuk kedua kalinya dalam beberapa minggu terakhir, Salwan Momika, seorang warga Swedia keturunan Irak, menghina Al-Qur'an dengan dukungan polisi Swedia. Aksi penghinaan yang mengakibatkan reaksi negara-negara Muslim.

Sebelumnya, pada Rabu, 28 Juni, bertepatan dengan Idul Adha, dengan dukungan otoritas dan polisi Swedia, di depan sekitar 200 umat Islam, Salwan Momika membakar Al-Qur'an di luar masjid utama di Stockholm.

Penodaan Al-Qur'an ini disambut dengan kecaman luas, terutama di dunia Islam.

Dalam hal ini, Kementerian Intelijen Republik Islam Iran menerbitkan dokumen baru yang terkait pelaku penghinaan terhadap Al-Qur'an di Swedia.

Setelah pengumuman 10 Juli oleh Kementerian Intelijen Iran tentang penemuan hubungan antara agen mata-mata Zionis dan Salwan Momika, pelaku penodaan Al-Qur'an di Swedia, kementerian ini mengumumkan pada Selasa, 25 Juli, dalam pernyataan tambahan, Seiring dengan proyek kriminal penodaan Al-Qur'an oleh Salwan Momika di Swedia, rezim Zionis melakukan kejahatan besar di Tepi Barat dan Jenin, serta situasi krisis di dalam Wilayah Pendudukan, menunjukkan bahwa proyek Momika adalah misi Zionisme yang diumumkan dengan tujuan mengalihkan opini publik umat Islam dari kejahatan biadab itu.

Pada 2019, agen mata-mata Israel secara resmi merekrut Momika dan memberikan penghubung informasi untuknya.

Setelah banyak melakukan perintah Mossad, Momika mengajukan permintaan untuk dipindahkan ke negara Eropa.

Agen rezim Zionis, dengan penilaian bahwa "Momika akan menyetujui misi apa pun untuk kemungkinan tinggal di Eropa", memberinya tempat tinggal dan kemudian kewarganegaraan Swedia.

Rezim penjajah Zionis Israel sejak awal pembentukannya, selain merebut tanah Palestina dan melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya terhadap rakyat Palestina yang tertindas, juga menghasut banyak perang dan menciptakan ketidakstabilan dan ketidakamanan di Asia Barat.

Dengan demikian, jelaslah bahwa keberadaan Momika di Swedia telah diatur dan direncanakan untuk penerapan langkah-langkah anti-Islam yang diinginkan Tel Aviv.

Ini bukan pertama kalinya terungkap hubungan rezim Zionis dengan unsur-unsur anti-Islam dan tindakan Islamofobia.

Selain tindakan anti-Islam, seperti serangan berulang-ulang terhadap Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan jemaah Palestina, yang mengakibatkan syahid dan cederanya sejumlah besar dari mereka, rezim Zionis telah mencoba untuk mengubah identitas Islam dari Al-Quds yang diduduki, serta tindakan seperti menggali terowongan, di bawah Masjid Al-Aqsa, dengan dalih tindakan arkeologis, tetapi sebenarnya dengan tujuan menghancurkan bangunan suci ini.

Juga, pada 21 Juni, sejumlah pemukim Zionis yang memakai topeng, membakar sebuah sekolah, beberapa rumah dan masjid di Tepi Barat sambil menodai Al-Qur'an.

Menanggapi penghinaan Zionis terhadap Al-Qur'an, Nasser Kanaani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan, Serangan brutal Zionis terhadap masjid dan penghinaan terhadap Al-Qur'an, penghancuran rumah setiap hari, dan pembunuhan anak-anak, perempuan dan rakyat Palestina yang tak berdaya adalah tanda bahwa rezim penjajah ini tidak mematuhi garis merah apapun terkait pelanggaran terhadap kesucian agama dan hak asasi manusia.

Namun, dalam bidang Islamofobia, para kapitalis dan studio film yang berafiliasi dengan rezim zionis, khususnya di Hollywood, terus berupaya membuat film dengan tujuan menampilkan citra Islam dan Muslim yang keras dan tidak manusiawi.

Sekaitan dengan kerangka konspirasi musuh-musuh Islam, rezim Zionis dan Orientalis Yahudi, sebagai think tank gerakan ini dan Amerika Serikat sebagai fasilitator dan pendukungnya, fenomena Islamofobia dan anti-Islam serta kekerasan terhadap umat Islam, terutama di negara-negara Barat dengan propaganda luas oleh media Barat, telah menyebar untuk mengasosiasikan Islam dengan kekerasan dan teror.

Stop Islamofobia

Upaya utama dari tren Barat-Zionis ini adalah untuk menghadirkan citra Islam dan Muslim yang keras dan sebagai ancaman bagi dunia, demi menciptakan dasar bagi hubungan kekerasan dengan umat Islam dan juga untuk menciptakan alasan bagi tindakan anti-Islam. seperti membakar Al-Qur'an dan menghina Nabi Muhammad Saw dengan publikasi karikatur yang menghina di majalah Prancis Charlie Hebdo.(sl)