Mengapa BRICS Perluas Keanggotaannya ?
(last modified Fri, 25 Aug 2023 06:49:23 GMT )
Aug 25, 2023 13:49 Asia/Jakarta

Naledi Pandour, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan mengumumkan bahwa negara-negara anggota BRICS telah menyepakati prinsip-prinsip utama perluasan kelompok yang terdiri dari Rusia, Cina, Brasil, India, dan Afrika Selatan.

Mengenai mekanisme dan perluasan BRICS, Menlu Afrika Selatan mengatakan, "Kami telah mencapai kesepakatan mengenai perluasan [kelompok ini]. Dalam hal ini, kami memiliki dokumen yang telah kami setujui. Dokumen ini menetapkan pedoman, prinsip, dan proses untuk memeriksa negara-negara yang ingin bergabung dengan BRICS.”

Presiden Cina, Xi Jinping juga menyambut baik gagasan perluasan keanggotaan BRICS pada pertemuan tiga hari di Afrika Selatan, dan menegaskan bahwa 20 negara telah mengajukan keanggotaan, dan banyak negara lain juga dipersilakan untuk bergabung dengan kelompok ini demi pembangunan mereka sendiri.

BRICS adalah simbol pembangunan rezim dan penataan baru di panggung internasional yang dibentuk oleh kekuatan-kekuatan baru dalam menghadapi dunia unipolar. Tuntutan bersama dari negara-negara anggota BRICS, yang menghasilkan seperempat kekayaan dunia, dan merupakan 42 persen populasi dunia, adalah keseimbangan politik dan ekonomi global yang lebih komprehensif, terutama terhadap Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Indikator terpenting dalam kelompok BRICS adalah tindakan dan fungsi ekonomi, keuangan dan moneter, serta cakupan transregional dan globalitas anggotanya serta pengaruhnya. Oleh karena itu, kelompok ini dikenal sebagai kelompok kekuatan ekonomi yang sedang berkembang.

Saat ini, selain lima anggota utama, 23 negara secara resmi dan 6 negara tidak resmi ingin bergabung dalam grup "BRICS Plus", antara lain: Iran, Indonesia, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Suriah., Maroko, Belarus, Kazakhstan, Kuba, Bolivia, Nigeria, Argentina, Venezuela, Thailand, Vietnam, Aljazair, Palestina, Ethiopia, Honduras, dan Meksiko.

Usulan pembentukan BRICS Plus pertama kali disampaikan pada pertemuan puncak kelompok ini di Cina pada tahun 2022 oleh presiden negara tersebut, Xi Jinping, sebagai mekanisme untuk mendekatkan negara-negara ke kelompok ini sebelum memberikan keanggotaan penuh.

Presiden Republik Islam Iran yang berpartisipasi dalam KTT BRICS di Johannesburg menyatakan bahwa komunikasi dengan semua negara merdeka merupakan agenda kebijakan luar negeri Republik Islam Iran. Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, "Kelompok BRICS telah mampu mempertemukan negara-negara merdeka dengan tujuan bersama yaitu kerja sama ekonomi dan memerangi unilateralisme, dan tidak diragukan lagi menjadi salah satu kekuatan baru yang memiliki banyak teman di dunia,".

 

 

Pada tahun 2009, negara-negara berkembang dan perekonomian dunia mencoba membentuk persatuan politik dan ekonomi untuk kerja sama tanpa kehadiran kekuatan Barat, yang disebut BRICS. Dengan menjadi pemimpin kelompok BRICS, Cina dan Rusia berupaya mengakhiri dominasi dolar dan kekuatan ekonomi Barat dalam hubungan perdagangan internasional.

Anggota BRICS juga telah berulang kali menyatakan keinginan mereka untuk mewakili negara-negara selatan secara lebih tepat di lembaga-lembaga internasional seperti Dewan Keamanan PBB, Dana Moneter Internasional atau Organisasi Perdagangan Dunia.

Dalam hal ini, para pemimpin BRICS pada hari pertama pertemuan kelima belas mereka di Johannesburg, ibu kota ekonomi Afrika Selatan hari Selasa memfokuskan pidato mereka pada pengurangan ketergantungan negara-negara anggota terhadap dolar demi meningkatkan hubungan ekonominya. Mereka juga berupaya meningkatkan daya tarik uang dan pinjaman dalam mata uang lokal di Bank Pembangunan Baru dari kelompok ini. Negara-negara BRICS mempunyai banyak alasan untuk menciptakan mata uang baru.

Tantangan keuangan dunia saat ini dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang agresif telah mendorong negara-negara BRICS mengkaji kemungkinan ini. Mereka ingin mengambil langkah-langkah menuju kepentingan ekonomi mereka, sekaligus mengurangi ketergantungan global pada dolar AS dan Euro.

Mengingat sifat dan tujuan BRICS, negara-negara berkembang lainnya tertarik untuk menjadi anggota kelompok ini, dan persetujuan mekanisme keanggotaan negara-negara di BRICS dianggap sebagai langkah penting penerimaan anggota baru dalam kelompok internasional tersebut.(PH)