Nov 21, 2023 10:46 Asia/Jakarta

Leo Varadkar, Perdana Menteri Irlandia mengkritik keras standar ganda Barat pada hari Minggu (19/11/2023) dan mengatakan, "Uni Eropa dan negara-negara Barat menangani masalah yang berkaitan dengan Israel dan Palestina dengan standar ganda."

Mengatakan bahwa dalam hal hak asasi manusia, tidak boleh ada diskriminasi dan hak asasi manusia harus bersifat universal, Varadkar mengklarifikasi, Uni Eropa telah mengambil pendekatan dengan mengadopsi standar ganda mengenai Palestina dan Israel.

Menurutnya, Pada saat yang sama, kami percaya bahwa Israel dan Palestina harus diperlakukan sama dalam perdebatan hak asasi manusia, dan posisi kami konsisten dengan klaim kami dalam hal ini. Oleh karena itu, kami tidak mengizinkan tentara Amerika untuk meninggalkan Bandara Shannon, atau menggunakan bandara lain di Irlandia untuk mendukung Israel.

Leo Varadkar, Perdana Menteri Irlandia

Ucapan Perdana Menteri Irlandia itu diungkapkannya setelah ribuan warga negara ini melakukan aksi unjuk rasa mendukung rakyat Palestina di Dublin, ibu kota negara ini, dan berkumpul di depan gedung Kementerian Luar Negeri Irlandia.

Kritik blak-blakan salah satu pemimpin negara Eropa terhadap standar ganda Barat, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai pemimpinnya, terhadap Israel dan Palestina sekali lagi menunjukkan sifat ganda dari perilaku dan sikap Barat terhadap berbagai isu, mulai dari terorisme dan hak asasi manusia hingga isu Palestina

Sebenarnya, pemerintah negara-negara Barat telah mengambil posisi dalam berbagai isu berdasarkan kepentingan dan tujuan mereka masing-masing dan tidak ragu untuk mengambil posisi yang bertentangan dalam isu dan permasalahan tersebut.

Pendekatan ganda yang sama juga diterapkan terkait isu perang Gaza.

Sementara para pemimpin Amerika dan Eropa menyatakan penyesalan dan mengutuk keras masalah ini setelah operasi penyerbuan Al-Aqsa dan pembunuhan sejumlah pemukim Zionis di sekitar Gaza, banyak di antara mereka yang terbunuh oleh helikopter dan tentara Israel, tapi para pemimpin yang sama, mereka sama sekali tidak menaruh perhatian terhadap pembunuhan dan genosida warga Palestina di Jalur Gaza menyusul pemboman besar-besaran yang dilakukan rezim Zionis, bahkan mereka membenarkan tindakan biadab tersebut dengan dalih prinsip pertahanan diri yang dilakukan Israel.

Sejauh ini, lebih dari 13.000 orang telah menjadi martir di Gaza, di antaranya 5.500 anak-anak dan 3.500 perempuan.

Leo Varadkar, Perdana Menteri Irlandia mengkritik keras standar ganda Barat pada hari Minggu (19/11/2023) dan mengatakan, "Uni Eropa dan negara-negara Barat menangani masalah yang berkaitan dengan Israel dan Palestina dengan standar ganda."

Selain itu, lebih dari 6.000 orang hilang dalam pemboman rezim Zionis, 4.000 di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 30.000 orang terluka dalam serangan rezim Zionis di Gaza.

Jumlah besar martir dan korban luka Palestina ini tidak menimbulkan rasa penyesalan atau kecaman di kalangan pemimpin Amerika, Jerman, Inggris dan Prancis yang mengaku pembela hak asasi manusia.

Faktanya, dukungan keamanan dan militer Barat, khususnya Amerika Serikat, kepada Israel dengan dalih membela diri, praktis menjadi lampu hijau dan izin bagi rezim ini untuk membunuh secara brutal anak-anak dan perempuan Palestina.

Dmitry Polyansky, Deputi Dubes Rusia untuk PBB mengatakan, Perang Gaza menunjukkan perilaku ganda negara-negara Barat, dan mereka bahkan tidak berani menyebut tindakan Israel sebagaimana adanya.

Pada saat yang sama, beberapa sikap munafik pejabat senior Barat telah menimbulkan kritik luas terhadap mereka.

Antara lain, Ursula von der Leyen, Ketua Komisi Eropa menekankan pada konferensi tahunan para duta besar UE di Brussels pada tanggal 6 November bahwa Israel memiliki hak untuk melawan Hamas.

Von der Leyen sekaligus mengaku hatinya terluka atas kehancuran dan jatuhnya korban jiwa di Jalur Gaza. Ucapannya itu menjadi bahan perbincangan netizen hingga banyak netizen yang menjulukinya sebagai wanita paling pembohong di Eropa.

Dengan banyaknya postingan yang menyebut von der Leyen pembohong, para pengguna dunia maya menyebut dia sebagai orang yang memberi lampu hijau kepada Israel untuk membunuh perempuan dan anak-anak Gaza.

Ursula von der Leyen, Ketua Komisi Eropa

Clare Daly, anggota Parlemen Eropa, menulis di X, Presiden Komisi Eropa von der Leyen secara kriminal memberikan otoritas penuh kepada Israel untuk menampilkan kekerasan yang mengejutkan dengan judul "pertahanan diri".

Hal yang penting adalah bahwa tidak seperti pemerintah dan pemimpin Barat yang sepenuhnya mendukung rezim Zionis dan kejahatannya terhadap Palestina, banyak orang dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah menyatakan protes mereka terhadap genosida warga Palestina di Gaza dengan berpartisipasi dalam aksi demonstrasi besar-besaran, mengutuk sikap diam pemerintah negara-negara Barat.(sl)

Tags