Washington Post Ungkap Konflik Kabinet Netanyahu dan Biden
Surat kabar Washington Post mengungkapkan konflik antara kabinet Benjamin Netanyahu dan Joe Biden dengan menulis bahwa ekstremisme koalisi sayap kanan kabinet Israel menciptakan hambatan dan melemahkan rencana pemerintahan Joe Biden di Asia Barat.
The Washington Post dalam sebuah artikel yang dipublikasikan hari Rabu (10/1/2024) melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken selama perjalanannya ke Timur Tengah baru-baru ini menyampaikan pesan para pemimpin Arab kepada otoritas rezim Zionis mengenai pengurangan kekerasan di Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Sambil mengulangi dukungan Amerika terhadap rezim Zionis, Blinken juga mengabaikan inisiatif Afrika Selatan di Mahkamah Internasional yang menyebut Israel melakukan genosida.
Menurut artikel Washington Post, isu yang mengkhawatirkan adalah kemungkinan meluasnya cakupan perang Gaza ke kawasan.
Jumlah syuhada Palestina meningkat, serta ketegangan di perbatasan utara dengan Lebanon meningkat dan pasukan Zionis setiap hari berkonflik dengan Hizbullah.
Dalam kelanjutan artikel ini disebutkan bahwa rencana pemerintah Amerika Serikat pasca perang meliputi interaksi dan investasi negara-negara Arab di kawasan, pengembalian kedaulatan Gaza kepada Otoritas Palestina dan rekonstruksi Gaza, serta solusi politik pembentukan dua negara.
The Washington Post menyatakan bahwa pemerintahan Biden menghadapi hambatan dan rintangan dalam perjalanannya dari koalisi sayap kanan di kabinet Netanyahu, sehingga sulit untuk menyajikan rencana regional untuk menyelesaikan krisis tersebut.
Perdana Menteri sayap kanan rezim Zionis dan sekutunya termasuk Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Nasional dan Bazalel Smotrich selaku Menteri Keuangan rezim Zionis telah memfokuskan aktivitas politik mereka untuk menentang solusi dua negara.
Mereka juga mendukung perluasan pemukiman di Tepi Barat, bahkan Gaza yang dilanda perang. Selain itu, kelompok garis keras Israel menyerukan pemindahan besar-besaran warga sipil Palestina dari Gaza.
Di akhir artikel Washington Post ditegaskan bahwa skenario seperti itu jauh dari kebijakan yang diinginkan pemerintahan Biden di kawasan Asia Barat. (PH)