Amerika Tinjauan dari Dalam, 12 Februari 2024
(last modified Mon, 12 Feb 2024 12:55:43 GMT )
Feb 12, 2024 19:55 Asia/Jakarta
  • Pejuang Hizbullah Lebanon
    Pejuang Hizbullah Lebanon

Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; AS kepada Israel: Serangan ke Hizbullah, Kesalahan Strategis.

Selain itu, masih ada isu lain seperti;

  • Pentagon: 146 Tentara AS Terluka Diserang Kelompok Perlawanan
  • Gedung Putih: Masalah Pendirian Negara Palestina Sangat Serius
  • AS Akui Tak Beritahu Irak soal Serangan Militer ke Negara Itu
  • AS: Negara Palestina Berdiri, Keamanan Israel Terjamin
  • Gedung Putih Tolak Permintaan Bantuan Keuangan Tambahan Israel

AS kepada Israel: Serangan ke Hizbullah, Kesalahan Strategis

Pemerintah Amerika Serikat, memberitahu para pejabat Rezim Zionis, bahwa segala bentuk operasi militer luas terhadap Hizbullah Lebanon, akan menjadi kesalahan strategis.

Situs berita Axios, Selasa (6/2/2024) melaporkan, pemerintah AS, dan empat negara Eropa, sekutunya berharap beberapa minggu ke depan, serangkaian komitmen akan diumumkan oleh Israel dan Hizbullah, untuk meredakan ketegangan di perbatasan.

Image Caption

Menurut Axios, mencegah perang antara Israel dan Hizbullah, merupakan tujuan kunci bagi pemerintahan Presiden AS Joe Biden, dalam upayanya mencegah perang Gaza, meluas dan berubah menjadi konflik regional.

Pemerintah Gedung Putih, mengaku prihatin dengan eskalasi konflik bulan lalu, dan mengatakan kepada Israel, bahwa Washington, tidak meremehkan kemampuan Tel Aviv, untuk memukul Lebanon.

Akan tetapi, imbuh Axios, pemerintah Amerika Serikat, memberitahu Israel, bahwa operasi militer besar-besaran terhadap Hizbullah Lebanon, adalah sebuah kesalahan strategis.

Para pejabat Rezim Zionis, seperti dikutip Axios, mengaku bahwa Israel, tidak ingin berperang dengan Lebanon, tapi mengkhawatirkan upaya Hizbullah, untuk melancarkan serangan luas ke Israel.

Menteri Perang Rezim Zionis Yoav Gallant, kemarin mengatakan, jika perang di utara (perbatasan Lebanon) pecah, maka Israel, akan menanggung biaya besar, meskipun akan lebih sulit bagi Lebanon dan Hizbullah.

Pentagon: 146 Tentara AS Terluka Diserang Kelompok Perlawanan

Departemen Pertahanan Amerika Serikat, mengatakan, dalam 210 serangan ke pangkalan-pangkalan militer negara ini di Irak dan Suriah, 146 tentara terluka, dan kondisi 11 korban luka, kritis.

Dephan Amerika Serikat, Pentagon, hari Rabu (7/2/2024) merilis data terbaru jumlah tentara negara tersebut yang terluka di Irak, dan Suriah.

Image Caption

Menurut Pentagon, sejak tanggal 17 Oktober 2023 sampai sekarang, 210 serangan dilancarkan kelompok-kelompok perlawanan ke posisi pasukan AS, di Irak, Suriah, dan Laut Merah.

Dephan AS, menjelaskan, sejak dimulainya serangan kelompok-kelompok perlawanan ke sejumlah pangkalan militer AS, di Irak dan Suriah, 146 tentara Amerika, terluka, dan 11 di antaranya kritis.

Perlawanan Islam Irak, sudah berulangkali menyerang pangkalan-pangkalan militer AS, di timur, dan timur laut Suriah, serta barat, dan utara Irak, dengan drone dan roket.

Kelompok-kelompok perlawanan Irak, menganggap Amerika Serikat, sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan Rezim Zionis, ke Jalur Gaza.

Mereka menegaskan akan terus melanjutkan serangan ke posisi-posisi Amerika Serikat, dan Rezim Zionis, selama agresi militer Israel, ke Gaza, belum dihentikan.

Gedung Putih: Masalah Pendirian Negara Palestina Sangat Serius

Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, mengatakan masalah pendirian negara Palestina, sangat serius, dan perundingan pertukaran tawanan Israel, yang dipimpin Qatar dan Mesir, sangat sensitif.

John Kirby, hari Selasa (6/2/2024) malam menuturkan, Amerika Serikat sedang mengkaji jawaban Hamas, atas usulan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Israel.

john

John Kirby

Dalam konferensi persnya yang digear di Gedung Putih, John Kirby, menegaskan bahwa pendirian negara Palestina, adalah masalah yang sangat serius.

"Masalah ini sejalan dengan pandangan-pandangan Amerika Serikat, terkait solusi dua negara," imbuh Koordinator Komunikasi Strategis, Dewan Keamanan Nasional AS itu.

Menurut Kirby, perundingan-perundingan yang dipimpin oleh Qatar dan Mesir, sangat sensitif, dan Washington, sangat berhati-hati dalam mengkaji jawaban Hamas.

Ditanya tentang pemutusan bantuan AS, ke lembaga bantuan kemanusiaan PBB untuk Palestina, UNRWA, Kirby menuturkan, "Kami sedang menunggu hasil penyelidikan atas tuduhan terhadap UNRWA."

"Berlanjutnya bantuan keuangan untuk UNRWA, adalah keputusan mandiri setiap negara, dan kami tetap memberi bantuan keuangan kepada organisasi-organisasi lain seperti Program Pangan Dunia, WFP," imbuhnya.

AS Akui Tak Beritahu Irak soal Serangan Militer ke Negara Itu

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, mengumumkan, Washington tidak memberitahu pemerintah Baghdad, soal serangan Sabtu lalu ke wilayah Irak, tapi memberitahu setelah serangan.

Deplu AS, Senin (5/2/2024) mengaku pihaknya segera memberitahu pemerintah Irak, setelah serangan ke beberapa lokasi di negara itu oleh pasukan Amerika Serikat, dilakukan.

Seorang pejabat Deplu AS, yang dikutip Washington Post, mengatakan, Menlu AS Antony Blinken, yang saat ini tengah melakukan kunjungan ke negara-negara kawasan Asia Barat, akan menekankan bahwa AS tidak ingin meningkatkan eskalasi di kawasan ini.

Pejabat AS, menambahkan, Blinken mengumumkan, serangan terbaru AS, ke beberapa target di Suriah dan Irak, hanyalah reaksi dan tidak akan berujung dengan memburuknya situasi.

Sementara seorang pejabat AS, yang lain hari Senin mengatakan, setelah serangan yang dilakukan Pentagon ke Irak dan Suriah, pasukan AS, di Suriah, tiga kali menjadi sasaran serangan.

"Pangkalan militer Amerika Serikat, Furat, di Suriah hari Sabtu dan Senin, dua kali menjadi sasaran serangan namun tidak menimbulkan korban jiwa," imbuhnya.

Menurut pejabat AS tersebut, pangkalan militer yang dekat dengan sumur minyak Al Omar, hari Minggu, diserang, tapi tidak menimbulkan korban jiwa dari tentara AS.

AS: Negara Palestina Berdiri, Keamanan Israel Terjamin

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan, penetapan agenda kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel, dan Hamas, serta jeda sementara perang Gaza, adalah hal yang sulit.

Jake Sullivan, Minggu (4/2/2024) menuturkan, solusi jangka panjang untuk mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Barat, dan untuk menciptakan keamanan bagi Israel, adalah pendirian negara untuk orang-orang Palestina.

Jake Sullivan

Menurut Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, pendirian negara Palestina, akan menjadi jaminan keamanan bagi Israel.

Ia menambahkan, "Menurut kami, kesepakatan pertukaran tawanan untuk menciptakan jeda permanen dari segala bentuk kekerasan, yang dapat berujung dengan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan mengurangi penderitaan orang-orang Palestina, adalah hal urgen."

 Sullivan menilai negosiasi-negosiasi perlahan akan terus berlangsung selama tidak dilakukan percepatan. Oleh karena itu, penetapan agenda akurat terkait kapan kesepakatan dicapai atau kapan kesepakatan-kesepakatan dicapai, adalah hal sulit.

Ia juga kembali menegaskan bahwa AS, hanya mengenal satu mekanisme permanen untuk mewujudkan perdamaian di Asia Barat, dan untuk memberikan jaminan keamanan bagi Israel.

Pejabat keamanan Amerika Serikat ini menjelaskan, mekanisme itu adalah pendirian negara Palestina, yang dapat memberikan jaminan-jaminan keamanan bagi Israel.

"Saya berpendapat, sejak tanggal 7 Oktober 2023, kebutuhan untuk membahas masalah pendirian negara Palestina, sudah sangat mendesak," pungkasnya.

Gedung Putih Tolak Permintaan Bantuan Keuangan Tambahan Israel

Gedung Putih menolak rancangan undang-undang yang memberikan bantuan keuangan dan militer sebesar sebesar 17,6 miliar dolar untuk rezim Zionis.

Kantor berita Russia Today melaporkan, Juru Bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre hari Minggu menegaskan kerja sama pemerintah AS dengan sekelompok senator di Senat AS untuk mencapai perjanjian keamanan nasional yang menjamin keamanan perbatasan dan mendukung rakyat Ukraina dan Israel.

"Meskipun perlu mejaga dan memberikan keamanan bagi Israel, yang melakukan genosida, tapi hal ini tidak boleh menjadi permainan politik.," kata Jubir Gedung Putih.

Karine Jean-Pierre

Komentar juru bicara Gedung Putih tersebut muncul setelah Ketua DPR AS, Mike Johnson meluncurkan undang-undang yang akan memberikan bantuan militer baru senilai $17,6 miliar kepada Israel sebagai bagian dari dukungan perang di Gaza, tanpa mengalokasikan bantuan ke Ukraina, dan diharapkan akan disetujui dalam beberapa hari.

Dalam sebuah surat yang dikirim ke DPR AS dari Partai Demokrat dan Partai Republik pada hari Sabtu, Johnson mengkritik mayoritas anggota DPR dari Partai Republik karena mengabaikan negosiasi mengenai bantuan kepada Israel dan Ukraina, dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kecepatan yang diperlukan untuk membantu Israel dalam perang Gaza.

Seiring dimulainya gelombang baru agresi militer rezim Zionis di Jalur Gaza, pemerintah Amerika telah meningkatkan bantuan menyeluruh kepada rezim Zionis, terutama pengiriman segala jenis senjata, amunisi dan bom untuk mendukung kejahatan Zionis pada hari-hari pertama perang.

Presiden AS, Joe Biden melakukan perjalanan ke wilayah pendudukan dan bertemu serta berbicara dengan otoritas Tel Aviv untuk menunjukkan dukungannya terhadap rezim Zionis.