Feb 13, 2024 10:43 Asia/Jakarta

Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat dan kandidat utama Partai Republik untuk pemilihan umum presiden mendatang di negara ini, memperingatkan bahwa Rusia dapat "melakukan apa pun yang diinginkannya" terhadap anggota NATO yang tidak memberikan kontribusi yang cukup untuk membayar bagian mereka dari pakta ini.

Dalam pidatonya di negara bagian AS South Carolina pada hari Sabtu (10/2), Trump mengatakan bahwa pada pertemuan dengan para pemimpin NATO, presiden dari "negara besar" bertanya kepadanya, Baiklah, Pak. Jika kami tidak membayar (kontribusi kami kepada NATO) dan Rusia menyerang kami, maukah Anda mendukung kami dalam kasus tersebut?

Trump menjawab, Kamu tidak membayar? Berarti kamu bersalah? Tidak! Saya tidak mendukung Anda. Justru saya mendorong mereka untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan terhadap Anda. Anda harus membayar. Anda harus membayar tagihan Anda.

Donald Trump, mantan Presiden AS

Bulan lalu, Trump mengatakan kepada para pendukungnya di Las Vegas, Amerika membayar untuk NATO dan kita tidak mendapat banyak manfaat darinya. Jika suatu hari kita membutuhkan bantuan mereka dan kita asumsikan diserang, saya rasa mereka tidak akan membantu kita.

Posisi baru Trump mengenai kemungkinan serangan Rusia terhadap anggota NATO dan ketidakpedulian Amerika terhadap hal tersebut sekali lagi mengangkat isu hubungan Amerika dengan NATO dan anggotanya.

Selama masa kepresidenannya, Trump berulang kali menyalahkan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) karena tidak mengalokasikan 2% dari produk nasional bruto mereka untuk pertahanan dan tidak memberikan kontribusi yang cukup terhadap biaya NATO.

Selain itu, dia bahkan menilai NATO sebagai organisasi ketinggalan jaman yang sudah tidak berguna lagi. Trump juga mengeluhkan partisipasi anggota organisasi militer Eropa ini, baik dalam membiayai pengeluarannya maupun dalam mengalokasikan dana yang cukup untuk urusan militer.

Trump telah berulang kali mengkritik bahwa Amerika Serikat secara tidak adil telah membayar lebih dari porsinya kepada NATO.

Pada akhir bulan Maret 2018, Presiden AS Donald Trump memperingatkan kepala setidaknya 10 negara anggota NATO dalam surat terpisah tentang pengabaian komitmen mereka untuk membelanjakan setidaknya 2% PDB mereka untuk belanja militer.

Dalam suratnya yang keras tersebut, dia menyatakan bahwa dia tidak akan lagi mentolerir kurangnya alokasi dana yang cukup oleh negara-negara tersebut untuk biaya militer dan pengeluaran NATO.

Kini, Donald Trump, yang kemungkinan besar akan menjadi kandidat terakhir Partai Republik pada pemilu presiden November 2024, dan disebut-sebut dalam berbagai jajak pendapat sebagai paling berpeluang untuk memenangkan pemilu November, dalam pidato pemilunya sekali lagi menyinggung pendekatan Amerika terhadap NATO.

Trump kembali menyampaikan ancamannya terhadap anggota NATO di Eropa jika mengabaikan permintaannya untuk berpartisipasi lebih banyak dalam biaya organisasi militer Barat ini, dan jika ada kemungkinan serangan Rusia terhadap anggota NATO, Washington tidak akan bereaksi dalam hal ini.

Padahal, prinsip pertahanan kolektif dan bersama merupakan inti dari NATO, yang tertuang dalam Pasal 5 AD organisasi militer ini.

Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat dan kandidat utama Partai Republik untuk pemilihan umum presiden mendatang di negara ini, memperingatkan bahwa Rusia dapat "melakukan apa pun yang diinginkannya" terhadap anggota NATO yang tidak memberikan kontribusi yang cukup untuk membayar bagian mereka dari pakta ini.

Pasal ini menyatakan, Para pihak yang hadir dalam perjanjian ini setuju bahwa serangan bersenjata terhadap satu atau lebih negara anggota di Eropa atau Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua.

Dalam kelanjutan pasal ini ditegaskan bahwa jika salah satu anggota aliansi diserang, NATO harus mengambil “tindakan yang diperlukan, termasuk penggunaan kekuatan bersenjata, untuk memulihkan dan menjaga keamanan kawasan Atlantik Utara”.

Karena masalah ini dan sikap Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bahkan kontroversial, terdapat reaksi keras di kalangan masyarakat Barat mengenai hal ini.

Ketika ditanya tentang komentar Donald Trump, Juru Bicara Gedung Putih Andrew Bates mengatakan, Mendorong pemerintah pembunuh untuk menyerang sekutu terdekat kita adalah hal yang gila dan menakutkan serta mengancam keamanan nasional Amerika, stabilitas global dan perekonomian kita dari dalam.

Namun, reaksi paling banyak dan paling kuat terhadap pernyataan Trump justru muncul di kalangan masyarakat Eropa.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengkritik pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump bahwa dia tidak akan membantu anggota NATO mana pun yang tidak memenuhi kewajiban keuangannya, bahkan jika mereka diserang oleh Rusia. Pernyataan ini akan membahayakan nyawa orang Amerika dan Eropa.

Charles Michel, Presiden Dewan Eropa menekankan perlunya segera mencapai otonomi strategis Uni Eropa dan berinvestasi di bidang pertahanan, menyusul pernyataan kritis mantan Presiden AS, Donald Trump, tentang hubungan Washington dengan sekutu NATO.

Charles Michel, Presiden Dewan Eropa

Surat kabar Amerika New York Times, dalam sebuah laporan yang merujuk pada meningkatnya kekhawatiran para pejabat senior Jerman tentang kembalinya Trump ke Gedung Putih menulis, Negosiasi informal sedang berlangsung di Berlin dan ibu kota Eropa lainnya, dan dikatakan bahwa fokus dari negosiasi ini adalah adalah kemungkinan pembubaran NATO, karena telah berbeda 180 derajat bila dibandingkan dengan pemikiran yang mendominasi koalisi ini setelah serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, yang lebih fokus pada persatuan.

Semua reaksi ini menunjukkan bahwa tidak hanya di Amerika Serikat dan Gedung Putih terdapat kekhawatiran mengenai terpilihnya kembali Donald Trump dan tindakannya di dalam dan luar negeri, tapi mitra Washington di Eropa juga memiliki ketakutan yang sama dan percaya bahwa hal tersebut akan terjadi dengan terpilihnya kembali Trump sebagai presiden akan menyebabkan perbedaan transatlantik dalam hubungan AS-Eropa, dan terlebih lagi, karena pendekatan Trump terhadap NATO, bahkan ada kemungkinan pembubaran organisasi militer Barat ini.(sl)

Tags