Picu Kekhawatiran, Penjualan Senjata Turki ke Israel Meningkat
(last modified Thu, 28 Mar 2024 11:22:05 GMT )
Mar 28, 2024 18:22 Asia/Jakarta
  • senjata Turki
    senjata Turki

Laporan yang dirilis Institut Statistika Turki, TURKSTAT terkait ekspor senjata negara ini ke Rezim Zionis, telah menciptakan kegaduhan di tengah masyarakat internasional.

Menurut laporan yang dirilis TURKSTAT, pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, di tengah serangan brutal Rezim Zionis, ke Jalur Gaza, Tepi Barat, dan wilayah Palestina pendudukan lainnya, menjual senjata ke Israel.
 
Penjualan senjata yang dilakukan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, ke Israel, telah memicu kemarahan masyarakat, dan sejumlah anggota Parlemen Turki.
 
Berdasarkan data yang dirilis TURKSTAT, Turki dalam rentang waktu November 2023 hingga Januari 2024, telah mengekspor senjata ke Israel, dengan nilai sekitar 80.000 dolar Amerika.
 
Foto-foto terkait data penjualan senjata pemerintah Turki, ke Israel, yang tersebar di media baru-baru ini menunjukkan senjata yang dieskpor Turki ke Israel, sejak Januari 2024 meliputi bubuk mesiu, amunisi, senjata dan peralatan militer lainnya.
 
Agen Industri Pertahanan Turki, SSB, dan Kementerian Pertahanan negara ini, Selasa lalu merespons masalah besar ini, dan dalam pernyataan terpisah membantah segala bentuk kerja sama di bidang industri militer dengan Rezim Zionis.
 
Kementerian Perdagangan Turki, mengklaim bahwa bubuk mesiu, dan bahan peledak yang diekspor ke Israel, dalam beberapa bulan terakhir, tidak memiliki kegunaan militer.
 
Sebelumnya 15 anggota kelompok oposisi pemerintah Turki, di Parlemen, bersama lebih dari 200 wakil rakyat dari 13 negara, mengumumkan penentangan atas ekspor senjata Turki, ke Israel, karena perang Israel, terhadap Gaza.
 
 
Presiden Rezim Zionis, Isaac Herzog, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

 

Sebagaimana diketahui, Turki, adalah negara Muslim, dunia pertama dalam sejarah yang mengakui secara resmi Israel, dan menjalin hubungan bilateral.
 
Hubungan bilateral Turki, dan Israel, dimulai pada tahun 1949, yang di kemudian hari hubungan tersebut meluas ke berbagai bidang termasuk budaya, perdagangan, dan bahkan militer.
 
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga menjadi pemimpin Muslim, pertama di dunia yang mengunjungi makam pendiri Zionisme, Theodore Herzl, di Wilayah pendudukan.
 
Rezim Zionis Israel, sejak 7 Oktober 2023 dengan dukungan total negara-negara Barat, melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza, dan Tepi Barat, terhadap warga Palestina, yang tak berdaya dan tertindas.
 
Berdasarkan sejumlah laporan, serangan Rezim Zionis, ke Jalur Gaza, sampai sekarang telah menyebabkan 32.000 orang gugur, dan lebih dari 74.000 lainnya terluka.
 
Organisasi Rezim Zionis, pertama kali dibentuk pada tahun 1917 atas rancangan imperialisme Inggris, melalui eksodus orang-orang Yahudi, dari berbagai negara ke Palestina, dan pada tahun 1948 mengumumkan keberadaannya.
 
Sejak saat itu, Rezim Zionis Israel, melakukan banyak proyek pembunuhan massal untuk melenyapkan orang-orang Palestina, dan menguasai wilayah milik mereka. (HS)