Eskalasi Islamofobia di AS Demi Mendukung Zionis
Islamofobia merupakan fenomena di Amerika yang jelas-jelas bertentangan dengan kebebasan dan menjadi faktor ketidakpercayaan generasi muda terhadap pemerintah Amerika.
Pada Hari Thanksgiving Amerika pada November 2024, tiga pelajar Palestina berusia 20 tahun yang sedang berjalan-jalan di sekitar Burlington, Vermont, tiba-tiba ditembak oleh orang asing.
Hisham Awartani, salah satu korban penembakan ini mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah. Karena ketiga pelajar tersebut mengenakan keffiyeh dan berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris, muncul spekulasi bahwa para pemuda tersebut adalah korban serangan Islamofobia.
Dalam hal ini, Middlebury College di Vermont menggambarkan penembakan itu sebagai bukti “peningkatan signifikan tindakan Islamofobia di kampus-kampus Amerika”.
Elizabeth Price, ibu Awartani mengatakan dalam sebuah wawancara radio bahwa dia membesarkan ketiga anak di Tepi Barat, tempat di mana anak-anak itu secara rutin menghadapi kekerasan Israel dan pemukim, dan bahwa dia tidak pernah percaya Hisham akan menjadi target di Amerika Serikat
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia tidak berpikir bahwa menjadi warga Palestina di Amerika berarti merasa tidak aman.
Tidak diragukan lagi bahwa Islamofobia merupakan masalah besar yang mempengaruhi Amerika Serikat dan negara-negara lain. Sering kali dirasakan bahwa nyawa umat Islam benar-benar tidak berharga karena hampir satu juta orang tewas dalam perang yang dilakukan Amerika di Asia Barat. Oleh karena itu, nyawa 36.000 warga Palestina yang terbunuh di Gaza, yang sebagian besar beragama Islam, tidak ada artinya bagi Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat, umat Islam masih rentan terhadap kekerasan, dan keselamatan serta kesejahteraan mereka terus terancam, begitu pula warga Arab dan Palestina.
Di sisi lain, sejumlah institusi Amerika menafsirkan kecenderungan terhadap Islam hampir sebagai anti-Semitisme.
Pemuda Amerika, yang menjadi pusat gerakan protes saat ini, secara signifikan melihat perjuangan untuk mengalahkan Islamofobia sebagai dasar untuk memulihkan hak-hak Palestina. Anak-anak muda ini juga tahu bahwa membebaskan Amerika Serikat dari prasangka anti-Islam berarti membebaskan rakyat Palestina dari penindasan mereka.(sl)