Analis Mesir: Independensi Pengambilan Keputusan Iran Jadi Prestise Khusus di Dunia Arab
(last modified 2024-08-18T14:01:08+00:00 )
Aug 18, 2024 21:01 Asia/Jakarta
  • Analis Mesir: Independensi Pengambilan Keputusan Iran Jadi Prestise Khusus di Dunia Arab

Seorang analis dan jurnalis terkemuka Mesir berkata, "Republik Islam Iran telah mendapatkan tempat khusus di dunia Arab karena independensinya dalam pengambilan keputusan menghadapi tekanan Barat"

Tehran, Parstoday- Abdullah al-Sunawi dalam wawancara dengan situs web Mesir mengatakan,"Tidak ada keraguan bahwa citra Iran telah membaik di mata masyarakat Arab yang telah lama bersimpati terhadap masalah Palestina dan saat ini bersimpati dengan operasi badai Al-Aqsa dan perlawanan Palestina".

"Republik Islam Iran telah menemukan tempat khusus di dunia Arab dalam badai Al-Aqsa dan juga dengan kebijakan independennya selama beberapa periode terakhir. Sebab, Iran hampir atau pasti merupakan satu-satunya negara di kawasan yang memiliki kendali atas keputusannya di Asia Barat," kata jurnalis Mesir ini.

"Iran mengandalkan dua pendekatan dalam kebijakannya Satu pendekatan dalam perjuangan melawan Amerika dan Israel, dan pendekatan lain dalam dukungan langsung terhadap isu Palestina. kedua pendekatan ini yang tidak ada pada penguasa Arab," tegasnya.

Abdullah al-Sanawi lebih lanjut menekankan, "Saya pikir tidak ada satu negara Arab pun yang menginginkan kemenangan perlawanan dalam perang dengan Israel,".

Mengenai hubungan antara Kairo dan Tehran, Al-Sanawi menjelaskan bahwa Mesir, Turki dan Iran adalah tiga pusat utama dan besar di kawasan. 

Menurutnya, suka atau tidak suka, kita tidak bisa menjauhkan berbagai pihak dari persamaan regional. Hal ini bukan berarti melupakan perbedaan, namun justru mencari cara untuk meminimalisirnya.

Penulis Mesir ini menunjukkan peningkatan hubungan Iran dan Mesir di masa kepresidenan Ebrahim Raisi, presiden Iran yang syahid, dengan menambahkan, "Sekarang waktunya hubungan antara Kairo dan Tehean kembali normal, karena kejadian ini telah membuat dunia Arab menentang. Hal ini akan memberikan peluang untuk meminimalisir segala permasalahan yang ada atau kemungkinan permasalahan yang akan datang,".

Al-Sanawi lebih lanjut menyatakan, "Ada harapan terwujudnya konvergensi antara kedua negara; Iran dan Mesir. Tetapi masalah ini mungkin terjadi dalam jangka pendek, sebelum Mesir memiliki kedaulatan penuh atas keputusannya. Keputusan ini merupakan sebuah tamparan bagi Israel dan Amerika, namun tamparan ini tidak mungkin terjadi mengingat krisis ekonomi yang terjadi di Mesir saat ini, yang mengatur keputusan-keputusan mereka,".

Sejak Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Israel melancarkan pembantaian besar-besaran baru di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas, dan menyebabkan lebih dari 40 ribu orang Palestina gugur, dan lebih dari 92.000 orang lainnya terluka.

Struktur rezim Israel didirikan pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina, dan keberadaannya diumumkan pada tahun 1948. Sejak itu, berbagai rencana pembunuhan massal dilakukan dengan tujuan genosida terhadap rakyat Palestina dan perampasan seluruh tanah mereka.

Sejumlah negara yang dipimpin oleh Republik Islam Iran, merupakan pendukung serius pembubaran rezim kolonial Israel dan kembalinya kaum Yahudi ke negara asalnya.(PH)

Tags