Lawan Kebiadaban Israel, Ini Misi Kapal Madleen untuk Selamatkan Gaza
Jun 08, 2025 19:47 Asia/Jakarta
-
kapal kemanusiaan Madleen
Pars Today – Kapal kemanusiaan Madleen (Freedom Flotilla Coalition) mulai mengarungi lautan dalam perjalanan kemanusiaan berbahaya untuk menghentikan genosida dan mematahkan blokade Israel atas Gaza.
Di tengah gempuran dan pembantaian terhadap puluhan ribu penduduk Gaza oleh Israel, sejak Oktober 2023, serta blokade menindas terhadap wilayah itu, kapal kemanusiaan Madleen, dengan keberanian luar biasa memulai perjalanan untuk membantu rakyat tertindas Gaza.
Kapal yang membawa pesan solidaritas, harapan, dan paket bantuan kemanusiaan berharga ini sekarang sudah sampai ke dekat pesisir pantai Gaza, di tengah gelombang Mediterania, mengibarkan bendera perlawanan, dan kemanusiaan.
Nama Madleen Berasal dari Mana?
Nama Madleen, adalah nama nelayan perempuan Palestina pertama di Gaza, Madeleine Kullab, dan dijadikan nama kapal ini sebagai simbol perlawanan dan perjuangan.

Siapa di Balik Misi Kemanusiaan ini?
Komite Internasional untuk Mematahkan Blokade Gaza (ICBSG) yang merupakan bagian dari Freedom Flotilla Coalition, sebuah gerakan terbentuk pada tahun 2010 untuk mematahkan blokade Gaza, dan sampai sekarang telah mengirim 36 unit kapal, bertanggung jawab mengorganisir perjalanan kapal kemanusiaan Madleen.
Kapan Madleen Mulai Berlayar?
Pada tanggal 1 Juni 2025, kapal Madleen, bertolak dari pelabuhan Catania, di kepulauan Sisilia, Italia, untuk memulai perjalanan 2.000 kilometer ke jantung Mediterania. Kapal ini sekarang sudah sampai di dekat perairan Mesir, dan menuju Gaza dengan keberanian luar biasa.

Apa yang Dibawa Kapal Madleen?
Menurut pengorganisir Madleen, kapal ini membawa bantuan yang tidak banyak tapi merupakan simbol dari bantuan-bantuan vital seperti obat-obatan, tepung, beras, susu bubuk, pakaian anak, barang-barang keperluan perempuan, peralatan desalinasi air, tongkat, dan anggota badan palsu untuk anak-anak.
Aktivis hak asasi manusia, Yasmin Acar, kepada TV Aljazeera mengatakan tujuan perjalanan ini bukan hanya menyampaikan bantuan, tapi membuka jalan untuk menyelamatkan penduduk Gaza.
Zaher Birawi, Ketua Komite Internasional untuk Mematahkan Blokade Gaza, menganggap perjalanan ini sebagai teriakan cinta, perdamaian, dan solidaritas. Protes atas kebisuan negara-negara di hadapan blokade dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar lebih dari dua juta warga Palestina.
Ia menegaskan, “Kapal ini kecil, tapi pesannya besar. Simbol rasa bertanggung jawab bangsa-bangsa merdeka, dan seruan untuk menghakhiri kejahatan ini.”
Siapa Saja yang Menyertai Madleen?
12 aktivis pemberani dari berbagai bangsa yaitu Greta Thunberg, aktivis lingkungan dan keadilan sosial dari Swedia, Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa dari Partai La France Insoumise, LFI, Prancis, Omar Fayyad, wartawan TV Al Jazeera, yang meliput perjalanan ini, Yanis Mohammadi, wartawan Prancis, Pascal Maurieras, aktivis Prancis yang berpengalaman dalam misi kapal kemanusiaan, Thiago Avila, wartawan Brasil, Baptiste Andre, dokter Prancis, Yasmin Acar, aktivis Jerman, Reva Viard, aktivis Prancis, Suayb Ordu, aktivis Turki, Sergio Toribio, aktivis Spanyol, dan Marco van Rennes, aktivis dan mahasiswa perkapalan Belanda.

Kapan Madleen akan Sampai di Gaza?
Jika semua berjalan sesuai rencana, kapal Madleen, akan tiba di 160 kilometer dari pesisir pantai Gaza hari Senin (9/6/2025). Yasmin Acar, mengatakan, kapal ini sedang berlayar di dekat pesisir pantai Mesir, dan Komite Internasional untuk Mematahkan Blokade Gaza, menyebut beberapa jam ke depan sebagai waktu yang menentukan.
Bagaimana Respons Israel?
Rezim Israel, dengan tegas mengumumkan akan mencegah masuknya Madleen, ke Gaza, bahkan mengancam akan menggunakan kekerasan sebagaimana pernah dilakukan dengan melancarkan serangan mematikan ke kapal Mavi Marmara, pada tahun 2010 dan membunuh 10 warga Turki.
Pada Mei 2025, Israel, menyerang kapal Al Dhamir, dengan drone, dan sekarang media-media mengabarkan pasukan komando laut Israel, sudah disiagakan untuk menghentikan kapal Madleen. Surat kabar Jerusalem Post, melaporkan, pasukan Israel, mungkin akan merebut kapal dan menangkap para aktivis yang ada di dalamnya.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia menilai langkah Israel tersebut melanggar hukum internasional. Rashad Al Baz, Juru bicara kapal Madleen, kepada TV Alalam mengatakan, kapal ini menjadi target serangan drone yang diduga militer Israel.
Ia menambahkan, meski beberapa kali diserang, kapal Madleen, terus melanjutkan perjalanannya ke Gaza, dan beberapa jam lalu sudah memasuki wilayah perairan Mesir.
Mengapa Israel Takut pada Madleen?
1. Takut kejahatannya terungkap: Israel tidak ingin dunia menyaksikan bagaimana penduduk Gaza berada di dalam blokade mematikan. Masuknya bantuan-bantuan independen akan mengungkap kebohongan propaganda Rezim Zionis terkait keamanan.
2. Kekalahan propaganda: bantuan-bantuan berbasis masyarakat mencatat bahwa Israel adalah penghambat utama masuknya bantuan ke Gaza, bukan Hamas. Rezim Zionis dengan dalih keamanan bahkan melarang anak-anak dan pasien menerima obat-obatan.
3. Takut dunia bersatu: gerakan-gerakan kemanusiaan akan mempersatukan masyarakat dunia dalam melawan pendudukan dan genosida Israel, sebagaimana terjadi pada kampanye BDS.
4. Mematahkan blokade ilegal: berdasarkan hukum internasional, blokade Gaza, adalah kejahatan perang dan kapal ini dengan mematahkan blokade, akan mengancam eksistensi Israel.
Mengapa Perjalanan ini Penting?
Madleen tidak hanya membawa bantuan-bantuan vital, tapi juga merupakan simbol perlawanan sosial dan teriakan protes atas kebisuan dunia di hadapan bencana Gaza. Kapal Madleen, di tengah badai ancaman, menuju Gaza dengan keberanian, perjalanan ini dapat menjadi lembaran baru dalam sejarah solidaritas kemanusiaan. (HS)
Tags