Ingris-Argentina Berunding Soal Kepulauan Malvinas: Diplomasi untuk Melanjutkan Kolonialisme
https://parstoday.ir/id/news/world-i175270-ingris_argentina_berunding_soal_kepulauan_malvinas_diplomasi_untuk_melanjutkan_kolonialisme
Pars Today - Pembicaraan telah dimulai antara Inggris dan Argentina mengenai kepulauan Malvinas yang disengketakan.
(last modified 2025-09-23T09:06:21+00:00 )
Aug 05, 2025 08:30 Asia/Jakarta
  • Argentina dan kepulauan Malvinas
    Argentina dan kepulauan Malvinas

Pars Today - Pembicaraan telah dimulai antara Inggris dan Argentina mengenai kepulauan Malvinas yang disengketakan.

Menurut laporan Pars Today mengutip majalah Economist tertanggal 6 Juli 2025, dimulainya kembali perundingan rahasia antara Kementerian Pertahanan Argentina dan Inggris, meskipun di permukaan merupakan tanda diplomasi aktif, jauh di balik semua ini, ada bau kolonialisme yang berkelanjutan dan eksploitasi yang menipu terhadap kondisi geopolitik kawasan.

Perundingan ini dimulai di bawah pengaruh kepentingan Argentina untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan upaya Inggris untuk secara informal mengkonsolidasikan pengaruhnya di Atlantik Selatan.

Meskipun Argentina masih bersikeras terkait kepemilikannya atas Kepulauan Malvinas, negara ini berupaya mengurangi pembatasan senjata yang diberlakukan oleh Inggris. Langkah ini tampaknya menunjukkan realisme diplomatik, tetapi dalam praktiknya dapat ditafsirkan sebagai penerimaan diam-diam atas pendudukan Inggris.

Menurut Economist, salah satu tujuan perjanjian ini bisa jadi untuk melawan perluasan pengaruh Cina dan mendapatkan persetujuan Amerika. Sebuah tujuan yang membutuhkan diplomasi Inggris yang terampil untuk mencapainya, bukan sebagai respons terhadap tuntutan Argentina yang sah.

Perundingan berlangsung di tengah bayang-bayang sengketa kedaulatan Kepulauan Malvinas yang telah berlangsung selama beberapa dekade dan belum terselesaikan. Kembalinya Presiden Argentina sayap kanan, Javier Milei, ke tampuk kekuasaan dan kecenderungannya untuk bersekutu dengan Amerika Serikat dan sekutu strategisnya, Inggris, telah mempercepat proses ini.

Dalam hubungan bilateral, dimulainya kembali perundingan keamanan, meskipun dipandang sebagai tanda meredanya ketegangan, sebenarnya merupakan platform untuk mengkonsolidasikan peran kolonial Inggris di kawasan tersebut. Inggris diam-diam mengupayakan penerimaan Argentina atas kehadirannya di Atlantik Selatan. Argentina juga harus berhati-hati dalam hal ini agar realisme diplomatiknya tidak mengakibatkan hilangnya prinsip-prinsip fundamental kebijakan luar negerinya.

Di tingkat regional, negara-negara Amerika Selatan, terutama anggota Mercosur, telah mendukung klaim Argentina. Namun, janji kerja sama Inggris yang samar-samar dapat menciptakan celah dalam hal ini. Argentina telah berulang kali meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendorong London bernegosiasi, tetapi tetap saja ditanggapi dengan ketidakpedulian Inggris.

Di bidang keamanan regional, perjanjian pertahanan kemungkinan besar akan mencegah konflik langsung dan dapat mengarah pada peningkatan kerja sama intelijen serta penanggulangan ancaman bersama seperti penyelundupan laut. Namun, kedekatan Argentina yang berlebihan dengan Inggris dapat berdampak negatif terhadap hubungan dengan negara-negara Amerika Selatan lainnya yang mendukung klaim Argentina.

Terakhir, faktor-faktor seperti penekanan kedua belah pihak pada posisi yang berseberangan terkait kedaulatan, pentingnya sumber daya minyak di perairan sekitar Malvinas, dan keengganan Inggris untuk bernegosiasi secara jujur tetap menjadi hambatan serius.

Dalam lingkungan seperti itu, setiap kesepakatan harus dibuat dengan kesadaran penuh akan masa lalu kolonial London dan dengan mengutamakan kepentingan nasional Argentina. Jika tidak, diplomasi "lunak" ini dapat menjadi alat untuk merebut kembali dominasi.(sl)