Apakah Jerman Sedang Mengalami Kemerosotan Ekonomi?
-
Pengangguran di Jerman
Pars Today – Jerman sebagai ekonomi terbesar di Eropa sedang menghadapi peningkatan pengangguran dan inflasi.
Peningkatan pengangguran dan inflasi telah membebani prospek ekonomi terbesar di Eropa.
Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, Jerman menghadapi prospek dampak penuh dari tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Situs jaringan berita CNBC melaporkan, Data awal menunjukkan bahwa inflasi di Jerman pada bulan Agustus lebih tinggi dari perkiraan dan tercatat sebesar 2,1 persen. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan analis yang memperkirakan inflasi di Jerman mencapai 2 persen dalam jajak pendapat Reuters.
Statistik dari Kantor Tenaga Kerja Jerman juga menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di negara itu naik menjadi 3,25 juta orang pada bulan Agustus, mencapai tingkat 6,4 persen.
Perekonomian Jerman sangat bergantung pada ekspor dan telah lama berada di ambang resesi. Produk domestik bruto negara itu tumbuh sebesar 0,3 persen pada kuartal pertama tahun ini, tetapi turun sebesar 0,3 persen pada periode berikutnya.
“Masih harus dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Eropa dan AS akan bereaksi terhadap tarif AS,” kata Carsten Brzeski, kepala makroekonomi global di grup perbankan internasional ING. “Meskipun salah satu skenarionya bisa berupa pemotongan harga di zona euro karena kelebihan kapasitas dan penjualan yang lebih lemah di AS, perusahaan-perusahaan yang aktif secara global mungkin mencoba menaikkan harga di Eropa untuk mengompensasi keuntungan yang lebih rendah di AS.”
Brzeski mengatakan kenaikan inflasi di Jerman kini telah melemahkan alasan bagi Bank Sentral Eropa untuk terus memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September.
Analisis ekonom ini menunjukkan bahwa kenaikan upah lebih kecil kemungkinannya jika pertumbuhan pasar tenaga kerja Jerman lesu. Namun, dengan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Agustus, ECB mungkin lebih berhati-hati dalam memutuskan apakah akan memangkas suku bunga.
Sekelompok penasihat ekonomi pemerintah Jerman sebelumnya menyatakan bahwa perang tarif presiden AS dan beberapa faktor lainnya akan mengurangi pertumbuhan ekonomi di negara dengan ekonomi terkuat di Eropa menjadi nol untuk tahun ketiga berturut-turut.(sl)