Akhir Era AS: Perang Abadi dan Kemunduran Kekuatan Washington
-
Presiden AS Donald Trump
Pars Today - Seorang analis Australia, yang mengkaji kemungkinan konsekuensi dari gerakan militer dan politik AS di Asia Barat dan Amerika Latin, memperingatkan bahwa terulangnya "perang abadi" di Asia Barat dapat menyebabkan kemunduran kekuatan global Washington dan melemahnya aliansinya di Asia Timur.
Peneliti dan penulis Australia Geoffrey Robertson menulis dalam sebuah catatan di situs analitis "Pearls and Irritation", Setiap perang baru di Asia Barat dapat meningkatkan biaya aliansi AS ke tingkat yang tak tertahankan dan membahayakan posisi negara ini di Asia Timur.
Mengacu pada abstain Korea Selatan di Dewan Keamanan terkait perpanjangan sanksi terhadap Iran, Robertson menganggap posisi ini sebagai tanda kesadaran Seoul akan biaya aliansi dengan Washington.
Menurutnya, Perang lain di Asia Barat tidak hanya akan menyebabkan krisis energi di Asia Timur, tetapi juga mengancam independensi strategis sekutu AS.
Dalam analisisnya, Robertson menguraikan tiga kemungkinan skenario tindakan AS di Asia Barat dan Amerika Latin: keberhasilan, kegagalan, dan jalan tengah. Menurutnya, ketiga kasus tersebut merupakan tanda-tanda "akhir abad Amerika".
Analis Australia ini menekankan bahwa pengalaman perang Vietnam, Irak, dan Afghanistan telah menunjukkan bahwa rencana-rencana besar Washington jarang menghasilkan stabilitas dan pada akhirnya membuat Amerika Serikat menanggung beban politik, ekonomi, dan moral yang berat.
Setiap perang baru di Asia Barat semakin menjerumuskan Washington ke dalam kubangan kelelahan dan erosi, memaksa sekutu-sekutunya, termasuk Korea Selatan, untuk membuat pilihan yang sulit antara tunduk kepada Amerika dan mempertahankan kepentingan nasional mereka sendiri. Dalam keadaan seperti itu, kelanjutan kebijakan agresif Amerika dapat menyebabkan "runtuhnya kekaisaran globalnya secara bertahap"," pungkas Robertson.(sl)