Mengapa Pelucutan Senjata Perlawanan Palestina Jadi Tantangan Besar bagi Trump?
https://parstoday.ir/id/news/world-i178400-mengapa_pelucutan_senjata_perlawanan_palestina_jadi_tantangan_besar_bagi_trump
Dengan dimulainya tahap pertama kesepakatan antara Hamas dan rezim Zionis, yang mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza dan pertukaran tahanan, kini tahap kedua menghadapi rintangan besar: tuntutan pelucutan senjata perlawanan Palestina.
(last modified 2025-10-16T04:56:47+00:00 )
Okt 16, 2025 11:49 Asia/Jakarta
  • Mengapa Pelucutan Senjata Perlawanan Palestina Jadi Tantangan Besar bagi Trump?

Dengan dimulainya tahap pertama kesepakatan antara Hamas dan rezim Zionis, yang mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza dan pertukaran tahanan, kini tahap kedua menghadapi rintangan besar: tuntutan pelucutan senjata perlawanan Palestina.

Menurut laporan Pars Today, Presiden AS Donald Trump yang berusaha menampilkan diri sebagai pembawa perdamaian sambil menutupi keterlibatannya dalam agresi Israel terhadap Gaza mengancam bahwa “Hamas akan melucuti senjata, atau akan dilucuti dengan kekerasan.”

Menanggapi hal ini, Mohammad al-Hindi, Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina, menegaskan bahwa kelompok-kelompok perlawanan tidak akan menyerahkan senjata mereka dan tidak akan menerima ancaman pelucutan paksa. Sementara itu, Hazem Qassem, juru bicara Hamas, menegaskan bahwa Hamas tidak akan meletakkan senjata. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa pelucutan senjata perlawanan Palestina kini menjadi penghalang utama bagi kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Mengapa AS dan Israel Bersikeras Melucuti Hamas?

Ada tiga alasan utama di balik tekanan AS dan Israel:

1. Kegagalan Israel mencapai tujuan militernya.Sejak awal perang Gaza, pemusnahan Hamas adalah tujuan strategis utama Tel Aviv. Namun setelah dua tahun perang dan ribuan korban sipil, Israel gagal mencapai tujuan itu. Kini, melalui tekanan diplomatik AS, Tel Aviv mencoba mencapai kemenangan politik yang tidak bisa diraih secara militer.

2. Kebutuhan Netanyahu untuk membangun citra kemenangan.Di dalam negeri, Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan politik dan sosial akibat kebijakan perangnya. Maka, keberhasilan memaksa Hamas menyerahkan senjata akan ia tampilkan sebagai “prestasi politik” untuk menenangkan oposisi dan publik Israel.

3. Kekhawatiran akan kebangkitan kembali Hamas.Israel khawatir, selama Hamas masih memegang senjata, kelompok itu dapat membangun kembali kekuatan militernya di Gaza.

Majalah Foreign Affairs menulis bahwa “tahap kedua rencana Trump menghadapi tantangan serius seperti pelucutan Hamas dan masa depan pemerintahan Palestina.” Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa Hamas akan berjuang habis-habisan untuk mempertahankan posisi politik dan militernya.

Mengapa Hamas Menolak Perlucutan Senjata?

Bagi Hamas, pelucutan senjata bukan sekadar isu teknis, melainkan persoalan eksistensial.Meskipun Hamas menjalankan pemerintahan sipil di Gaza, ia tetap merupakan organisasi perlawanan bersenjata dengan tujuan utama membebaskan Palestina dari pendudukan Israel.

Menyerahkan senjata berarti meninggalkan misi pembebasan Palestina.Israel, menurut Hamas, tidak akan berhenti pada batas wilayah yang kini didudukinya, sehingga pelucutan senjata hanya akan memperlemah posisi bangsa Palestina.

Selain itu, langkah semacam itu akan mengecewakan basis massa Hamas di Gaza, melemahkan dukungan rakyat, dan mengancam kelangsungan politik gerakan tersebut.

Kesimpulan: Gencatan Senjata yang Rapuh

Pelucutan senjata Hamas hampir pasti tidak akan terjadi.Sebaliknya, isu ini kemungkinan akan dijadikan alasan oleh Israel untuk melanggar gencatan senjata dan melancarkan gelombang serangan baru.

Dengan kata lain, tahap kedua perdamaian Gaza justru membuka babak baru dari konflik lama, di mana “keamanan Israel” dijadikan dalih untuk menghapus hak perlawanan bangsa Palestina.(PH)